Sudah 24 hari lewat 18 jam 14 menit 7 detik,tubuhnya terbaring tak sadarkan diri dirumah sakit.sahabatku satu-satunya tak juga sadarkan diri dari tidur yang begitu lama.Sudah selama itu pula aku pindahkan sebagian furniture kamarku ke ruang rumah sakit tempat dia terbaring.
Aku tak peduli biaya yang harus kukeluarkan untuk biaya Bisma dirumah sakit.Aku tak peduli pada kanvas-kanvas kosong yang seharusnya kulukis dengan lukisan-lukisan baru.aku juga tak peduli larangan dari orang tuaku untuk tidak menginap dirumah sakit terus menerus menunggu Bisma.
"Hhhh,Bisma....Bisma,bangunlah udik!aku sudah lelah menangis!ternyata betul,mengeluarkan air mata membuatku lelah.air mata itu rasanya menyakitkan.Bangunlah...."kubisikan kata-kata itu ditelinganya.sejauh ini,respon paling positif yang dilakukan olehnya hanyalah menjentikan jari telunjuknya,sungguh menyebalkan.
Belum pernah aku sebegini peduli pada orang lain.pernah beberapa kali ibu dan tiara berada dirumah sakit,tak pernah sekalipun ketengok mereka atau bahkan menanyakan keadaannya.
Namun kali ini berbeda,Bisma sudah menjadi bagian penting dari hidupku.tanpa banyak bicara,dia sudah tau betul bagaimana cara menghadapiku.Dan kini satu-satunya makhluk yang dapat mengerti aku.aku benar-benar merasa kehilangan arah.aku tak suka melihatnya terkulai tak sadarkan diri.
Laki-laki kesayanganku itu terkena gagar otak karena benturan dikepalanya yang terlalu keras.kulit kepalanya robek sehingga terdapat beberapa jahitan dikepalanya.Ibukku hampir putus asa melihat keadaan Bisma yang semakin lama semakin memburuk.ia selalu memintaku bersabar dan berdoa seolah bismaku telah tiada.pemikiran ibu yang konyol mengenai nasib Bisma membuatku berang-berang mendebatnya.sedangkan aku sebaliknya,aku menolak berfikir hal-hal negatif akan terjadi pada sahabatku.aku yakin keajaiban akan hadir untuk seseorang yang baik hati seperti Bisma evanda.
"Kepada ibu Lea,ibu Lea dari pondok hijau.diharapkan untuk segera datang ke ruang A2.kepada ibu Lea,diharapkan segera datang keruang A2".
Suara panggilan dari operator memanggil namaku begitu jelas hingga hampir memekakan telinga.Pagi itu,aku sedang membeli sarapan untuk mengisi perutku yang kosong.kutinggalkan makananku yqng belum sempat kubayar,berlarian menuju ruangan A2.kamar tempat Bisma terbaring tak sadarkan diri.
"Ya sus?dok?ada apa ini?"kepanikanku menjadi saat melihat beberapa suster dan Dokter mengelilingi Bisma.
"mbak Lea tenang dulu,mari kesini,mungkin ini saat yang mbak nanti".wajah dokter begitu sumringah begitupun dengan para suster.
"Bisma?!!Bisma?!!!kau bangun???Bisma!!!terima kasih alam semesta!!!"Aku berteriak histeris melihat Bisma tersenyum begitu lebar melihatku.
"mbak Lea....,"bisiknya lemah.
"mbak,mbak Lea jangan terlalu aktif disekitar mas Bisma ya,dia masoh lemah.jangan terlalu dibebani oleh pikiran-pikiran dan obrolan yang terlalu berat,masih beruntung mas Bisma ini tidak kehilangan ingatannya,"ucap dokter sambil tersenyum dan mengedipkan matanya kepadaku.
"kapan kami boleh pulang?"pertanyaan itu meluncur begitu saja dari bibirku.
"kami?hahah,mbak Lea bisa pulang kapan saja,tapi Mas Bisma,nanti dulu ya!tunggu kondisinya membaik."Lagi-lagi dokter itu mengedipkan matanya kepadaku.
"Dok....te..rima ka...sih ya...dok...,"ucap Bisma walau masih terbata-bata,karena keadaanya yang masih lemah.
Bisma tak banyak bicara,tapi matanya terus menerus memandangiku tersenyum gentir,anak ini kini menjadi amat dramatis.Aku lebih banyak bicara kepadanya,menceritakan isi kepalaku,dan rencana-rencana setelah dia diizinkan pulang nanti.
Aku bilang padanya,"Bisma setelah kau pulang nanti,kita gunakan uang tabungan hasil penjualan lukisan untuk jalan-jalan ke Transylvania,ya?Aku selalu penasaran dengan negara itu,aku ingin bertemu Drakula."
Bisma tersenyum menatapku,"iya mbk...ayo!Bisma ikut aja kemana mbk pergi".Dia terus menerus tersenyum menatapku yang tak pernah berhenti berceloteh.
Hanya pada makhluk ini aku bisa berubah menjadi seperti ini.Hanya pada dia aku bisa begitu bahagia melihatnya kembali bangun dari tidur yang panjang...