Chereads / Tersesat di bumi lapisan ketiga. / Chapter 12 - Bab.12 Juru Kunci Agartha.

Chapter 12 - Bab.12 Juru Kunci Agartha.

Bumi Tsaqil, adalah nama untuk bumi lapisan ketig, kata-kata Jazulan ini bagaikan kisah dongeng ditelinga Andika. Tapi bukankah sekarang ia sedang berada di Agartha, sebuah negeri ajaib bawah tanah yang dipercaya sebagai negeri dongeng, atau negeri lelembut dibawah kedalaman bumi atau negeri tersembunyi yang sering disebut-sebut merupakan kota rahasia Ilahi oleh para pendeta tibet kuno, India dan masing-mading agama dari berbagai negara dengan nama yang berbeda-beda pula. Dan banyak lagi kisah tentang Agartha dari berbagai sumber. Satupun tidak ada yang nyata.

Namun, Agartha bukan bumi bawah tanah sepertibyang diceritakan, tapi lebih kepada sebuah bumi yang lain yang berdiri sendiri. Mempunyai daratan dan lautan sendiri, mempunyai matahari sendiri dan langit sendiri. Ia bagaikan sebuah bumi yang lain.

Dan sekarang dia berada di Agartha, yang bahkan menurut Jazulan hanyalah merupakan pintu gerbang menuju bumi Lapisan Ketiga. Andika membuang nafasnya yang terasa menumpuk dan tersumbat didada.

Akhirnya Jazulan pergi meninggalkan Andika yang masih termangu-mangu. Ia pamit karena masih ada sesuatu yang harus ia kerjakan.

Tanpa ucapan apapun Jazulan meninggalkan kamar Andika. Ia harus melapor pada Khulandar bahwa perintahnya telah terlaksana.

Malam itu Andika dan semua tim ekspedisi tidur dengan nyenyak. Mereka sangat kelelahan dengan semua yang terjadi hari itu. Lewat tengah malam, Andika terbangun dari tidurnya, ia sudah terbiasa bangun tengah malam untuk shalat dan berzikir. Namun ia heran ketika melihat gemerlapnya kota diwaktu tengah malam seperti ini.

Agartha begitu megah dan indah. Bagaikan bumi masa depan yang ada difilm fiksi ilmuah, penuh dengan kemajuan teknologi yang canggih. Andika berdiri dibalkon kamarnya yang ternyata berada dibibir jurang dengan pemandangan gemerlap kota ang sangat indah disepanjang lembah dan bukit.

Lalu ia teringat kepada Syeh Maulana. Hatinya merasa bimbang terpisah kamar dari mereka.

Perlahan ia membuka pintu kamar hendak mencari Kamar Sang Guru. Ia bergerak perlahan agar tidak menimbulkan suara. Alangkah kagetnya ia ketika berada diluar kamarnya. Seisi istana tampak sibuk, para pelayan bekerja hilir mudik dengan tugasnya masing-masing. Tidak ada yang memperhatikan Andika Mereka hanya mengangguk sedikit bila kebetulan berpapasan jalan dengan Andika.

Andika mencapai kamar Syeh Maulana tanpa kesulitan. Ketika ia hendak mengetuk pintu terdengar suara sang guru dari dalam, "Masuklah, pintunya tidak dikunci." ternyata Syeh Maulana telah menduga siapa di luar.

Andika masuk kedalam kamar, Di lihatnya Syeh Maulana duduk diatas sajadahnya . Tampak Khulandar duduk didepannya sedang mengikuti bacaan yang diajarkan sang guru kepadanya. Andika segera faham, itu adalah bacaan dalam shalat. Dengan tenang ia ikut duduk bersimpuh agak jauh di belakang Khulandar, Syeh Maulana sedang menyimak bacaan Khulandar. Andika segera mengerti Syeh Maulana sedang mengajarkan agama kepada Khulandar. Andika sangat kagum. Khulandar belajar dengan cepat. Syeh Maulana hanya perlu mengucapkan satu kali, lantas Khulandar langsung dapat mengingatnya.

Khulandar tampak sangat takzim kepada Syeh Maulana. Ia memperlakukannya dengan sangat hormat.

Setengah jam kemudian, Syeh Maulana menghentikan pengajarannya dan melambai pada Andika agar ikut duduk bersama mereka.

Khulandar menatap padanya dengan tatapan bersinar.

Andika datang mendekat, ragu-ragu dia duduk disisi khulandar seperti isyarat sang guru.

