Jasmine cemberut sambil mengikat tali sepatunya. Roknya yang panjang menutupi kakinya yang panjang. Ia mengambil tasnya dengan serampangan. Mbok Narsih pembantu yang mengurusnya sejak kecil tampak menyuapi sarapannya. Kalau sedang kesiangan. Daripada ga sarapan Mbok Narsih bela-belain nyuapin dari pada nonanya ga sarapan.
"Non.. kalau cemberut terus nanti manisnya hilang." Kata Mbok Narsih sambil tersenyum lucu melihat Jasmine yang morang-maring gara-gara Ia tidur bareng dengan Cha Eun Woo gadungan.
"Bodo amat. Dua Kakek-kakek menyebalkan itu sekongkol mau membuat hidup ku menderita." Jasmine mengomeli kakeknya dengan kakeknya Rendi
"Mau dinikahin sama pria tampan Kho menderita."
"Tampan apanya, wajah kaya gitu sih ga seberapa..cuma emang sih mirip sama Cha Eun Woo. Tapi tetap saja Ia orang lain."Jasmine tambah cemberut.
"Nona..Kenapa bilang dia tidak tampan? Apa Nona tidak tahu pas pertama kali melihatnya Kami kira dia hantu penunggu Villa saking tampannya. Wajahnya memang sangat mirip dengan Poto yang ada dikamar Nona.."
Jasmine tertawa terkikik membayangkan para pelayannya heboh melihat Rendi. Hmmm...Rendi cowok ganteng itu sebentar lagi akan menjadi bulan-bulanannya. Pokoknya Ia akan berusaha untuk membuat Rendi tidak betah berada disampingnya. Sehingga Ia bisa bercerai dan kembali meneruskan kehidupannya yang bahagia. Berdua dengan Kakeknya.
Kakeknya orang yang menjaganya selama ini setelah orangtuanya meninggal karena kecelakaan. Sejak orang tuanya meninggal Jasmine hanya tinggal berdua dengan Kakeknya.
"Makannya Udah ah...Aku mau pergi dulu sudah siang " Kata Jasmine sambil menyambar jaket kulitnya. Tiba-tiba dari belakang Kakeknya berteriak.
"Jasmine ..jangan naik motor pergi ke sekolahnya. Ingat besok kamu harus sudah nikah dengan Nak Rendi. Naik mobil saja"
"Aah....Kakek. Macet. Ga mau ah..mau pake motor aja"
"Naik motor lebih berbahaya daripada naik mobil. Mana motor gede lagi. Apa ga bisa Kamu nyari motor yang lebih Anggun sedikit. Kamu inikan anak perempuan."
"Kakek ini kan tidak punya cucu laki-laki..Aku satu-satunya penerus Kakek. Aku harus setangguh anak laki-laki." Jasmine menekuk tangannya seraya memamerkan otot bisep dilengannya.
Otot bisep apanya, lengan mulus,putih dan ramping begitu mana ada otot bisepnya. Cucu tunggalnya ini. Liar sedari kecil karena memang dia ditinggalkan orang tuanya sejak Ia masih berumur lima tahun. Ia lah yang merawatnya sejak kecil dibantu oleh Mbok Narsih yang merawatnya sejak bayi.
Tanpa Orangtua Jasmine tumbuh dengan karakter yang keras,manja,urakan dan seenaknya. Maklum Sebagai pembisnis Ia sering kali meninggalkan Jasmine sendirian hanya ditemani para pelayan. Istrinya sendiri sudah meninggal setahun setelah kecelakaan anaknya karena tidak bisa mengusir kesedihan atas kematian anaknya. Dan Ia sendiri harus bertahan hidup hanya demi cucunya.
Beruntungnya Jasmine adalah anak yang ceria. Walaupun Ia sempat terancam tidak naik kelas sewaktu tinggal di J karena sering terlibat tawuran antar pelajar. Untungnya Ia lalu memindahkan sekolah Jasmine ke kota B sehingga Ia masih bisa diselamatkan untuk tetap naik kelas. Anwar membawa Jasmine pindah ke Kota B yang Ia anggap kehidupan para pelajarnya relatif lebih aman.
Anwar melimpahi cucunya dengan materi yang sangat melimpah sebagai kompensasi atas ketidakhadiran dirinya di sisi Jasmine. Dan Ia memanjakan Jasmine dengan memenuhi semua keinginannya. Ia baru menyadari kesalahannya disaat Karakter keras Jasmine sudah terbentuk dan sukar untuk diluruskan.
