Chereads / Sekretaris Tampan ini Miliku / Chapter 58 - Wanita Lain di ujung Telepon

Chapter 58 - Wanita Lain di ujung Telepon

"Kami berhasil meretas masuk tapi kami tidak mendapatkan apapun. Kau tahu, rekaman keamanan pada rentang waktu Hans dan wanita itu datang ke bandara telah dihapus. Kami bahkan tidak menemukannya juga di server cadangan mereka. Seperti ada seseorang yang sengaja menghapusnya dan itu sudah pasti bukan Hans. Aku tidak akan percaya kalau dia sanggup melakukan sejauh itu."

Ya, Hans tidak akan melakukan sejauh itu.

"Aku juga telah meretas untuk mendapatkan catatan penerbangan. Kau tahu hal lebih aneh terjadi, aku jelas-jelas melihat segerombol wanita menaiki pesawat, tapi saat aku memeriksa daftar penumpang semuanya laki-laki (terkecuali pramugarinya). Tidak ada satu pun data seorang wanita menaiki pesawat menuju negara F di jam penerbangan itu." Adrian hampir gila saat membaca laporan itu.

Sangat jelas kalau daftar penumpang itu bahkan berhasil di rekayasa.

"Apa kau berpikiran yang sama denganku? Tidak banyak orang yang punya kekuatan seperti ini untuk bisa menghapus rekaman itu, terkecuali orang itu adalah dia."

Jessica tahu siapa yang Adrian maksud, "kau yakin David juga melakukan ini?"

Tidak ada pelaku lain yang bisa Adrian pikirkan selain si iblis yang satu itu. Pria bergelar iblis itu punya cukup kekuatan untuk bisa menghilangkan jejak keamanan di bandara. Tapi untuk apa?

Mengapa David perlu repot-repot menghilangkan jejak Hans dan tunangan rahasianya itu?

Lalu Jessica teringat kata-kata sang iblis saat di telepon, David tentu sangat senang mendengar berita kepergian Hans. Yang walau pun dia tahu siapa wanita yang sembunyikan, dia tidak akan membagikan informasinya itu pada Jessica. Dasar iblis sialan!

"Apa kau juga memeriksa data pengeluaran Hans? Mengenai pemesanan atau pembayaran tiketnya?"

"Maaf, aku tidak pergi sejauh itu." Adrian terlalu terkejut dengan kumpulan penumpang jantan itu. Dia juga sebenarnya agak kesulitan untuk melakukan hal-hal itu. Mendapatkan akses untuk meretas bandara sudah cukup rumit untuk dikerjakan. Seolah-olah Adrian tidak punya kerjaan lain saja.

"Kau tidak perlu mencari apapun tentang wanita ini lagi. Aku sudah tidak peduli." Jessica bermaksud mengusir Adrian secara halus, tugas pria itu juga sudah selesai.

"Jadi kau sudah menyerah pada Hans?"

"Tentu saja tidak. Aku akan membuat Hans tinggal bagaimana pun caranya." Jessica punya sedikit kepercayaan diri kali ini. Lebih banyak dari sedikit sebenarnya, tapi tidak sebanyak itu.

Adrian berhenti saat akan mengajukan hal lain lagi saat tahu-tahu mereka mendengar seseorang telah masuk melalui pintu. Apa seseorang menerobos masuk? Tidak mungkin, orang itu bahkan telah menekan passcode.

"AD!"

Rupanya itu Hans yang menerobos masuk. Adrian dan Jessica luruh dengan sedikit ketenangan.

Melihat Adrian ada dimeja makan dengan Jessica segera mengingatkan Hans pada sang iblis. Kemunculan Adrian seperti peringatan nasib buruk. Tidak ada hal baik yang mungkin mengundang Adrian untuk bertemu Jessica jika bukan karena kemunculan sang iblis.

Hans tahu Adrian adalah agen BIN, teman sekolah Jessica juga. Tapi mereka tidak mungkin hanya bertegur sapa untuk melepas kerinduan semata. Hans telah lama tahu Adrian juga mengejar iblis itu karena kejahatannya.

Jessica sangat senang melihat Hans datang ke tempatnya, dia tidak perlu repot-repot pergi mencari pria itu.

"Mari bicara, Ad!" Hans mengisyaratkan Adrian untuk mengikutinya pergi keluar.

"Hei, kau baru saja sampai dan bahkan tidak menyapaku. Kau tidak bisa pergi begitu saja dengan Adrian." Jessica menahan Hans, dia sudah tidak sabar ingin menceritakan tentang penampakan iblis.

"Tolong berikan kami waktu, Jess." Hans mencoba membuat Jessica mengerti, tapi wanita itu tentu tidak akan melepaskannya.

"Bicarakan saja disini oke."

Jadi Adrian membuat langkah, dia mengambil gerakan dan dengan satu pukulan Jessica jatuh pingsan.

"Apa itu sungguh diperlukan?" Hans melotot tajam pada Adrian, dia jelas-jelas memukul Jessica dihadapannya. Bagaimana mungkin Hans bisa diam saja?

"Dia tidak akan membiarkanmu pergi Hans. Kau benar kita perlu bicara banyak hal."

***

Saat Jessica terbangun hari sudah mulai gelap. Rahangnya terasa sakit dan dia segera ingat kalau Adrian sengaja memukulnya. Jessica turun ke lantai bawah dan ruangannya kosong, bahkan sisa sarapannya masih utuh di atas meja.

Sial! Kemana Adrian dan Hans pergi. Jessica seharusnya tidak pernah menerima laporan Adrian yang isinya sampah itu. Tidak ada gunanya sama sekali. Sekarang Adrian malah membawa Hans pergi bersamanya.

Setelah berkali-kali percobaan, akhirnya Jessica tersambung dengan Hans di telepon.

"Kenapa kau tidak kembali untuk memeriksa keadaanku? Aku mungkin saja gegar otak atau tidak pernah bangun, apa kau sudah tidak peduli lagi?"

"Maaf Nona, Hans sedang tidak dapat menjawab teleponnya." Suara seorang perempuan menjawab di ujung telepon.

"Siapa ini? Bukankah ini ponsel Hans?" Jessica bertanya masih dengan nada marah.

Sial! Bukankah Hans pergi dengan Adrian?

"Apa kau pacar Hans?" Jessica tidak punya ide lain. Hans bukan tipe pria yang suka bermain-main dengan wanita jadi dia tidak mungkin membiarkan wanita yang tidak dikenal memegang ponselnya.

"Maaf nona yang tidak ramah, kenapa aku harus memberi tahu apakah aku pacar Hans atau bukan?"

Wanita itu mempermainkan Jessica dengan percakapan yang tidak perlu. Kata-katanya terdengar seperti orang mabuk yang meracau. "Cukup! Katakan saja dimana Hans sekarang!"