"Kau memajukan jadwal launching Florence tanpa memberitahukannya padaku?" Hans datang dan mengeluh. Agak kesal karena mendengar keputusan acara lauching itu di majukan bukan dari Jessica. Seolah-olah itu adalah keputsan krusial yang membutuhkan ijin dari Hans.
"Ya, lalu apa kau ada masalah dengan itu?" Jessica rasa dia tidak melakukan sesuatu yang salah atau keluar jalur. Keputusan ini bahkan dia ambil karena Hans, karena Hans berencana pergi dan Jessica ingin Hans ada disampingnya saat acara lauching Florence itu.
Jonatan masih ada di ruangan Jessica dengan reaksi Hans yang agaknya berlebihan. Jonatan yakin tidak ada alasan yang cukup layak bagi Hans untuk memperdebatkan keputusan Jessica mengenai lauching Florence.
Hanya saja Hans merasa frustasi karena tidak dilibatkan bahkan tidak diberi tahu. "Kenapa kau ingin melakukannya lebih awal?" Seperti halnya Jessica, Hans juga tidak suka sesuatu yang mendadak. Meskipun Hans lebih fleksibel dari wanita itu tetap saja rasanya seperti baru saja di khianati.
"Kau sungguh bertanya kenapa?" Jessica tersenyum miris. Apa Hans benar-benar tidak bisa menebaknya?
Jessica memang selalu memberi tahu Hans ditempat pertama untuk hal-hal apapun, terlebih lagi rencana yang berkaitan dengan perusahaan. Tidak ada rahasia diantara mereka, setidaknya sebelum Hans tiba-tiba punya tunangan rahasia yang misterius dan menjengkelkan bagi Jessica. Semuanya tidak sama lagi.
"Iklan kita akan keluar hari ini dan aku telah memastikan semuanya siap untuk acara lauching, jadi tidak ada alasan untuk menundanya lebih lama," Wanita itu menjelaskan dengan praktis.
Penjelasan itu memang masuk akal tapi tidak memberi alasan mengapa Jessica tidak melibatkan Hans didalamnya. "Lalu kenapa kau tidak memberitahukannya padaku?"
"Kupikir kau sudah punya cukup banyak pekerjaan Hans. Aku hanya memperingan pekerjaanmu. Sekarang kita punya Jonatan disini, mari pergunakan dia dengan baik dan kau tidak perlu pusing dengan hal-hal mengenai Florence. Bahkan kau bisa melimpahkan hal-hal lain padanya."
Penjelasan Jessica terdengar seperti wanita itu memang sengaja melimpahkan hal tentang Florence pada Jonatan untuk efisiensi dan efektivitas keberadaan Jonatan.
Bagi Jonatan, itu terdengar seperti Jessica ingin memanfaatkan daya gunanya dengan semaksimal mungkin. Sedangkan bagi Hans, hal ini agak seperti Jessica mungkin tidak membutuhkannya lagi karena sudah ada Jonatan yang akan menggantikannya. Pikiran yang menyedihkan, tetapi paling masuk akal bagi Hans karena Jonatan memang akan segera mengambil alih semua pekerjaannya, jadi Hans seharusnya mulai membiasakan diri.
"Ah, aku punya tugas lain untukmu." Jessica mengembalikan kembali tablet agendanya pada Hans. Dia telah merevisi sebagian besar jadwalnya minggu ini.
Hans membuka beberapa slide agenda untuk minggu ini. Beberapa tugas Hans memang Jonatan ambil alih dan namun itu menempatkan Hans pada posisi bebas yang memungkinkannya bekerja berdampingan dengan Jessica.
Jessica bahkan mencabut beberapa jadwal pertemuan siang dan memberi catatan bahwa Hans harus menghubungi mereka untuk pembatalan atau penjadwalan ulang.
Dengan kata lain, sebuah agenda kerja yang luwes dan berpotensi menjebak Hans dan Jessica bersama dengan pekerjaan-pekerjaan selama seminggu itu. Sungguh itu seperti sebuah kompensasi yang cukup menyenangkan bagi Hans. Ia menyimpan senyum dan sorakannya dalam hati. Tidak ada agenda yang lebih baik dari agenda yang dilihatnya hari ini.
***
Teaser iklan produk baru Florence keluar tepat pada tengah hari ini. Cuplikan tersebut mengguncang media karena tidak ada berita bahwa Anna sang aktris kebangaan itu akan kembali ke tanah air.