"Andika...ada sesuatu yang harus kamu ketahui terkait kedatanganmu kesini. Menurut Khulandar, kamu bisa sampai kesini dengan cara membuka segel sumur adalah karena kamu adalah cucu keturunan seorang Saleh yang dulu pernah datang kesini dengan kehendak Allah. Dia seorang yang alim bernama Syaikuna Abid al Karoni dan mengajarkan tauhid dinegeri ini.

Dialah yang membuat Agartha sebagai pintu gerbang untuk menyambut Sang Penghulu Alam.

Negeri Agartha ini adalah pintu gerbang menuju ke bumi Tsaqil yaitu bumi lain yang berada di lapisan ketiga, dari tujuh lapisan bumi. Seperti yang kita yakini bersama, didalam Al Qur'an, Allah telah menciptakan tujuh lapis langit dan tujuh petala bumi. Bumi Tsaqil adalah kampung halaman mereka. Penghuni lapisan ini bukan dari golongan manusia, mereka berwajah seperti manusia, tetapi dengan perwujudan anggota tubuh yang lain seperti binatang.

Untuk kamu ketahui, Syaikhuna Abid telah sampai kesini ratusan tahun yang lalu membawavcahaya Ilahi pafa bangsa Tsaqil di Agartha.

Pintu gerbang ini hanya akan dibuka oleh Abid ketika sang penghulu alam tiba. Namun Abid hanyalah manusia yang mempunyai batas umur. Ternyata sang Penghulu Alam tidak ditakdirkan untuk datang ke Agartha. Sebelum sempat sang penghulu alam datang Syaikhuna Abid telah meninggal. ia dikuburkan dibukit emas merah. Tiada yang mampu membuka gerbang selain Abid atau keturunannya. Semula Khulandar berharap sang penghulu alam akan datang dan membuka gerbang Agartha. Itulah sebabnya ia mengutus Jazulan untuk mencari sang penghulu alam. Namun sang penghulu telah berpulang pula 1000 tahun yang lalu.

Jazulan lalu mengikuti jalur keturunannya selama ratusan tahun sampai akhirnya ia bertemu dengan Syeh Maulana.

Semula mereka berharap, Syeh Maulanalah yang akan mampu membuka gerbang. Tapi tak disangka, Allah mempertemukan Jazulan dengan Andika yang memiliki darah yang serupa dengan Syaikhuna Abid. Jazulan langsung dapat mengenal keturunan Abid. Darah Abid dalam diri Andika segera dikenali dengan baik oleh Jazulan. Persis seperti Khulandar mengenal Syeh Maulana sebagai keturunan Sang Penghulu Alam.

Andika diyakini sebagai orang yang akan membuka gerbang Agartha menuju Tsaqil. Siapapun yang bisa membuka segel sumur, maka dialah kunci menuju Tsaqil.

Demikian pula dengan segel sumur pusaran. Kamulah yang telah membukanya. Jazulan adalah utusan Khulandar selama hampir 500 tahun berkelana di bumi ini.----+++

Andika terhenyak mendengar penuturan Syeh Maulana yang sesekali ditimpali oleh Khulandar dengan bahasa yang rancu.

Jadi dia adalah juru kunci Agartha? Bermimpipun ia tidak pernah menjadi seorang juru kunci Agartha . Namun pada kenyataannya, segel sumur itu dialah yang telah membukanya.

"Tapi bagaimana bisa? Melihat gerbangnya saja saya belum pernah." Sahut Andika ragu.

Ia merasa disuruh untuk terbang padahal ia tak punya sayap.

Namun Khulandar berkata," sama seperti ketika Tuan membuka segel sumur. Tuan akan tahu ketika sudah berada disana nanti."

Syeh Maulana menganggukkan kepalanya tanda setuju. Lalu dia berkata.

"Andika...apa kau tidak ingin ziarah kubur kakekmu Abid?"

Andika tersentak. Lalu mengangguk. Syeh Maulana tersenyum. Sebentar lagi pagi. Kita akan pergi ke sana bersama yang lain. Jazulan ikut bersama kita.Sekarang kembalilah kekamarmu dulu. Sebentar lagi kita shalat Subuh pertama berjamaah di Aula istana Khulandar." Beberapa saat kemudian, Syeh Maulana mengantarkan kedua tamunya sampai didepan pintu kamarnya.

Khulandar menepuk bahu Andika sebelum beranjak pergi untuk memanggil rakyatnya untuk berkumpul melaksanakan Shalat Shubuh.

----*****