Chereads / unification of destiny / Chapter 2 - awal pertemuan

Chapter 2 - awal pertemuan

"hey!! bangun jalang !! " ucap seorang pria yang berbadan besar dan berkepala blontos yang saat ini tengah menjambak rambut panjang wanita yang sedang terikat di kursi tepat dihadapannya.

"ahhh... "rintih wanita tersebut tanpa bisa berbuat apa pun.

"Hahahaha... lihat teman teman dia bahkan bisa tertidur saat dia akan menghadapi kematiannya "ujar pria yang berada tidak jauh dari salah satu pria si rambut blontos yang masih menjambak rambut wanita tersebut, membuat sang wanita terus merintih menahan sakit.

BIANCA ARLEY wanita yang saat ini terikat dikursi dan menahan sakit di kepala nya karna beberapa rambutnya yang di jambak oleh pria berkepala blontos yang saat ini tengah menertawakan nya bersama beberapa temannya.

"bukan kah bagus jika kita menikmati tubuh jalang ini?? kita bisa berpesta dengan puas "ujar pria yang berjalan mendekati arley, yang saat ini tengah menahan sakit di kepala nya karna pria blontos tersebut masih terus menjambak rambut nya.

"wahh... kau punya ide yang cemerlang, bagaimana cantik kau pasti akan menikmatinya "pria itu melepaskan rambut arley dan meraih pipi arley seraya mengelus nya dengan penuh nafsu.

"bisa kau jauhkan tangan kotor mu dari wajah ku?? dan panggil majikan kalian saat ini jangan hanya tau mengandalkan para anjing anjing nya saja "ucap arley kesal dan menatap tiga pria yang saat ini berada di hadapannya.

"Hahahaah"

gelak tawa tiga pria yang saat ini dihadapannya kembali terdengar .

"mulut manis mu ini terlalu pintar sayang ".. ujar pria yang memiliki beberapa tato di lengan dan lehernya sambil berbisik pelan di Hadapan arley.

"bukankah dia harus kita beri pelajaran?? apa kira kira yang bisa kita lakukan padanya?? " tanya pria bertato menyeringai penuh nafsu menatap arley ,yang hanya memandang nya dngan tatapan jijik. pria blontos berjalan mendekati arley tanpa menjawab pertanyaan dari pria bertato yang langsung ia tolak sampai menjauh dari hadapan arley yang saat ini masih terikat.

PlAKKKK!!

tamparan keras mendarat tepat di pipi kiri arley membuat ujung bibir kiri nya sedikit terluka dan berdarah akibat tamparan dari pria yang saat ini tengah memandang nya penuh dengan amarah.

"kau terlalu pintar berbicara, apa kau membutuhkan pukulan lagi!! " ujar pria tersebut membuat arley kesal dan membuat nya berfikir akan membalas perbutan pria ini nantinya.

"apa kita harus membunuh nya sekarang tanpa harus menunggu perintah dari mr. swinton" ucap pria yang sedari tadi hanya menonton di sudut ruangan minimalis yang mana ruangan itu bahkan hanya mememiliki penerengan dari satu lampu .

"tidak kita tunggu mr. wilder datang "ucap pria yang berkepala blontos dan langsung menjauh dari hadapan arley ,meraih sepuntung rokok dan mulai menyalakannya.

saat mereka tengah sibuk dengan minuman keras yang mereka beli dan tanpa sepengetahuan mereka bertiga arley sedang berusaha mengiris tali yang saat ini tengah mengikat tangan nya dari belakang menggunakan pisau kecil yang slalu berada dibalik jam tangan nya.

Ya bianca arley adalah seorang anak dari mafia terbesar kota New York dan di segani beberapa pengusaha kelas atas. namun tak ada yang mengira di balik paras cantik dan seksinya ia adalah salah satu mafia yang selalu di andalkan oleh ayahnya. bahkan publik hanya mengenalnya sebagai perimadona yang cantik dan anggun dari keluarga philbert tanpa mengetahui latar belakangnya.

saat tiga pria itu tengah menikmati minuman yang ada di hadapan mereka. arley berhasil melepaskan ikatan tangan nya, dan bergegas untuk membuka ikatan tali di kaki nya namun gerakan nya terhenti kala suara derap langkah kaki mendekat dari balik pintu yang saat ini tertutup. tanpa berfikir panjang arley mengembalikan posisinya seperti semuala dan berpura pura bahwa ia saat ini masih tetap terikat sama seperti sebelum nya.

tiba tiba pintu terbuka ,tiga orang yang tengah menikmati minuman nya pun sontak kaget akan kehadiran pria yang mereka tunggu tunggu perintahnya.

"mr. wilder anda sudah datang " ucap pria berkepela blontos yang saat ini sudah berada tepat dihadapan pria yang ia panggil mr. wilder dengan membungkuk hormat yang sepertinya ia adalah ketua dari ketiga preman yang menahan arley ,diikuti kedua teman nya di belakang.

"di mana wanita itu ?" tanya pria itu dengan suara berat nya yang penuh ketenangan.

"dia sudah kami ikat dan dia ada disana mr. wilder" jawab pria blontos itu seraya menunjukkan di mana arley saat ini berada yang tak jauh dari tempat pria yang disebut mr. wilder oleh ketiga pria yang menahan nya.

tanpa mengatakan apapun pria yang di panggil mr. wilder itu pun berjalan mendekat ke arah arley yang saat ini sudah terlepas namun masih berpura pura seakan akan ia terikat.

satu kata yang saat ini di rasakan arley saat pria itu tiba di hadapan nya yah "TAMPAN" bagaimana mungkin pria sesempurna dirinya hidung yang mancung, rahang yang sepertinya terukir benar benar untuknya, bola mata berwarna biru bak lautan,bibir tipis yang membuat siapapun ingin menciumnya "wah dia benar benar dewa yunani "ucap arley dalam hati.sambil menatap pria dihadapan nya dengan penuh kekaguman.

"kalian melukainya ??" tanya pria tersebut saat menatap luka dan bercak darah di ujung bibir arley,tanpa membuang pandangan nya dari wajah arley yang saat ini masih menatap pria dihadapannya.

tanpa sepengetahuan mereka semua nampak sosok seorang pria bersetelan jas hitam tengah mengintai dan mengawasi mereka dari luar ruangan di mana mereka berada saat ini.

seketika benda pipih disaku celananya berdering, tanpa membuang waktu ia langsung mengangkat dan menyapa hormat pada seseorang di seberang telpon.

"ia mr. mereka semua sudah berkumpul di dalam, bahkan mr.wilder pun turut berada didalam"ucap pria tersebut melaporkan semua yang ia lihat.

"......."

"baik mr. kami akan mengoptimalkan bom nya sekarang "ujar pria tersebut dan langsung menekan remot yang ada di balik saku jas nya,menuruti printah pria yang ada di seberang telpon.

"......"

"itu akan meledak dalam hitungan lima menit mr. " jawabnya memberitahukan pria diseberang telpon bahwa ia telah melaksanakan tugas nya.

"......"

"baik lah mr. " kata pria itu dan mengakhiri panggilan tersebut.

namun tidak lama kemudian saat pria itu akan bergegas pergi terdengar suara ledakan bom tepat di dalam gedung yang sedari tadi ia awasi.

"misi selesai " ucap nya seraya menyeringai puas dan langsung meninggalkan tempat yang saat ini sudah terbakar akibat ledakan bom.