Chereads / Sekretaris Tampan ini Miliku / Chapter 49 - Pikiran untuk menjadi Egois

Chapter 49 - Pikiran untuk menjadi Egois

"Lihatlah, inilah hasilnya. Seharusnya aku tidak membiarkanmu mencoba bergaul dengan nona besar itu." Sang Manajer memarahi Julian berkali-kali setelah pagi tadi mendapatkan telepon dari pihak Florence mengenai sedikit perubahan pada kontrak Julian.

Perubahan itu sedikit tapi cukup mengubah banyak hal kedepannya.

Kontrak itu dipersingkat dan Julian tidak mendapat hak untuk kontrak Florence selanjutnya Mungkin juga dengan Group J.

"Wanita itu sungguh tidak ramah." Komentar buruk atas Jessica memang tidak terelakan. "Tapi tidak apa-apa, dia tidak akan langsung mengusirku begitu saja. Kita harus mempersiapkan grand launching Florence dengan baik."

Setidaknya Julian masih memliki nilai dan manfaatnya. Iklan Florence belum keluar secara utuh, grand launching belum diadakan dan nona besar itu akan tahu seberapa besar nilai Julian pada saatnya nanti.

***

Jessica tidak bisa meluapkan amarahnya seperti yang dia lakukan pada Julian. Meski mereka sama-sama merusak makan siang Jessica, Thomas dan Tony berada dilevel yang berbeda. Menekan mereka akan lebih sulit.

Meluapkannya pada Jonatan juga tidak memberi solusi atau membuat waktunya bersama Hans bisa lebih banyak. Jadi setelah jam makan siang, Jessica terus cemberut karena kegagalan siang ini.

"Kau tampak buruk."

Jessica menengadah pada Jonatan yang berdiri di dekat mejanya. Akhir-akhir ini Jonatan mengomentari banyak hal. Dia tampak seperti perempuan usil saat berkomentar, bahkan seorang wanita seperti Ann mungkin tidak punya komentar-komentar seperti itu.

Hari demi hari, Jonatan semakin banyak berbicara. Ini mulai terjadi setelah insidennya dengan Nyonya Laura. Seakan-akan Nyonya Laura memberi Jonatan semacam ilham dan kuasa untuk mengomentari kehidupan Jessica.

"Kau tau, pria tidak biasanya banyak berbicara. Kau harus kalem, tenang dan berwibawa seperti Hans." Lihat, bahkan di situasi yang buruk Jessica masih teringat pada Hans dan memujanya.

"Aku tahu, dan kau seharusnya lebih tau kalau Hans tidak se-kalem itu, dia mungkin punya wibawa, tapi jelas tidak setenang itu. Dia akan cepat gusar saat kau melakukan sesuatu yang bertentangan."

"Oh, begitukah. Terima kasih atas informasinya. Jadi apakah kau seorang pria atau bukan? Jika ya, maka tutup mulutmu."

Jessica tidak dapat mengecam Jonatan atas jabatannya karena itu bergaransi cukup mahal.

Jonatan telah memeriksa kontrak kerjasama antara Group K dan CN Corp. Rupanya nilai kontrak dengan CN Corp bahkan dua kali lebih besar dibandingkan kontrak dengan Group K.

Itu berarti nilai asuransi Jonatan lebih besar dibandingkan status para pria Group K itu. Dia harus menyebutkannya lain kali, sehingga Thomas dan Tony tidak berani mengertaknya.

Ya, Jessica memang tidak bisa mengertak posisinya, tapi dia mungkin bisa menahan gajinya.

"Tidak! Kau tidak bisa melakukan itu. Kau bahkan sudah berjanji akan menggandakannya bukan? Atau kau ingin aku membuka mulutku pada Hans tentang sesuatu yang kudengar."

Sekarang Jonatan berbalik mengejarnya.

"Membuka mulutmu, untuk apa!?" suara Jessica meninggi diakhir kalimat bersamaan dengan sedikit gebrakan wanita itu bangkit berdiri. Seberapa jauh Jonatan berani melangkah?

"Ti-tidak," Jonatan berjengit kaget. Dia sebenarnya tidak berniat mengancam Jessica.

Beberapa hari lalu Jonatan masuk ke ruangan Jessica tanpa permisi dan mendengarkan wanita itu berbicara ditelepon mengenai 'mencari indetitas wanita simpanan Hans'.

Terdengar seperti seorang istri yang mencari tahu selingkuhan suaminya. Tapi Jonatan paham siapa yang Jessica selidiki, tunangan misterius yang akan Hans nikahi segera.

Menyebutnya simpanan agak terlalu berlebihan. Sejujurnya Jonatan juga ingin tahu, tapi rasa ingin tahunya masih dalam tingkat kewajarannya tidak seperti Jessica.

Jonatan juga tidak ingin mengungkapkan kalau dia telah menguping Jessica atau wanita ini mungkin benar-benar menahan gajinya.

Jonatan segera undur diri dari ruangan Jessica bersama berkas-berkas yang dia perlukan. Dia harus pergi sebelum Jessica membuatnya buka mulut.

"Kalian tampaknya cepat akrab," Hans masuk tepat saat Jonatan keluar dari ruangan.

"Akrab apanya? Jontan bersikap kurang ajar padaku. Jika Nyonya Laura tidak benar-benar memperhatikannya maka aku akan setuju denganmu untuk mencari sekretaris lain." Untuk pertama kalinya Jessica setuju kalau Jonatan perlu di ganti.

"Apakah aku harus memeriksa hubungan Jonatan dengan Nyonya Laura yang sebenarnya?" Hans suka ide ini.

"Tidak perlu, jangan buang-buang waktumu." Jessica tidak ingin Hans mengabaikannya lebih banyak lagi. Pekerjaan Hans sudah cukup menyita waktu, jika harus mengurus Jonatan juga maka tidak akan ada waktu yang tersisa untuk dirinya.

Jessica harus mencari celah pada Nyonya Laura atau Jonatan akan terus bertingkah terhadap dirinya.

Sementara Hans berpikiran lain. Memang perlakuan Nyonya Laura terhadap Jonatan rasanya aneh dengan alasan yang bisa disebut sepele. Itu sungguh bukan gaya Nyonya Laura yang Hans kenal. Dia perlu menyelidiki lebih jauh tentang Jonatan. Pasti ada sesuatu tentang pria ini.

"Jadi apakah kau punya waktu untuk bersamaku malam ini?" pertanyaan acak itu mendadak muncul dalam benak Jessica dan meluncur cepat keluar dari mulutnya.

Hans tersenyum seolah ada berita baik lalu menggeleng setelahnya. Dia masih punya acara dengan para eskekutif, kolega dan lainnya. Tidak ada waktu yang tersisa untuk Jessica bahkan untuk sekedar mengantarkan wanita itu pulang ke apartemennya.

SIAL. Hari yang buruk.

Setidaknya Jessica menemukan sebuah pelajaran hari ini. Jonatan benar tentang satu hal. Dia harus menggunakan kekuasaannya dengan egois sesekali atau Jessica tidak akan pernah menikmati waktunya bersama Hans.