Sebelumnya memang tersebar berita bahwa Anna terlihat di bandara dan dikabarkan kembali ke tanah air namun tidak ada klarifikasi yang berhasil membuktikan kebenaran berita itu. Sampai wajah Anna benar-benar muncul berdampingan dengan Julian di layar kaca sebagai brand-ambasador produk baru Florence.
Group J memang hebat karena bisa menyimpan hal itu dan membuat kehebohan dengan produk baru mereka. "Kau sungguh memikirkannya dengan baik." Hans memuji Jessica, saat ini mereka sedang makan siang berdua disebuah restoran kelas menengah di pusat kota.
Mereka memilih tempat itu bukan karena privasi atau makanan, restoran itu terbuka dan ramai dengan berbagai kalangan. Ada sebuah tv besar di sisi ruangan. Jessica sungguh ingin melihat bagaimana reaksi orang-orang dengan teaser iklan yang mereka keluarkan hari ini.
Hasilnya sungguh menarik karena cupikan singkat itu cukup menyita perhatian dan penuh dengan tanda tannya, sehingga banyak orang yang penasaran dengan produk baru Florence. Terlebih mereka punya Anna sebagai bintangnya.
Iklan itu mirip seperti sebuah mini drama yang adiktif. Tidak ada yang dapat mengabaikan iklan singkat itu, mereka mungkin berharap itu diputar lagi dan lagi dan tentunya dilanjutkan secara lengkap sampai cerita dalam iklan itu selesai.
"Jadi apa kau masih ingin mempermasalahkan keputusanku untuk mempercepat acara launching?" Jessica bertanya sembari acuh tak acuh melahap makan siangnya.
"Aku tidak masalah dengan keputusanmu untuk melakukan lauching lebih awal. Aku hanya tidak senang karena tidak diberitahu."
"Kupikir kau mungkin akan menebaknya, Hans. Kau selalu tahu apa yang ingin dan akan kulakukan."
"Aku bukan cenayang yang bisa menebak apa yang kau pikirkan dan apa yang akan kau lakukan, Jess. Kita tidak sedang dalam mini drama seperti iklan Florence."
Jessica mendesah kecewa. Hans memang bukan cenayang, tapi sejauh yang Jessica tahu, Hans adalah orang yang paling mampu membaca pikirannya. Rasanya menyenangkan saat Hans dapat melakukannya.
Ting! Sebuah pesan muncul pada layar ponsel Hans yang ada di atas meja.
'Aku sudah kembali ke Negara S….'
'Aku akan mengurus pernikahan….'
Jessica beruntung karena bisa membacanya dengan cepat sebelum Hans menarik ponselnya untuk membalas pesan tersebut. Itu pasti pesan dari tunangan Hans, si wanita misterius.
Nampaknya Hans telah sengaja menyembunyikan jejak kekasihnya itu sampai-sampai mengirim wanita itu ke Negara F untuk beberapa saat dan membiarkannya kembali setelah beberapa waktu. Sial! Apa Hans tau kalau dia telah dimata-matai hari itu.
Diam-diam Jessica juga mengirim pesan pada Adrian untuk memberitahukan detail terbaru yang didapatkannya itu. Adrian harus segera mendapatkan informasi tentang wanita itu.
"Hans!" Panggilan itu merebut perhatian Hans dari ponselnya, Jessica juga menoleh untuk melihat siapa yang memanggil Hans.
Rupanya, ada seorang pria paruh baya melambai pada Hans. Senyuman pria itu makin merekah tatkala melihat wanita yang duduk didepan Hans adalah seseorang yang dia kenali juga.
"Ah, Jessica sayangku! Ku kira aku tidak akan melihatmu juga."
"Paman, Jay!" Itu sang paman ketiga, Jayden Hartanto. "Senang bertemu denganmu disini." Jessica tersenyum canggung dan menyambut pelukan hangat sang paman ketiganya itu.
Bukan Jessica tidak senang bertemu dengan pamannya saat ini. Dibandingkan dengan paman keduanya Jacob, Jessica cukup menyukai paman ketiganya ini. Paman Jayden-nya ini sudah seperti ayah kedua bagi Jessica. Namun Jessica benar-benar tidak mengharapkan pertemuan mereka kali ini, Jessica berharap bisa menghabiskan makan siang hari ini berdua dengan Hans saja.