Di Kota B ini juga tiba-tiba Ia bertemu dengan Kasmita sahabat lamanya sewaktu kuliah. Memegang bisnis yang berbeda membuat mereka tidak pernah bertemu. Kasmita bergelut di bidang Properti sementara Ia di Bidang Garmen. Anwar memiliki banyak pabrik Garmen yang tersebar hampir diseluruh Pulau Jawa. Rekanan bisnisnya berasal dari berbagai negara. Tidak seperti Kasmita yang memang sudah kaya dari nenek moyangnya. Anwar harus merintis dari nol sampai Ia mendapatkan kesuksesan dari sekarang.
Jasmine cucu semata wayangnya yang sangat cantik itu membuatnya khawatir akan keselamatannya. Makanya Ia memasukkan Jasmine ke tempat latihan Karate sejak Jasmine berusia 7 tahun. Siapa sangka keahliannya dalam ilmu beladiri malah membuat Jasmine sewenang-wenang terhadap teman-temannya.
Sewaktu di kota J beberapa kali Ia dipanggil ke sekolah karena Jasmine menghajar teman laki-lakinya. Walaupun alasan yang Ia berikan adalah karena teman laki-lakinya berniat mau mengganggunya tapi kalau menghajar sampai babak belur sih emang salah juga. Ia juga sering kali harus membayar biaya pengobatan korban Jasmine.
.
Yang terparah sekarang adalah kata Mbok Narsih sejak di tinggal di Kota B. Jasmine sering keluyuran malam menggunakan motor. Ketika Kakeknya menyelidiki Ia terkejut karena Jasmine mulai ikutan balap liar dengan anggota geng motor. Cukup... Ini harus dihentikan. Ia harus mengambil tindakan. Menikahkan Jasmine dengan orang yang tepat ia anggap sebagai jalan terbaik.
Ia memutuskan Jasmine untuk menikah sekarang juga karena khawatir kalau nunggu Jasmine selesai sekolah maka Jasmine akan terlanjur menjadi tambah berandalan.
Kriteria Rendi sangat cocok dengan tipe menantu yang Ia idamkan. Ia baik hati dan pandai berbisnis. Ia butuh seorang menantu yang bisa meneruskan kerajaan bisnisnya. Perkara ternyata Rendi sangat tampan Ia anggap itu bonus untuk cucunya. Walaupun Ia terheran-heran wajah seperti Kasmita bisa memiliki cucu yang begitu tampan dan lemah lembut. Karena Kasmita ini adalah sosok pria yang berwajah keras dan sangat jantan.
Tapi ketika disebutkan bahwa Ibunya adalah Orang Korea maka Iapun tidak heran lagi. Apalagi memang diantara semua anaknya Kasmita Ayah Rendi adalah yang paling tampan menurun dari Istrinya Kasmita yang konon katanya bekas Putri Kecantikan di zamannya.
Anwar cuma bisa geleng-geleng kepala melihat Jasmine mengeluarkan motornya. Kali ini Ia malah make motor trail dengan suara yang memekakkan telinga. Dan tidak lama suara motor mulai terdengar menulikan semua orang yang mendengarnya. Jasmine melesat dengan kecepatan tinggi membuat Anwar semakin jantungan. Sakit di dadanya sering kambuh kalau melihat tingkah Jasmine yang kerap keras kepala.
Jasmine tidak berani memasukan motornya ke dalam sekolah. Kalau ketahuan pasti Wakasek Kesiswaan Pak Dadang akan merampas motornya karena emang ga banget buat dibawa ke sekolah. Pak Dadang ini musuh beratnya.
Guru itu galak Banget, ga ada satupun yang berani melawannya. Boro-boro siswa lain. Jasmine juga rada keder menghadapi dia. Ketahuan merokok langsung disuruh push up. Kesiangan dikit langsung disuruh menghapal ayat Al-Qur'an. Ketahuan kabur jam pelajaran. Disuruh baca puisi dilapang sambil pakai gaya.
Jasmine memarkirkan motornya ditempat parkir swasta. Ia lalu berlari sampai rambut panjangnya yang Ia kucir bergerak kesana kemari dengan lucunya. Pita hitam yang dipakaikan Mbok Narsih membuat Ia terlihat semakin cantik.
Mbok Narsih yang sering mendandani Jasmine dengan pakaian yang cantik. Jasmine sendiri tidak keberatan terlihat cantik. Ia hanya keras ditingkah laku karena pada dasarnya Ia tetap saja wanita yang ingin kelihatan cantik.
"Hey..cantik, Hati-hati dong kalau jalan." Ikhsan teman sekelasnya mengedipkan matanya ketika Ia hampir tertabrak oleh Jasmine. Jasmine langsung mengeratkan giginya.
