Chereads / Sekretaris Tampan ini Miliku / Chapter 48 - Perjamuan terakhir

Chapter 48 - Perjamuan terakhir

"Jika aku jadi kau, aku akan menghentikan Hans menghadiri acara-acara yang dia sebutkan itu. Persetan dengan semua itu. Bukankan kau adalah Bosnya? Kau seharusnya belajar dari karakter-karakter CEO hebat dalam novel-novel.

Jika aku adalah CEO nya, aku akan melakukan segala yang hal yang ku inginkan. Tentu saja karena aku punya kekuasaan, tapi disini kau yang punya itu. Kau harusnya menggunakannya.

"Dan kau bahkan bukan seorang CEO. Jadi berhenti omong kosong!" Jonatan tidak seperti Hans, sangat jauh darinya. Barusan Jonatan mengomentari perlakuan Jessica pada Hans yang menurutnya suam-suam kuku.

Jonatan mungkin benar dalam satu hal, Jessica punya kekuasaan. Tapi Jessica seorang wanita dan dia tidak bisa melakukan hal-hal hanya karena dia punya kuasa dan mengingkan hal-hal tertentu. Ya, meskipun tanpa sadar Jessica kadang seperti itu.

Seperti saat ini, kontrak Julian ada di tangan Jessica sekarang. Wanita ini membolak-balik kertas membaca setiap pasal, menandai dan memberi catatan untuk diubah. Salah satu bentuk kekuasaan yang dia gunakan untuk dirinya sendiri.

"Bawa ini kembali, ubah sesuai yang kuinginkan dan pastikan Julian tahu hal ini."

Julian harus memperhatikan langkahnya didepan. Dia telah menggangu Jessica dan tidak ada jalan kembali.

***

Ini hari ketiga penayangan teaser iklan Florence. Semua orang terus menanti-nantikannya seperti film baru di box-office. Laporannya memuaskan dan mereka hanya perlu mempersiapkan acara peluncuran dengan sempurna maka Florence akan benar-benar menguasai pasar.

Semua pekerjaan hari ini pun berjalan baik, namun Jessica masih saja gugup menghadapi makan siang.

Melihat dua hari kebelakang makan siangnya dengan Hans gagal saat mereka diluar, hari ini Jessica memutuskan untuk tidak kemana-mana. Dia berencana makan siang dia kantornya saja.

Toh, kantornya besar dan ini adalah zona teritorialnya. Jadi Jessica sangat yakin tidak akan ada yang berani menganggunya dikantornya sendiri.

"Kau sungguh tidak akan kemana-mana?" Hans sudah duduk dikantor Jessica, mereka menunggu makanan datang.

"Aku tidak ingin berada dijalanan siang ini. Aku sudah memesan makanan enak." Maksudnya Jessica telah menyuruh Jonatan memesannya.

Terdengar seperti ketukan dipintu dan Jessica berpikir bahwa makanan mereka sudah tiba, namun yang muncul dibalik pintu malah dua orang pria berpakaian rapih dengan senyuman.

- Lima menit sebelumnya, di luar pintu –

Dua orang pria berpakaian rapih berjalan melwati konter Jonatan seolah-olah dia tidak ada disana.

"Tuan-tuan, tunggu sebentar!" Jonatan menghentikan kedua pria itu dan segera mengenali mereka.

Pasangan dari Group K. Thomas Kuntara si wakil presiden dan adiknya Tonny, GM Hotel. Baiklah, posisi Tony bukan apa-apa ketimbang Thomas jadi Jonatan akan mengabaikannya saja.

"Maafkan aku, tapi kalian tidak seharusnya berada disini." Jonatan berbicara pada Thomas.

"Aku disini untuk bertemu dengan Jessica, bukankah sekretaris ku telah membuat janji temu denganya siang ini?"

"Maaf, tuan. Tapi apakah sekretarismu telah memberitahu bahwa aku telah mengkonfirmasi perubahaan jadwalnya. Kau bisa menemui Jessica minggu depan, dia tidak dapat ditemui untuk saat ini."

Jonatan senang mengatakan hal-hal ini seolah dialah yang berkuasa ditempat ini.

"Sekretarisku mungkin lupa memberitahumu kalau aku juga punya hal untuk dikerjakan minggu depan. Jadi aku akan bertemu Jessica sekarang, sesuai dengan kesepakatan awal."

Jonatan masih menghalangi Thomas dan Tonny.

"Hei bung, kau tau siapa aku dan pria ini (merujuk pada Thomas). Menghalangi kami adalah sikap yang buruk. Jika mau, kami bisa saja membuat Jessica memecatmu sekarang juga!" Tonny angkat bicara, karena sudah tak sabar ingin lewat.

