Sial, seharusnya Hans memastikan Jessica mencoba gaun merah yang dia pilih tempo hari.
Dengan desakan dari Anna, Jessica baru saja mencoba gaun merah untuk acara Florence nanti malam. Gaun itu melekat pas ditubuh Jessica dan jatuh menjuntai panjang, tetapi potongannya agak rendah di bagian dadanya.
"Wow, apa kau memilih gaun ini untuk menggoda seseorang?" Anna segera berkomentar begitu melihat Jessica dengan balutan gaun merahnya.
"Bukan aku yang memilih gaun ini." Jessica melirik pada Hans yang ada di sebelah Anna. Pria itu tak punya kata-kata untuk berkomentar.
Anna segera tahu siapa yang memilih gaun merah itu.
"Apa ini yang kau harapkan saat memilih gaunnya?" Jessica berkacak pinggang saat melihat ekspresi Hans yang sepertinya tidak kalah terkejut dari dirinya.
"Aku tidak berharap apapun. Maaf kemarin aku hanya asal memilihnya." Hans menundukkan wajahnya tidak berani menatap Jessica langsung. Lebih tepatnya tidak ingin melirik bagian yang provokatif itu.
"Jadi kau memilihnya dengan asal?" Jessica makin kesal lagi setelah mendengarnya, dia ingat hari itu Hans mengabaikannya saat memilih gaun-gaun cantik lainya. Sekarang siapa yang harus dia salahkan untuk gaun yang berani ini?
"Mari pilih gaun lain." Hans tidak tahan lagi. Dia tidak bisa membiarkan Jessica memakai sesuatu yang provokatif seperti itu. Jessica telah menjadi wanita yang lurus dalam pengawasan Hans, jadi tampilannya sekarang cukup menyesakan bagi Hans.
"Tidak, tidak perlu. Kita tidak punya banyak waktu lagi Hans. Biarkan Jessica memakai gaun ini nanti sore." Anna segera menggiring Jessica kembali masuk ke ruangan ganti. Menyisakan Hans yang harus segera meraup udara sebanyak-banyaknya. Sekarang Hans menyesal telah mengabaikan Jessica saat dia memilih gaun.
***
Sore harinya, 3 Jam sebelum acara Grand Launching di mulai.
Jessica dan Anna pergi merias bersama. Jika dipikir lagi mereka memang masih memiliki beberapa jam sebelum acara dan gaun merah itu bukan satu-satunya gaun yang bisa Jessica pakai.
"Menurutmu aku harus memakai gaun itu?"
"Kau tidak lihat reaksi Hans tadi? Aku yakin pada saat kau memilih gaun kemarin kau berharap Hans beraksi seperti tadi." Tebak Anna sungguh akurat.
Bukankan ini yang Jessica harapkan? Menggoda Hans untuk dirinya?
"JIka tidak kenapa membiarkan Hans memilih gaunnya? Bukankah kau tidak suka warna merah?"
Ya, Jessica tidak suka warnanya. Jessica tadinya akan memilih gaun brocade hitam dengn model mermaid. Namun Hans bahkan tidak berpaling saat dia memakainya. Jadi akhirnya Jessica benar-benar memakai gaun merah itu.
Jonatan datang dengan Julian. Dia telah diberi wewenang sedikit lebih banyak untuk mengurus acara ini. Jadi Jonatan yang bertugas mengurus Julian. Mereka datang untuk menjemput Anna karena Julian dan Anna harus tampil bersama sebagai bintang utama Florence malam ini.
Anna tampak luar biasanya dengan gaun Channel berwarna nudenya. Namun jelas penampakan Jessica dengan gaun merah beraninya lebih menarik perhatian bagi kedua pria itu.
Tidak ada yang berani berkomentar karena meski terlihat menawan Jessica terlihat sangar dengan wajahnya sekarang. Anna menjelaskan, Jessica agak sedikit kesal karena Hans bilang dia akan terlambat.
Julian lalu menawarkan diri, mengundang Jessica untuk ikut dalam van besarnya. Namun Jessica segera menepisnya. Jessica tidak ingin muncul bersamaan dengan Anna dan Julian. Mereka tidak bisa dalam frame yang sama.
Kedatangan Julian dan Anna akan diliput langsung, tidak mungkin melewatkan Jessica jika wanita itu ikut turun dari van milik Julian. Jessica jelas tidak suka publikasi seperti itu, terlalu berlebihan. Jadi sesuai keputusan awal mereka akan datang secara terpisah.
Anna segera ikut Julian kedalam mobil vannya. Sementara Jonatan tinggal untuk menemani Jessica.
"Terima kasih untuk jasnya." Jonatan mencoba memecah keheningan mareka.
Jessica akhirnya memperhatikan setelan yang digunakan oleh Jonatan, jas hitam Fendi itu memang bagus untuknya. "Hmm," Jessica hanya melirik sebentar lalu berpaling lagi pada ponselnya.
Tidak ada pujian seperti 'setelan yang menawan' seperti saat Jessica memilihkan jas abu-abu yang terakhir. Padahal Joantan sangat mengharapkannya. Dia tadinya ingin balik memuji wanita Jessica tapi ini terlalu canggung setelah diabaikan seperti itu.
Setelah beberapa saat, Jessica bangkit lalu berjalan keluar dari ruang tunggu menuju lobi tanpa aba-aba. Jonatan segera mengikuti wanita itu. Oh, rupanya jemputan mereka sudah datang.
***
Acara Florence cukup meriah. Diadakan di gedung Convention milik Group J dan akan disiarkan secara eksklusif oleh JNBC.
Sesuai rencana Anna dan Julian telah muncul untuk meledakan gempita para media dan wartawan. Diikuti oleh aktris pengisi acara, tamu, para eksekutif Florence, eksekutif perusahaan lain sebagai undangan.
Kira-kira setengah jam lagi menuju acara grand lauching Florence.
Sebagaian besar tamu dan udangan besar telah datang namun para wartawan masih mengerumuni area red carpet. Mereka tahu tamu sesungguhnya belumlah datang.
Kamera-kamera peliput siaran langsung segera dimatikan saat sebuah BMW hitam seri M5 mendekat dan berhenti di depan area red carpet.
Pintu mobil dibuka dan seorang pria dengan setelan hitam turun. Pria itu membantu seorang wanita dengan dress merah maroon megah, turun dari mobil. Keduanya bergandengan dan berjalan diatas red carpet.
Para camera man segera memburu moment-moment ini. Mereka tidak bisa membuat video tapi masih diperkenankan untuk memotret. Kilatan kameranya jauh lebih meriah bahkan dibandingkan saat Anna dan Julian muncul.
"Wah, siapa mereka ini?" seorang juru kamera yang sepertinya masih pemula, berbisik ditengah-tengah kerumunan sambil terus mengambil gambar. "Siapa wanita bergaun merah itu?" tanyanya lagi.