Chereads / My Doctor is My Husband / Chapter 42 - BAB 40

Chapter 42 - BAB 40

Jam sekitar pukul 10.00 pagi.

Seorang wanita cantik memasuki rumah.

"assalamualaikum!"teriak wanita itu memberi salam.

"waalaikumsalam!' balasan dari serang wanita yang ada di dalam rumah itu.

"hy bunda?"

"hy! kok cepat pulang?"

Wanita itu menuju ke wanita lain itu.

"iya Bun! tadi ada kegiatan mahasiswa di sekolah abis itu guru rapat! jadi kita diperbolehkan untuk pulang!" ucap Ayisa.

Saat hendak menaiki anak tangga langkah Ayisa terhenti dan kembali mendekati Yuni.

"bunda lagi ngapain?"

Yuni membalikkan tubuhnya melihat Ayisa."bunda lagi masak untuk makan siang!" ucapnya.

"aku bantuin ya?"

"nggak usah! kamu kan baru aja sembuh! bunda bisa kerjain sendiri kok!" ucap Yuni.

"nggak apa-apa Bun! aku juga mau belajar masak makanan kesukaan bang Ilyas! aku ganti baju dulu ya abis itu aku kesini bantuin Bunda!" ucap Ayisa.

Yuni sangat bahagia Ayisa menjadi bagian dari keluarganya, baik, cantik, sopan, menghormati orang tua, sayang keluarga, setiap ibu pasti ingin anak lelakinya mendapatkan seorang wanita seperti Ayisa.

Tak lama kemudian Ayisa kembali dengan memakai baju dress batik berwarna coklat dan tak lupa dia memakai jilbab yang sepadan dengan bajunya.

"aku bantu Bunda!"

"ya sudah kalau kamu memaksa!"

Ayisa terkekeh kecil.

"Ayah sama Ilyas itu suka pulang sebelum waktu makan siang! mereka lebih suka makan siang dirumah dari pada di luar!" ucap Yuni memulai pembicaraan.

"oh ya? bang Ilyas biasanya pulang jam berapa?" tanya Ayisa.

Yuni tersenyum dengan pertanyaan Ayisa."dia suka pulang jam 11.30 dan kalau udah jam 12.00 dan dia belum datang juga itu tandanya di lagi sibuk!" ucap Yuni.

"oh"

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 11.00 dan mereka telah selesai memasak untuk makan siang.

Mereka menyiapkan makanan itu di atas meja makan.

"assalamualaikum Bunda! Ayah pulang!" teriak seorang pria dengan suara lantang.

"waalaikumsalam"

"Ayisa! kok cepat pulang?"

Ayisa menghampiri Irham dan mencium punggung tangannya.

"iya Ayah! ada kegiatan mahasiswa disekolah terus abis itu guru harus rapat jadi kita diperbolehkan untuk pulang!"

"oh! bagus dong!"

"bagus apanya?"

"iya! jadi kita bisa makan bersama! tinggal tunggu Ilyas datang!" ucap Irham.

Ayisa tersenyum malu saat Irham menyebut nama Ilyas.

"iya Ayah!"

Waktu sangat tak terasa sudah hampir pukul 12.00 tapi Ilyas belum datang juga.

"bunda! bang Ilyas belum datang!"Jeda beberapa detik."Ayi bawa makanannya aja yang kerumah sakit, siapa tau bang Ilyas nggak sempat untuk pulang!" ucap Ayisa.

"nggak usah!"

"nggak apa-apa Bun! kan jarang juga Ayi bisa antar makanan buat bang Ilyas."

"ya sudah kalau itu mau kamu!"

Ayisa tersenyum manis saat Yuni mengizinkannya untuk mengantar makanan untuk Ilyas.

Ayisa menaiki taksi online menuju ke rumah sakit dengan membawa sebuah Tupperware yang berisikan makanan untuk Ilyas.

Rumah sakit, kini Ayisa telah tiba di rumah sakit.

"aku harus telpon bang Ilyas!"

Bruuk...

Seseorang telah menabrak Ayisa dan untung saja Tupperware yang di bawa nya tidak terjatuh, hanya saja handphone nya terhempas jatuh ke lantai.

"maaf mbak saya nggak sengaja!"

"iya nggak apa-apa!"

"sekali lagi maaf mbak! saya buru-buru!"

"iya". Jeda beberapa detik Ayisa menjangkau handphonenya yang terjatuh di lantai."yah mati! pasti udah rusak! nggak bisa nyala gimana caranya aku hubungin bang ilyas?" ucap Ayisa.

Ayisa melihat seorang suster."mbak! saya mau tanya ruangannya dr. Ilyas dimana ya?" tanyanya.

"sudah ada janji?"

"belum! tapi saya adiknya, adik sepupunya saya kesini mau mengantar makanan!" ucap Ayisa.

"oh iya, mbak tinggal lurus terus belok kanan! ruangan dr. Ilyas sebelah kanan!" ucap suster itu.

"makasih ya mbak!"

"iya sama-sama!"

Ayisa berjalan mengikuti arahan petunjuk dari suster yang tadi.

"nah itu dia ruangannya!"

"kok aku deg-degan ya?"

Ayisa tersenyum manis saat membuka pintu ruangan Ilyas secara perlahan dia sangat berharap bahwa Ilyas akan menyukai makanan yang dibuat oleh tangannya sendiri.

Ayisa telah belajar memasak makanan kesukaan Ilyas.

Tiba-tiba senyumnya memudar saat dia mendapati Ilyas yang sedang berduaan dengan seorang wanita.

"cobain deh ini masakan aku! aku baru belajar masak loh!' ucap wanita itu sembari menyuapi Ilyas.

Ayisa yang menyaksikan hal itu berusaha menguatkan hatinya.

"apa mungkin aku yang jadi penghalang hubungan mereka? mereka sangat akrab yah mungkin mereka saling mencintai tapi karena kehadiran aku mereka harus menjaga jarak!" ucap Ayisa dalam hati

"wah masakan kamu enak loh! baru belajar tapi udah seenak ini! kalah sama masakan siapa pun!" ucap Ilyas memuji masakan Lily.

"ih bisa aja!"

Hati Ayisa terasa sesak mereka katanya hanya sebatas seperti kakak adik tapi nyatanya mereka seperti lebih dari itu.

Ayisa merasa cemburu tapi dia belum mengerti dengan rasanya. Rasa itu membuatnya masih bingung dengan apa yang dirasakannya saat ini.

Dia masih belum menyadari bahwa dirinya telah mencintai Ilyas rasa cemburunya menjadi bukti bahwa dia telah mencintai Ilyas.