Ayisa sedang berbaring di stretcher menikmati hari terakhirnya di diruangan itu.
Memejamkan matanya sembari menghirup udara yang ada di dalam ruangan itu
"Ayisa tidur!"
Tiga orang datang menghampiri Ayisa.
Tau jika ada orang yang datang Ayisa membuka matanya dengan cepat.
"kalian?'
"hy... cayangku bagaimana keadaan kamu!"
"Alhamdulillah, baik! aku udah boleh pulang hari ini! tapi bang Ilyas bilang kalau aku boleh pulang nanti sore!"
Dua diantara mereka memeluk Ayisa.
"rinduuuuu"
"i Miss you"
"Miss you too"
Ayisa terlihat bahagia dengan kedatangan mereka.
"Bu Annisa?!"
Seorang yang satunya lagi mendekati Ayisa.
"bagaimana keadaan kamu?" tanyanya.
"Alhamdulillah, baik!"
"ibu kesini mau jenguk Ayi atau gimana?"
Annisa tersenyum."ibu kesini mau jenguk Ayi juga mau menanyakan sesuatu!". ucap Annisa.
"tanya apa Bu?"
"soal kecelakaan yang baru saja menimpa kamu!". jeda beberapa detik."waktu kecelakaan itu terjadi apa kamu jatuh sendiri atau ada unsur kesengajaan?" tanya Annisa.
Ayisa terdiam sejenak mencoba mengingat saat-saat itu.
"saya jatuh sendiri Bu! kaki saya tersandung di kaki meja!". Jeda beberapa detik."memangnya kenapa ya Bu?" tanya Ayisa.
Annisa kembali melontarkan senyum."nggak apa-apa! ibu cuman diminta sama pihak sekolah untuk menanyakan hal ini sama kamu!" ucap Annisa.
"ooh kirain ada apa!"
Hening....
tak ada pembicaraan..
Knop pintu berputar dan pintu terbuka.
seorang pria juga seorang wanita berdampingan memasuki ruangan kamar tempat Ayisa dirawat.
Wanita itu dengan cepat menghampiri Ayisa."bagaimana kabarnya mbak Ayisa?" ucap Wanita tersebut.
Ayisa melontarkan senyum manisnya pada Wanita tersebut."aku baik mbak Li!" jawab Ayisa.
"Alhamdulillah,"
"Lily! tolong kamu lepas jarum infusnya!" titah Ilyas.
"siap pak dokter!"
Lily melepaskan jarum infus tersebut dan meninggalkan menempelkan semacam plaster di tangan Ayisa.
"aku udah dibolehin pulang sama bang Ilyas yah mbak Li??" tanya Ayisa membisik pada Lily.
"iya!""sudah selesai" jawab Lily terkekeh.
"eh mbak Li! kenalin ini teman Ayi namanya Fika sama Anjeer"."kalau yang ini guru Ayi namanya Bu Annisa!" ucap Ayisa.
"hy! saya Lily!"
"aku Anjeer! eits nama panggilan aku sebenarnya bukan Anjeer tapi Zakia! mereka aja tuh yang suka banget panggil aku Anjeer!" ucap Anjeer terkekeh kecil.
"aku Fika!"
"Annisa"
"sudah saling kenal kan? Mbak Li ini udah kayak saudara sama bang Ilyas dan dia juga sudah tau tentang pernikahan aku sama bang Ilyas!" ucap Ayisa.
"oh ya? sejak kapan?" tanya Fika.
"saat dua hari yang lalu kayaknya!" jawab Ayisa.
"ooh! kirain sebelum kita!"
"apaan sih!"
"nggak apa-apa kok!"
"Ayi ibu mau permisi! semoga kamu bisa cepat kesekolah lagi ya?"
"iya Bu! tapi ibu kok cepat banget mau pulangnya baru aja ibu datang!"
"iya, anak ibu nggak ada yang jagain cuman dititipkan di rumah neneknya, kasian kalau dia nangis nanti ngerepotin neneknya lagi!"
"oh, makasih ya Bu udah mau jenguk Ayi!?"
"iya sama-sama! ibu pergi dulu Assalamualaikum!"
"waalaikumsalam".
Anjeer menatap wajah tampan Ilyas yang serius dengan gadgetnya.
"Anjeer! kamu ngapain liatin kak Ilyas?" tanya Fika.
"dia ganteng banget ya kalau lagi serius? pantesan saja Ayi suka sama dia!"
"jaga pandangan sama suami orang!" ucap Fika.
Ayisa menatap Fika dan Anjeer yang sibuk berbisik-bisik dan menatap Ilyas.
"kalian kenapa?"
pertanyaan itu membuat Fika dan Anjeer terkejut.
"nggak"
"nggak ada!"
"iya ngga ada"
"santai aja kali!" ucap Ayisa.
Ilyas berdiri dan berjalan kearah mereka.
"Fik jantung aku kok berdetak kencang ya?" tanya Anjeer membisik.
"sst, diam!" ucap Fika.
"tapi beneran loh!"
"Ayi kita pulang aja dulu ya? besok kita ketemu di sekolah ok!" ucap Fika.
"cepat banget pulang nya?"
"iya! ternyata aku lupa kalau mama nyuruh aku buat beli kue!"
"oh yaudah kalau kamu buru-buru nggak apa-apa kok! aku juga udah mau pulang!"
"besok kita ketemu di kantin mbak Tami ya?"
"iya, insyaallah!"
"kita pulang, Assalamualaikum!"
