Sudah lima hari brayan tidak menapaki kaki dirumahnya. ia terus berkelayut dengan lembaran lembaran kertas yang ada di mejanya.
Di sisi lain arley tengah memandang nanar televisi di hadapannya, lima hari ia terus seperti ini,bahkan ini lebih buruk dari pada di penjara ujarnya kesal kala ia memikirkan keadaannya.
memakai baju rumahan, arley berbaring dengan malas di sofa depan tv, sudah banyak yang ia lakukan dirumah ini mulai membersihkan perabot perabot yang ada , membersihkan setiap detail ruangannya berkeliling di taman belakang dan depan rumah yang membuat nya takjub kala pertama kali ia melihatnya, saat awal ia datang ia tak begitu memperhatikan keadaan di luar karna malam. bahkan ia sudah membersihkan beberapa rumput dan juga dedaunan yang terjatuh.
Arley terus merutuk kesal "apa dia ingin membunuhku secara perlahan lahan ? ah... ini membosankan..." arley bangkit dari posisinya, mematikan tv dan beranjak untuk berjalan mengelilingi rumah yang ia tempati saat ini.
mulai melihat lihat beberapa lukisan, buku buku dan juga beberapa ruangan , rumah ini begitu lengkap bahkan brayan membuat ruangan sendiri untuk dia melatih otot otot tubuhnya.
namun satu yang tak ditemukan Arley " foto" bahkan ia tak memiliki foto apapun sama sekali selama arley berjalan mengelilingi rumah ini,'apa dia tak punya foto keluarga sama sekali 'tanya arley kala ia menyadari bahwa tak ada satupun foto yang terbingkai di rumah ini.
arley menuju dapur saat ia rasa ia perlu mengisi perutnya karna sudah waktunya makan siang.ia mengambil bahan secukupnya terakhir kali ia memasak banyak, karan ia fikir brayan akan pulang dan makan malam bersama.
cukup lama ia menunggu malam itu, setelah ia berburuk sangka dan memarahi brayan saat salah membelikan nya pakaian ia benar benar merasa bersalah, itu sebabnya ia memasak banyak. namun malam itu brayan tak pulang sama sekali bahkan sudah lima hari lamanya.
pernah ia berfikir untuk menelpon dan menanyakan mengapa brayan tak pulang, namun ia segera menghapus pikiran nya.
kadang sesekali ia juga berfikir apa brayan tak ingin pulang kerumahnya karna perkataan yang dilontarkan nya lewat telpon.
*******
Brayan tak berhenti mengetik di komputernya, ia baru saja menyelesaikan rapat nya dan harus menyimpan beberapa file di komputernya. hari ini semua pekerjaan telah ia selesaikan, dan ia akan pulang kerumah setelah menyimpan file, ya... beberapa hari ini ia sibuk mengejarkan proyek kerja sama nya dengan salah satu investor dari Asia, karna tak ingin menunggu lama ia mengerjakan nya tanpa pulang kerumah.
setelah semuanya selesai, brayan memandang arloji yang ia kenakan di lengan kirinya, jam menunjukan pukul 5 sore tak membuang waktu brayan segera merapikan berkas berkas yang ada di di meja kerjanya.
namun seketika Pintunya terbuka menampakan jerral, kennet, dan edward berjalan menghampiri nya.
"kami akan ikut kerumah mu "ucap jerral memandang brayan dihadapannya dan beralih menatap kedua temannya yang berdiri di belakangnya.
"ini bukan ideku... jerral bersikeras ingin melihat wanita tahanan mu "elak kennet menunjuk jerral kala tatapan brayan jatuh pada nya dan jerral langsung membalas memandang nya dengan tatapan tajam.
brayan menghela nafas kasar menatap pasrah ketiga insan dihadapan nya, ia tau percuma mencegah mereka, karna itu hanya akan sia sia ia sudah memahami sifat ketiga sahabatnya sejak masa kuliah dulu keras kepala mereka adalah salah satunya.
" bagaimana kalau ditemani dengan meminum wine malam ini? " ucap kennet berusaha mengalihkan pembicaraan.
"wah.. ide bagus kawan kita harus mengadakan pesta karna kerja keras brayan "sambung edward yang membenarkan usul dari kennet sambil merangkulnya.
"kalian bisa lakukan apa pun yang kalian mau, tapi jangan membuat masalah " ucap brayan berusaha memperingati ketiga sahabatnya dengan tatapan tajam.
"oke.. semua bisa diatasi "ujar kennet penuh semangat.
"ku dengar kau tidak pulang selama lima hari? kenapa?" tanya jerral mempertanyakan apa yang ia dengar.
" aku mengerjakan proyek dengan salah satu investor asia, karna tak ingin memakan waktu yang lama aku lembur dikantor dan langsung menyelesaikan nya"jawab brayan sambil terus mengerjakan aktivitasnya.
" bisa kita pergi sekarang?" lanjutnya kembali saat aktivitas nya selesai dan bersiap siap untuk meninggalkan ruangannya.
nampak tiga mobil tesla mewah memasuki gerbang rumah milik brayan.
" tunggu bukan kah rumah mu kali ini tampak sedikit berbeda? apa kau sudah mulai memperkejakan seorang pembantu? "tanya edward heran kala mereka semua telah memasuki rumah.
" benar juga" lanjut kennet yang saat ini tengah fokus memandangi sekeliling rumah brayan.
" dimana wanita itu? apa kau menahannya di ruang tahanan mu? " tanya jerral tanpa memperdulikan kedua sahabatnya yang masih memandang perubahan rumah brayan.
"kau sungguh benar benar ingin melihat nya? "tanya brayan menyipitkan mata nya memandamg jerral heran.
"bukan kah sudah ku bilang dia sangat ingin bertemu dengan wanita itu " ucap kennet mengingat perkataan yang ia ucapkan di kantor.
"ntah lah aku tidak tau, mungkin ia sedang di kamar nya? " ucap brayan menhawab pertanyaan jerral dan langsung duduk di sofa.
"kamar? kau menyuruh nya tidur di kamar ?"ujar jerral dengan penuh keterkejutan.
"kau memang benar benar luar biasa "sambung nya dengan nada tak percaya.
namun seketika mereka semua terkejut kala mendengar suara tembakan dari gudang belakang rumah brayan dan berlari menghampirinya.
"apa wanita itu sedang dalam bahaya? " tanya brayan pada dirinya sendiri kala ia tengah berlari.