Chereads / My Doctor is My Husband / Chapter 43 - BAB 41

Chapter 43 - BAB 41

Ayisa yang berdiri diambang pintu segera meninggalkan tempat berdirinya saat Ilyas menerima telepon dari seseorang.

Namun bayangannya tertangkap oleh mata Ilyas, Ilyas melihat sepintas Ayisa pergi.

Namun dia tidak menghiraukan itu, dimata hatinya dia baru saja melihat Ayisa namun dipikirannya Ayisa belum pulang dari sekolah.

"halo, Assalamualaikum Ilyas"

"waalaikumsalam bunda ada apa kok nelfon?"tanya Ilyas.

"Ayisa sudah sampai disitu belum? soalnya bunda mau minta kamu antar dia ke toko kue langganan Bunda untuk ambil pesanan kue bunda! tadi udah di telfon tapi hpnya nggak aktif!" ucap Yuni.

"Ayisa kesini?"

"iya, dia kesitu mau mengantar makanan untuk kamu!"

Ilyas mematikan telfon dari Bundanya dan berlari mengejar sosok bayangan seperti Ayisa yang sempat dilihatnya berdiri diambang pintu.

"eh pasien!" sapa Irwan.

Ayisa melontarkan senyum.

"kamu ngapain disini, kamu sakit lagi?" tanya Irwan.

Ayisa menggelengkan kepalanya."tidak! aku kesini mau antar makanan buat bang Ilyas! tapi dia udah makan!". Jeda beberapa detik."ini buat dokter aja!" ucap Ayisa memberikan Tupperware itu kepada Irwan.

"untuk aku!? makasih ya?"

"iya sama-sama!". Jeda beberapa detik"maaf ya kalau misalnya nggak enak! soalnya aku baru belajar masak!" ucap Ayisa.

Irwan terkekeh kecil dengan ucapan Ayisa."iya nggak apa-apa! ini rezeki nggak boleh ditolak tapi di syukuri!" ucap Irwan.

"kalau begitu aku pamit, Assalamualaikum!"

"iya waalaikumsalam"

"rezeki anak Soleh ini mah!" ucap Irwan.

Tak lama saat Irwan berjalan menuju ruangannya Ilyas datang menghampirinya.

"kamu liat Ayisa nggak?" tanya ilyas.

"Ayisa?! baru aja dia pergi! paling dia masih didepan!" ucap Irwan.

Dengan cepat Ilyas berlari menuju depan RS dia terus mencari Ayisa tapi dia tidak menemukannya di area RS.

"astaga, Ayisa dimana ya?"

Ilyas mengambil mobilnya diparkiran dan menggunakan mobil untuk mencari Ayisa.

"ya Allah apa ini cobaan! aku ditabrak orang! handphone aku jatuh! dan sekarang rusak! aku nggak bisa pesan taksi atau ojek online! dan sialnya lagi nggak ada ojek pangkalan! aku harus pulang jalan kaki! mana dari sini rumahasih jauh lagi! kalau aku jalan pasti memakan waktu sekitar 30 sampai 60 menit"

Apalah daya Ayisa saat ini bukan hanya itu yang dikeluhkan olehnya tapi juga perasaannya setelah melihat kedekatan Ilyas dengan Lily.

Dia merasa bahwa mereka berdua saling mencintai namun karena permintaan Abinya Ilyas meninggalkan Lily untuk Ayisa.

"percuma!! dia memang bersamaku tapi cintanya tidak!" kesal Ayisa dalam hati.

"apa yang kupikirkan saat ini? astaghfirullah aku mencintai dia yang tidak mencintaiku!"

Ayisa tertawa kecil.",apa yang baru saja kukatakan! aku cinta bang Ilyas?". Jeda beberapa detik."tapi cintaku bertepuk sebelah tangan!" ucap Ayisa sembari menghela nafas panjang.

Tiba-tiba saja Ayisa terkejut saat seorang yang entah siapa itu menarik tangannya dan memasukkannya kedalam mobil.

"bang Ilyas?"

"kamu itu kenapa sih? kenapa kamu nggak langsung masuk aja tadi??!!"

" dan handphone kamu kenapa nggak aktif??" tanya Ilyas mendesak dengan nada sedikit keras.

Ayisa tidak menjawab pertanyaan Ilyas.

"Ayisa! Ayisa jawab!" bentak Ilyas

"Abang itu udah cari-cari kamu tadi!"

Ayisa tidak merespon perkataan Ilyas, dia hanya menatap keluar dari jendela mobil.

"Ayisa!!!"

toktoktoktok...

Tiba-tiba seseorang datang dan mengetuk kaca jendela mobil Ilyas.

Ilyas membuka jendela mobilnya."ada apa mas?" tanyanya.

"tolong jangan parkir disini karena ada tanda larangan parkir! mohon dimengerti!" ucap orang tersebut.

Ilyas yang sedang sibuk berbincang dengan orang tersebut, Ayisa membuka pintu mobil secara perlahan diketahui oleh Ilyas dengan cepat menahan Ayisa dengan mencekram tangan Ayisa.

"kamu mau kemana? kamu itu yah!! memang anak kecil! kalau ada masalah pasti mau kabur!!" ucap Ilyas sembari mengendarai mobilnya.

Ayisa menatap wajah Ilyas yang terlihat marah."rok aku terjepit di pintu mobil! kamu nggak liat!" ucap Ayisa.

Wajah Ilyas sontak berubah saat mendengar ucapan lembut Ayisa.

"maaf Abang nggak liat!"

"oh iya! Bunda telfon tapi handphone kamu nggak aktif! bunda bilang kalau kita harus ambil pesanan kue di toko kue langganannya Bunda!" ucap Ilyas menurunkan nada bicaranya.

"handphone aku rusak tadi jatuh!"

" kok bisa,? pasti kamu ceroboh kan?"

Ayisa kembali menatap fokus mata Ilyas."iya aku ceroboh! karena aku mau nelfon Abang aku nabrak orang sampai handphone aku jatuh dan rusak!" ucap Ayisa berbohong. Padahal dia yang ditabrak bukan dia yang menabrak orang.

Tak lama kemudian mereka sampai di sebuah toko kue.

"kita ambil pesanan bunda dulu!" ucap Ilyas.

Ilyas mengambil pesanan kue bundanya sedangkan Ayisa hanya diam duduk didalam mobil.

Tak lama Ilyas datang.

Mereka pun langsung pulang kerumah.

"bunda bilang kamu bawa makanan buat Abang! mana makanannya?"

"udah aku kasi ke dokter teman Abang!"

"teman abang? Irwan maksud kamu?" tanya Ilyas.

"nggak tau!"

"Irwan?" kembali Ayisa teringat dengan obat yang pernah Ilyas ambil dikamarnya.

"jadi itu tadi namanya Irwan? jadi itu dokter yang pernah telfonan sama bang Ilyas! dia pasti tau sesuatu tentang obat aku! setidaknya aku udah tau yang namanya dr. Irwan itu yang mana! jadi aku misalnya ketemu sama dia bisa langsung nanya soal obat itu! aku nggak perlu cari dr. yang namanya Irwan! Alhamdulillah terima kasih ya Allah kau lancarkan segalanya!" ucap Ayisa dalam hati sambil tersenyum-senyum.

Ilyas memperhatikan senyum manis Ayisa."ada apa? kayaknya kami bahagia banget?!"

"nggak ada!"

Akhirnya mereka tiba dirumah.

Ayisa dengan cepat meninggalkan Ilyas yang hendak mengambil kue yang di disimpan di kursi bagian belakang.