" Awas Lo ya..Bilang gue cantik lagi Gue rontokin gigi Elo" Jasmine cemberut. Sejak Pindah ke kota B. Ia sedikit lebih jinak karena takut dikeluarkan dari sekolah lagi. Kalau cuma mulut-mulut usil yang menggodanya Ia biarkan. Asalkan jangan sampai menyentuhnya. Jadi sekarang Ia menanggapinya dengan sedikit santai. Apalagi Iksan ini emang teman salah satu sahabatnya.
"Makin galak Kamukan makin manis. Eh pake pita lagi..warna hitam. Itu pita abis nemu di got yah? Kena air comberan, jadi aja warnanya hitam."
Ga bisa ditahan lagi Kaki Jasmine langsung melayang meng-slide kaki Iksan. Iksan langsung terjatuh. Teman-temannya langsung pada tertawa termasuk Jasmine. Melihat Jasmine tertawa terbahak-bahak malah membuat Iksan terpesona.
"Ya Tuhan Jasmine...Aku jatuh ribuan kali juga iklash asalkan bisa melihat tawamu yang begitu indah". Jasmine langsung menutup mulutnya dengan sebal. Ia melemparkan tasnya ke arah Iksan. "Bawain tas Gue ke kelas.." Katanya sambil melangkah masuk bagaikan Srikandi.
"Siap Ratuku..." Kata Iksan sambil berdiri.Ia rada nyengir karena pantatnya jatuh kena aspal jalan.
Didepan gerbang ke dalam Para Gurunya sudah berjajar untuk menyambut kedatangan muridnya. Jasmine langsung mengeluh. Ia pasti kena hukuman lagi. Ia melihat seragamnya tidak memakai atribut yang lengkap.
"Mana badge merah putih kamu?" Katanya sambil melotot.
Jasmine tersenyum manis. "Anu Pak...emmm..ini seragam baru jadi lupa belum dipasang"
"Kemarin nya lupa.. sekarang lupa lagi"
"Kemarin dia malah ga sekolah Pak" Kata Iksan. Jasmine langsung sewot. "Diam Kamu!!"
"Emang Kenapa kemarin kamu tidak sekolah?" Tanya Pak Dadang.
"Sakit pak" Kata Jasmine sambil sedikit merah padam. Ia teringat kemarin Ia kesiangan karena tertidur pulas disamping Rendi. Sampai sekarang Kakeknya tidak mau menjelaskan bagaimana bisa Rendi salah masuk kamar dan tidur didalam kamarnya.
"Siswa sesehat Kamu bisa sakit juga" Katanya sambil menggelengkan kepalanya. Soalnya memang Jasmine ini badannya bugar banget. Posturnya tinggi semampai. Kulitnya sangat sehat dan bewarna putih, matanya sedikit kecoklatan lebar dan bersinar. Hidungnya mancung. Bibir mungil merah alami
Murid yang paling cantik yang pernah Ia lihat. Sayangnya tingkahnya sedikit liar. Hampir setiap hari kesiangan. Ada atribut yang tidak lengkap. Kadang kabur pas pelajaran sekolah. Atau kepergok ngumpul bareng sama anak laki-laki yang lagi merokok walaupun Ia sendiri tidak merokok.
"Sayakan manusia juga Pak" Kata Jasmine sambil nyengir.
"Cengar-cengir...sana lari 5 keliling!!" Pak Dadang menunjukkan jarinya.
"Bapak tega banget dah, terus menerus menyuruh Saya lari..Sayakan capek pak" Jasmine mencoba menolak. Ia sering banget disuruh lari.
"Bikin kasus ga pernah cape..sana!! Lari!! Biar tambah sehat" Pak Dadang semakin galak.
Akhirnya Jasmine lari mengelilingi lapangan.
"Semangat Jasmine!!! Do'aku menyertai mu.." Iksan berteriak memberi semangat.
"Semangat-semangat apanya, tali sepatu kamu warna biru. Sana ikutan lari 6 keliling!" Pak Dadang meradang sambil memukul bahu Iksan pakai kertas koran yang digulung-gulung. Ga sakit sih cuma efeknya bikin shock aja. Tali sepatu aturannya bewarna putih dengan sepatu bewarna hitam, tidak diperbolehkan warna lain.
Iksan langsung pucat melihat ke arah sepatunya. "Alaah...siah.. Naha tali sapatu bet jadi warna biru kieu..Gusti!!"* Kata Iksan sambil naruh tasnya sama tas Jasmine pelan-pelan. Iksan menyimpannya disamping jalan masuk Ruang Guru.
Lalu takut-takut menganggukan kepalanya pada Pak Dadang guru paling killer sejagat raya. Dan mulai berlari mengikuti Jasmine. Jasmine ga tahan untuk ga ketawa ngakak.
***
* Siah = kata penutur kasar dalam bahasa Sunda
*Kenapa tali sepatu jadi berwarna biru begini..Ya Tuhan. ( Bahasa Sunda )