malam ini aku sedang tidak tertarik untuk mengganggunya.Biasanya,kulempari dia dengan benda kecil dari atas sini untuk membuyarkan lamunannya.Tapi,kali ini kuputuskan untuk mengawasi saja dia sampai beberapa lama dia mampu bertahan melamun seperti orang stres.
Diam-diam tanganku mengambil kanvas kecil,lalu mulai melukis apa yang sedang kuperhatikan.Kulukis dia yang sedang duduk termenung jauh disana,begitu lama hingga lukisanku selesai pun dia masih diam termenung tak bergerak.Ada apa dengan Bismaku?
"Mbk,siang ini Bisma mau ketemu klien ,ya.Dia tertarik untuk membawa beberapa lukisan buat dijual digalerinya.Alhamdulillah,galerinya ada di china.semoga penawarannya menarik,mbk,kan lumayan ya,nanti mbak sama saya bisa terbang kesana beli oleh-oleh yang banyak!"Matanya begitu berbinar saat menceritakan apa yang akan dilakukannya hari ini padaku.
"halah Bisma,nggak usah majang lukisan dipameran juga kita bisa pergi ke China.jangan kayak orang susah,ah!"Bibirku selalu menggerutu seperti itu menanggapi kata-katanya.
"Eh si mbak,lumayan gratis,mbak!sekalian bisa cari jodoh nanti disana.mbk cocok banget.mbak harus nikahnya sama bule atau harus sama wong edan sekalian..."suaranya terdengar pelan seolah sopan,dan kulihat wajah Bisma kini terlihat kemerahan menahan tawa.
"Ehhh,sialan kamu bisma!kalau cuma orang gila yang mengerti aku,berarti kamu gila juga!ya udah sana,pergilah,kamu ngerusak imajinasiku,menyebalkan!sana sana sana!"sambil cemberut,kuperintahkan dia segera pergi meninggalkan studio.
"mbak,mbk harus lihat nanti kliennya yang punya galeri,ganteng banget mbk.campuran jepang sama prancis!"Bisma masih sempat menggodaku sesaat sebelum keluar dari studioku.
Kupelototi dia dengan wajah sangat kesal,anak ini benar-benar sedang menyebalkan.Kuambil sebuah mug yang sejak tadi tersimpan dimeja kecil disebelahku,lalu kulemparkan mug itu kearahnya.
Namun Bisma sudah terbiasa dengan hal ini.Dengan sigap dia menghindari lemparan mug itu hingga terdengar suara pecahan yang begitu keras saat mug itu bertabrakan dengan pintu studio.Bisma menjulurkan lidahnya kepadaku,lalu meninggalkan studio sambil tertawa puas.
"Apa lagi yang pecah,mbak Leaaaaa??"suara bi minah terdengar samar dari bawah sana,dia memang sudah terbiasa dengan suara-suara lemparan benda dari dalam studioku.
"Hatinyaaaaa,Bi.....!"Bisma berteriak menanggapi pertanyaan Bi Minah dari luar studio sambil diiringi gelak tawa mereka setelahnya.
Aku berteriak keras"setannnnnnnnnnn!!!!"
"mbak Lea,ini kenalin....namanya Li thian.Dia yang saya ceritain waktu itu,pemilik galeri dichina yang ingin bawa lukisan mbk kegalerinya,"dengan senyum khas miliknya,Bisma sangat sumringah membawa laki-laki itu ke studio.saat itu aku tengah menyelesaikan lukisan yang sudah seminggu ini kugarap.
"Diam,jangan banyak bicara dulu.silahkan keluar tunggu disana,aku sedang serius!"tak kubiarkan kepalaku berlama-lama menatap keduanya karena kini kedua mataku sudah terfokus lagi pada kanvas yang ada didepanku.
Laki-laki itu tersenyum padaku.Lumayan tampan sih,tapi aku tak peduli.Karena yang kupedulikan adalah apa yang sedang ada didepanku kini.Dan aku sedang bergelut dengan imajinasiku untuk membereskanya.
Bisma mendengus kesal menimpaliku,"ya ampun,kebiasaan deh.maaf ya mas,mbk Lea memang kayak gitu kalau sudah asyik melukis.kita ngobrol saja diluar,ya?sambil nunggu dia beres melukis"
Kulihat sekilas Bisma membawa laki-laki itu pergi dari studio menuju teras luar,entah apa yang mereka lakukan disana.
"Ya,ada apa?"kulangkahkan kakiku malas-malasan mendekati keduanya yang tengah asyik berbincang diteras studio.
"Wow,cepat sekali,sudah bereskah lukisannya,Lea?"setengah terbata,laki-laki itu bertanya sambil tersenyum menatapku.
Aku menatap laki-laki itu kesal,lalu mendelikkan mataku keatas seolah sedang berisyarat,"Siapa kamu?sok kenal!"
Namun,yang keluar dari mulutku bukan kata-kata dalam isyarat itu,melainkan,"Sudah,bisa kenalan dulu kan,sebelum berkomentar?"kuulurkan tangan kiriku,karena tangan kananku sedang sibuk memilin rambutku yang sedikit berantakan.
"Mbak,iih sing sopan!pake tangan kanan!"Bisma tiba-tiba menepis uluran tanganku dan mengangkat paksa tangan kananku dengan kedua tanganya.
"Hahaha,sudahlah tidak apa-apa,Bisma.Hallo Lea,nama saya Li thian.Senang akhirnya bisa berjumpa dengan kamu,pelukis favorit saya.saya suka semua karya-karyamu."Li thian kembali tersenyum riang sambil tak melepaskan tanganku yang sejak tadi disambut oleh kedua tangannya.
Aku merasa risi oleh sikap murah senyum berlebihan laki-laki ini.Belum pernah rasanya aku berkenalan dengan seseorang yang tak begini sopan.
Kuempaskan tanganya dengan kasar,"Ada apa ya,Anda kesini?"
Dia kaget dengan sikapku yang kini mulai terlihat kesal,tapi Bisma segera menengahi kami,"mbk,jangan gitu lah.Dia ini datang kesini mau milih lukisan mbk yang mau dipajang digalerinya nanti.ya,kan?"
Laki-laki bernama Li Thian itu kembali tertawa pada Bisma,"panggil saya Li Thian,Bisma.hahaha."
Mereka berdua tertawa didepanku yang masih merasa kesal pada bule sok akrab ini.
Tiba-tiba saja emosiku terpancing,dan berkata,"TUNGGU!"membuat keduanya terlihat kaget dan berhenti tertawa.
"Sebentar...sebentar,maaf apa tadi kamu bilang,Bisma?Si Thian ini mau pilih-pilih lukisanku?iyah,begitu?Enak saja pilih-pilih!aturan dari mana itu?hanya aku yang boleh menentukan lukisan mana yang akan kamu bawa kegalerimu!kamu pikir siapa bisa seenaknya memilih?!kalau kamu masih mau ambil,silahkan.kalau tidak suka dengan aturan saya,ya silahkan pergi juga!saya tidak butuh yang seperti ini!"Jari telunjukku terangkat keatas,tak henti menunjukki laki-laki itu dengan kasar.
Li Thian tampak shock dengan sikapku,tapi kulihat bisma segera mencairkan rasa kagetnya dengan cara mengedipkan sebelah matanya pada Li Thian sambil menarik laki-laki itu menjauh dariku,membisikkan sesuatu ditelinganya.
"Bencong"umpatku