Ancaman kosong seperti itu. Hans telah memperingatkannya tentang orang-orang seperti Tony. Mereka hanya menggertak, sesungguhnya mereka tidak punya kewenangan seperti itu.

Jessica juga telah memberinya pesan untuk menjaga pintu masuk dan aturan dari mulutnya adalah mutlak, Jonatan hanya berpegang padanya. Jonatan harus segera mengusir Thomas dan Tony.

"Kalian tidak akan membuat apapun yang bisa menyebabkan aku dipecat." Jonatan tetap berdiri tegak menghalangi pintu.

"Hah, kau pikir kami tidak bisa?" Tony memutar otaknya sedikit dan mengajukan ancaman lain. "Baiklah, tidak apa-apa jika kau tidak percaya. Tapi aku yakin Jessica akan mempertimbangkannya saat kontrak J Internasional dan Group K dibatalkan."

Jonatan tau mengenai kontrak kerja sama itu. Bukankan Group K yang mendapat manfaat dari J Internasional?

Group K memang cukup berpengaruh tapi bukankah Group J lebih hebat?

Jonatan menimbang apakan ancaman Tony itu akan benar-benar terjadi. Dia tidak yakin Thomas mampu menarik ulur pada Jessica. Singa betina itu tidak akan membiarkan kontrak bernilai milyaran ditarik begitu saja darinya.

Lagi pula Jonatan punya asuransi yang di jamin oleh Nyonya Laura. Tidak ada yang bisa mengusirnya tanpa membatalkan kerja sama J Internasional dan CN Corp.

Jadi kontrak mana yang lebih berarti, huh?

Jonatan akan memeriksa nilainya nanti.

"Ini percuma, Jessica tidak ada di kantornya sekarang." Jonatan berusaha mencari alasan lain.

Apa Jonatan ingin bermain permainan psikologis dengan mereka? Permainan kanak-kanan seperti ini sangat mudah. Jika Jessica memang tidak ada ditempatnya, Jonatan tidak mungkin menghalangi mereka se-getol ini. Siapa yang melakukan hal yang percuma, Jonatan benar tidak cukup pintar berkelit.

"Mobil Hans ada diparkiran jadi mereka tidak mungkin kemana-mana." Setelah menjawab, tangan Tony menyelinap dengan cepat dan berhasil meraih gagang untuk membuka pintu dibelakang Jonatan.

Saat pintu melebar mereka langsung menemukan sosok Jessica di balik pintu.

"Hi, Jessie!" Tony segera menghambur hendak merangkul Jessica. Namun wanita itu mengacungkan tanganya tanda untuk tidak mendekat.

"Sedang apa kalian disini?"

"Makan siang, tentu saja. Thomas telah membuat janji denganmu bukan?" Tony segera menarik kakaknya untuk ikut masuk, mencari dukungan yang kuat.

Jessica melirik Jonatan yang berdiri pasrah dipintu. Arg, penjaga pintu yang satu ini benar-benar tidak bisa diandalkan. Bagaimana mungkin Jonatan membiarkan mereka masuk!

"Aku sudah menjadwalkannya ulang. Bukankan kita akan makan bersama minggu depan?" Hans bangkit dan berdiri dibelakang Jessica.

Rupanya Hans juga ada di dalam. Tidak heran Jessica membuat Jonatan menjaga pintu untuknya. Beraninya mereka berencana berduaan didalam ruangan seperti ini. Kilatan mata Thomas tampak mencemooh saat melihat Hans.

Hans tidak pernah sebanding dengan Thomas. Hans hanya sekretaris rendah, seorang asisten, dia hanya karyawan untuk Jessica. Sedangkan Thomas seorang pewaris terhormat, teman dan juga kolega Jessica.

Seharusnya Hans punya rasa hormat padanya.

Seharusnya Hans memujanya dan membiarkan Jessica jatuh ke tangannya.

Tetapi Hans selalu menentangnya.

Hans selalu punya kepercayaan diri untuk melawannya. Membentengi Jessica seperti barang antik yang harus dilindingi dari Thomas yang mungkin dianggapnya seperti penjarah makam. Semua itu hanya karena Jessica memberinya kewenangan… Dan kewenangan itu sebentar lagi akan hilang darinya.

"Kenapa menunggu minggu depan, kita bisa makan bersama siang ini. Bukankan minggu depan kau sudah tidak akan bekerja disini?"

Skak mat! Itu pukulan keras dari Thomas untuk Hans.

Rabu depan adalah awal April dan Thomas benar, Hans sudah tidak akan ada lagi. Dia sudah tidak akan bisa mengataskan-namakan kewenangan sebagai asisten atau sekretaris Jessica untuk menghalangi langkah Thomas.

"Mari lakukan perjamuan terakhir bersama."