Chereads / unification of destiny / Chapter 5 - bagaimana mungkin bisa....

Chapter 5 - bagaimana mungkin bisa....

arley menggeliat diatas tempat tidurnya, tak menghiraukan sinar matahari pagi yang sedikit menyelinap masuk kedalam kamarnya.

setelah perutnya terasa kenyang tadi malam ia langsung tertidur, bahkan ia tak menyangka ia akan tidur senyenyak ini.

arley mengerjapkan matanya, berusaha membuka namun seketika ia terduduk saat ia teringat bahwa saat ini ia ada dirumah orang lain.

ia bergegas keluar kamar nya, menatap sekeliling berusaha mencari sosok pria yang tidak tau mengapa terlihat tak asing baginya.

Hening.....

itu lah keadaan yang ia lihat sekarang,bahkan tanpa seorang pembantu sekalipun.

"apa dia memang selalu melakukan segala hal sendiri?" tanya arley heran saat ia melihat tak satupun orang berada dirumah ini.

arley bergegas menaiki anak tangga yang menghubungkan kelantai atas,menuju kamar brayan, terus memanggil namun tak ada jawaban apapun dari dalam "apa dia sudah berangkat kerja "ucap nya menerka nerka jawaban yang ada dalam fikiran nya.

tak ingin mempermasalahkan hal tersebut, ia pun langsung menuju dapur, mencari bahan makanan yang bisa ia kelola. sesampainya didapur tatapan nya terhenti kala ia melihat benda berwarna hitam dan piring yang tertutup rapi.

"apa ini? "tanya nya saat ia telah meraih benda hitam tersebut di atas meja makan. ia terus membalik mencari tau apa yang sekarang sedang ia pegang. arley menatap penuh tanya, namun seketika tatapan nya terhenti saat ia menatap tombol putih yang ada di tengah benda hitam yang berbentuk persegi panjang tersebut,tak membuang waktu ia pun segera menekan tombol putih tersebut.

"makanan mu ada di dalam penutup itu " ini suara pria itu pikir arley dalam hati.

" bajumu akan diantarkan oleh asistenku,jangan mencoba coba lari dan jangan memasuki ruangan apapun didalam rumah ku, dan satu lagi jika ada yang mencurigakan telpon aku dengan telpon rumah, hanya menelpon ku tidak dengan yang lain, aku sudah meninggalkan nomornya di meja makan bersama rekaman ini "suara rekaman nya pun berakhir, arley meraih kertas yang dikatakan brayan tentang nomornya , "kenapa ia sangat cerewet,, bagaimana mungkin bisa dia meninggalkan tahanan nya dirumah sendiri tanpa keamanan apapun " ujar arley dan segera menarik kursi makan untuk menyantap serapan nya.

"ini tidak buruk "ujar arley saat ia telah membuka Penutup makanan dihadapan nya. dan langsung menyuapkan sendok makanan kedalam mulutnya "wahh dia punya selera bagus ,, mencampurkan nasi gorengnya dengan beberapa danging "lanjutnya kagum.

setelah selesai menghabiskan makanan nya ia pun bergegas menuju tempat pencucian untuk mencuci piring makannya.

"aku akan melihat lihat rumah ini "ujar arley saat ia telah selesai mencuci piringnya.

arley terus berjalan, menatap penuh kagum rumah yang saat ini ia tempati, ruang tamu yang memiliki kesan sederhana namun mewah, bahkan semua perabotnya di tata rapi oleh sang pemilik. terdapat beberapa lukisan kuno, dan juga beberapa lukisan abstark yang sulit dimengerti.

"sepertinya dia menyukai seni "

tatapan arley terhenti ketika ia menatap, piano yang terletak rapi di di sudut ruang tamu, ketika ia ingin menghampirinya, terdengar suara bell rumah yang terdengar.

"apa itu asisten nya??"Tanya arley, tak ingin berlama lama ia pun melangkah menuju pintu dan langsung membuka nya seketika itu pula pria yang sepertinya lebih muda dari nya itu berdiri tegak dihadapan nya, tampak pula ia membawa sesuatu yang sudah arley tebak itu pasti pakaian yang dimaksud brayan dan pria ini adalah asisten nya.

"selamat pagi miss,, saya mengantarkan beberapa pakaian dari mr. wilder untuk anda "ucap pria itu dengan sopan ,dan langsung memberikan kantong belanjaan yang ia pegang tadi kepada arley.

"kalau begitu saya permisi "pamit nya dan bergegas meninggalkan arley yang masih tak percaya dngan apa yang ia lihat.

"apa dia pria yang bodoh"ujar Arley masih dengan keterdiamannya memandang asisten yang telah berlalu keluar pagar menggunakan mobil bmw yang tidak terlalu mewah.

"aku dalam masalah besar,,,, bagaimana mungkin dia bisa... "lanjut arley saat ia telah tersadar dari keterdiamannya, dan bergegas masuk kedalam rumah.