"waalaikumsalam."
"""""
"kita pulang sekarang?"
"iya..iya..iyaa kita pulang! yes akhirnya aku pulang!" ucap Ayisa sembari merentangkan kedua tangannya karena saking bahagianya.
"orang yang suka merentangkan tangan saat bahagia itu katanya sih lagi minta dipeluk tuh!" ucap Ilyas.
"oh ya? masa sih?"
"iya! tapi katanya!" ucap Ilyas terkekeh.
Ilyas menjangkau tangan Ayisa dan membantunya berjalan.
sampainya di parkiran.
"kamu tunggu disini Abang ambil mobil dulu!"
Ayisa berdiri menunggu Ilyas sambil tersenyum bahagia menikmati udara yang cukup segar.
tak lama kemudian Ilyas datang.
Dia pun keluar dari mobil.
Ilyas mengulurkan tangannya."mari tuan putri!" ucap Ilyas..
Ayisa tersenyum manis melihat tingkah konyol Ilyas."ih Abang malu tau diliatin orang!" ucapnya..
"biarin" .
Ayisa menjangkau uluran tangan Ilyas dan menggenggam erat dan berjalan bersamanya.
Ilyas membukakan pintu mobil untuk Ayisa."silahkan masuk tuan putri!" ucapnya.
Setelah Ayisa Masuk kedalam mobil diapun berlari kecil juga memasuki mobil.
Selama perjalanan tidak banyak bicara.
Sedikit hening, sunyi sepi.
Ilyas hanya sesekali menatap wajah cantik sangat istri yang kini rasanya dia sudah bebas dari penjara rumah sakit.
Ayisa terlihat legah menatap kembali suasana indah yang beberapa hari yang lalu tak terlihat dimatanya.
Tak lama kemudian mereka sampai di komplek perumahan rumah mereka.
"bang berhenti dirumah Umi ya? aku mau ambil sesuatu!" ucap Ayisa.
Ilyas memberhentikan mobilnya tepat di depan rumah Ayisa.
"Abang kalau mau pulang! pulang aja dulu! aku mau disini dulu! nanti aku pulang sendiri!"
Ilyas tak memberi respon apapun pada Ayisa dia hanya sedikit melontarkan senyum manisnya.
setelah Ayisa turun dari mobil dan masuk kedalam rumahnya Ilyas pun melajukan mobilnya pulang kerumahnya.
***
"assalamualaikum"
"waalaikumsalam"
"Ayisa kamu udh pulang nak?"
"iya Umi! Ayi kan udah sembuh!"
Ani dengan cepat menghampiri kemudian memeluk Ayisa."maafin umi ya sayang? umi tidak menjaga kamu saat kamu sakit!" ucapnya.
"nggak apa apa umi! dari pada umi jagain Ayi kan lebih baik umi istirahat dirumah! kan juga ada bang Ilyas yang jaga Ayi di rumah sakit!"
"terus kamu kesini mau apa?"
"aku rindu banget sama kamar merah muda ku!"
"Ya sudah temui kamar merah muda mu itu!"
"pasti dong umi cantik!" ucap Ayisa sembari mengecup pipi Ani.
Ayisa berlari kecil menaiki anak tangga
Sampainya di kamarnya dia mengotak-atik kamarnya.
"dimana ya cincin yang bang Ilyas pernah kasi ke aku? aku lupa simpannya dimana!"
Matanya membelalak setiap arah.
"nah itu dia!"
Ayisa mendekati meja belajarnya. dan menjangkau sebuah kotak kecil yaitu kotak cincin yang pernah Ilyas hadiahkan untuknya.
"ini cincinnya! udah waktunya aku pakai cincin ini di jari manisku!" ucap Ayisa.
Dia pun memakai cincin itu."pas banget di jari manis aku". ucapnya tersenyum manis.
"kotaknya aku simpan dimana ya? oh itvada kotak besar aku simpan di situ aja kali ya?".
Ayisa berfikir untuk menyimpan kotak cincinnya di sebuah kotak lain yang ada diatas mejanya.
Saat dia membuka kotak itu senyum manisnya mulai memudar.
"loh bukannya kotak ini ada isinya? tapi kok sekarang kosong? aku kan suka nyimpan obat disini! obatnya mana ya? pasti ini kerjaannya bibi nih!!"
"bibi!!! bibi!!!"
"iya non!"
"sini!!"
Seorang wanita paruh baya datang menghampiri Ayisa.
"ada apa non?"
"bibi suka bersih-bersih kan disini?? isi kotak ini mana??!" tanya ayisa dengan nada suara membentak.
"saya nggak tau non!"
"bohong!! terus isinya mana kalau bukan bibi yang ambil! masa bisa hilang sendiri!"
"saya benar-benar tidak tahu non!"
Mendengar keributan itu Bagas dan Arisa menghampiri sumber keributan itu.
"ini ada apa sih?" tanya Arisa.
"ini kak! aku itu paling nggak suka kalau ada yang ambil barang-barang aku dan nggak izin dulu sama aku!"
"terus kamu kenapa?" tanya Bagas.
"isi kotak ini hilang! nggak mungkin hilang sendiri pasti ada yang ambil!!"
"oh, obat yang sering kamu simpan disitu?"
"iya!"
"diambil sama Ilyas!" ucap Bagas.
Arisa terlihat heran apalagi Ayisa saat Bagas mengatakan bahwa Ilyas yang mengambil obat yang ada dikotak milik Ayisa.
"Bang ilyas? tapi kenapa?"