Chereads / Sekretaris Tampan ini Miliku / Chapter 32 - Asisten yang baik

Chapter 32 - Asisten yang baik

"Setan kecil, kau baru mengangkat teleponku sekarang?"

Jonatan terkejut dengan sentakan dari teleponnya. Dia terlalu serius bekerja sampai tidak memperhatikan siapa yang meneleponnya. Sudah terlambat untuk menghindari panggilan itu.

"Maaf, aku sibuk dengan pekerjaan baruku."

"Ah, jadi kau sudah punya pekerjaan sekarang? Kalau begitu segera bayar hutangmu padaku."

"Aku belum mendapatkan uang, tunggulah sampai awal bulan depan. Aku akan langsung membayar mu."

"Cih, aku masih harus menunggu lagi. Jika kau tidak segera membayarnya maka aku akan menjual informasimu kepada orang-orang. Apa kau tahu, banyak orang yang sedang mencarimu?"

"Memangnya siapa yang ingin mencariku? Keberadaanku tidak akan ada artinya bagi siapapun, silahkan jual informasiku jika itu memang bisa melunasi hutangku. Aku akan sangat berterima kasih pada orang yang bersedia membayarnya."

"Kau penjahat kecil, aku serius dengan kata-kataku. Saat ini beberapa orang sedang berusaha mencari informasi tentang dirimu. Apa yang kau lakukan sebenarnya sehingga orang-orang ingin tahu masa lalumu?"

Jonatan tidak pernah berpikir akan ada orang berusaha mencarinya apa lagi menginginkan informasi pribadinya. "Kalau begitu lindungi aku sebaik yang kau bisa, aku akan segera membayarmu."

Jonatan segera menutup teleponnya. Ah, kehidupannya sudah lebih baik akhir-akhir ini tapi sepertinya kesulitan tidak ingin menjauh darinya. Jonatan setidaknya harus mampu bertahan sampai akhir bulan jika ingin mendapatkan gaji dan membayar hutang-hutangnya.

Tak pernah terpikirkan seumur hidupnya kalau dia akan membiarkan dirinya terjerat begitu banyak hutang. Dia tidak bisa seperti ini.

Jonatan harus melakukan sesuatu untuk menebus kesalahnya dan mengubah keadaan.

Jonatan mengambil kembali teleponnya dan dengan ragu menekan nomor telepon yang tertera pada kartu nama dari sakunya.

Tidak perlu waktu lama, panggilan itu langsung tersambung. "Aku membutuhkan bantuan Anda."

***

Mentari pagi di hari berikutnya membuat semua orang gugup. Nyonya Laura akan datang ke kantornya tepat pada pukul 10 pagi itu. Proposal yang akan Jessica ajukan hari itu akan menjadi penentu apakah kerjasama mereka dengan CN Corp akan tetap berlangsung atau tidak.

Untuk itu Jessica telah mencurahkan semua ide brilian yang dapat dia pikirkan untuk bisa mempertahankan kemitraan mereka. Jessica sama sekali tidak membiarkan Jonatan terlibat dalam persiapan proposal untuk CN Corp. Sementara itu Hans diberi bertanggung jawab penuh. Yah, karena dia memang akar semua kekacauan itu.

Nyonya Laura muncul dengan beberapa asistennya. Wanita tua itu masih punya keanggunan dan tentunya aura mendominasi yang kuat. Ruang kerja Jessica yang besar rasanya begitu sesak dengan tekanan yang diberikan wanita tua itu.

"Karena anda telah datang, mari kita mulai acaranya." Hans siap memimpin pertemuan itu.

"Tunggu sebentar, Hans." Nyonya Laura menyisir ruangan dan langsung mengarahkan pandangannya pada pria yang duduk di belakang Jessica. "Kau, kemarilah!"

Mereka akan memulai rapatnya, namun Nyonya Laura malah melakukan sesuatu yang tak terpikirkan. Apa yang sebenarnya sedang Nyonya Laura lakukan dengan memanggil Jonatan ?

"Ah, itu kah kau, anak muda? Kau bekerja disini?" pertanyaan Nyonya Laura seperti sebuah investigasi yang tajam.

"Dia sekertaris baruku, Jonatan. Anda mengenalnya Nyonya?" Jessica segera mengambil posisinya.

Dia berharap skenario terburuk yang dia pikirkan tidak akan terjadi. Jonatan tidak mungkin membuat kesalahan lain lagi bukan. Terlebih dengan Nyonya Laura, tidak ada jalan untuk Jonatan membuat kesalahan pada wanita tua itu.

Kemungkinan terjadinya sangatlah kecil dan jika pikiran buruk itu benar maka habislah dia. "Apakah dia telah melakukan kesalahan pada Anda? Jikalau seperti itu, mohon maafkan aku, Nyonya."

"Dia sekertaris barumu, sungguh?" Nyonya Laura tampak terkejut tak percaya dengan penemuannya itu. Seperti saat dia mendengar Hans mengundurkan diri karena akan menikah. Sebuah kejutan lain baginya.

Jessica tidak yakin bagaimana lagi untuk memposisikan dirinya jikalau Jonatan benar-benar membuat kesalahan.

"Rupanya kau masih beruntung, kau telah memilih seketaris yang tepat Nona J."

Apa? Jessica berharap seseorang dapat mengulang apa yang Nyonya Laura katakan padanya barusan. Pujian itu terasa janggal di telinganya sampai dia tidak mungkin mempercayainya.

"Kau memiliki seorang asisten yang baik." Jessica masih belum menangkap maksud wanita tua itu yang datang dan tiba-tiba memuji Jonatan.