Seorang gadis cantik,dia memiliki wajah yang bulat kecil,bibir yang tipis,bulu mata yang lentik,rambutnya hitam terurai panjang.
Kulitnya tidak putih,tidak juga hitam,kuning langsat dan bersinar di bawah sinar matahari.
Badannya juga cukup tinggi 165cm.
Tinggi yang ideal untuk seorang perempuan.
"Hampir selesai" ucapnya seraya mengelap keringat didahi nya
Pagi itu dia menguncir rambutnya berantakan,memakai kaos navy dan jeans selutut.
Ember yang dia bawa sudah kosong,menandakan pekerjaan nya menjemur pakaian sudah selesai.
Kyra,bukan lagi gadis remaja yang dulu.
Dia sudah tumbuh dewasa,umurnya menginjak 24 tahun.
"Sudah selesai Nak?ayo sarapan" seru Mama pada nya
Tanpa memperlambat Kyra langsung duduk dan memulai sarapannya.
Pagi itu Mama memasak nasi goreng.
"Pelan-pelan" ucap Mama mengingatkan
"Tante berangkat dulu ya" tante Sinta keluar dari kamar dengan ransel yang cukup besar di tangannya
Tante Sinta membuka butik,tidak terlalu besar.Tapi cukup di minati remaja saat itu,karena desain pakaian yang langsung dia beli dari jogja.
Berbeda dengan Mama,Mama memulai bisnis kue kecil-kecilan dititipkan dari warung ke warung.
Sedangkan Kyra,yah semua orang tau.
Dia bekerja disebuah supermarket.
Surabaya
"Ra" sapa teman Kyra disampingnya
Mereka sedang berada di ruang ganti.
Itu Tantri teman berbagi shif nya.
Sudah 2 tahun sejak bekerja disini,mereka cukup akrab.
Karena Tantri orangnya tidak banyak mulut,dan dia membenci gosip.
"Iya,tan" sahut Kyra
"Ihh..udah berapa kali aku bilang,panggil aku dengan nama lengkap.Nanti orang-orang mikir aku udah tante-tante" ucapnya kesal
"Iya,maaf Tantri" seraya memihin ampun pada temannya
Tantri membuang muka seolah-olah cemberut.
Tak lama dia berbalik.
"Eh,kamu kemarin pulang bareng siapa?" mata nya mendekati Kyra seakan mencari kebenaran
"Kenapa?" Kyra menjawab biasa
"Kamu pasti pulang bareng Joe kan?" suaranya seolah mengintimidasi
"Lalu?" jawab Kyra seolah enggan
"Trus,gimana?" tanya Tantri lagi
Tantri selalu menanyakan tentang Joe pada Kyra.
Lebih tepatnya menanyakan perkembangan hubungan Kyra dan Joe.
Semua teman satu kerja mereka tau,kalau Joe dekat sangat dengan Kyra.
Memberi perhatian yang di lebihkan khusus untuk Kyra.
Seolah penasaran,Tantri trus menggiring Kyra dengan pertanyaan tentang Joe.
Kyra hanya berlalu pergi tanpa menjawab dan bukan Tantri nama nya yang mudah menyerah sebelum tau kebenaran dari temannya itu.
Hari ini Kyra shift malam,sudah jam 10 waktu nya untuk pulang.
Tantri sudah pulang duluan di jemput pacarnya.
Dia menawarkan Kyra tumpangan,tapi Kyra menolak dengan alasan sudah pesan ojek.
Padahal dia hanya tidak ingin mengganggu temannya itu.
Pekerjaan double shift membuat keterbatasan waktu mereka diluar.
Kyra rasa temannya itu mungkin butuh waktu berdua.
Sudah setengah jam Kyra disini.
Biasa nya tidak lama dia bisa memesan ojek online.
Tapi tak satu pun yang menangkap pesanannya,kalaupun dapat jaraknya sangat jauh.
Joe baru mengeluarkan motor ketika dia dapati Kyra berdiri di depan Mall Plaza tempat mereka bekerja.
"Ra" panggil Joe
"Hei..Joe" sahut Kyra seraya mengecek berulang kali ke hp nya
"Mau bareng?" tanya Joe
Kyra belum menjawab,lalu mengecek hp nya lagi.
"Ehm..boleh kah Joe?" tanya Kyra ragu
Joe tersenyum seraya memberi Kyra kode untuk segera naik ke motor nya.
Hari benar-benar sudah larut,jalanan nampak sepi.
Sesekali Joe memperhatikan gadis itu lewat spionnya.
Dia tersenyum,tapi gadis itu sama sekali tidak menyadari dan hanya sibuk melihat sekeliling.
Sudah berapa tahun sejak dia masuk SMA.
Dia mengenal Kyra karena waktu itu mereka duduk sebangku.
Kyra terlambat mendaftar disekolah,dan hanya ada bangku satu yang kosong disampingnya.
Dia kenal Kyra sebagai sosok yang sedikit pendiam,namun pintar.
Walaupun tidak banyak bicara Kyra benar- benar memperhatikan setiap orang yang dekat dengannya.
Tidak banyak yang berteman dengannya.
Karena yang akan berteman baik,hanya orang yang benar-benar mengenalnya.
Selebihnya orang-orang hanya akan berfikir dia gadis yang sombong.
"Makasih,Joe" ucap Kyra tersenyum
Joe hanya tersenyum seraya mengangguk ke Mama yang sedari tadi berdiri di depan pintu,mengisyaratkan dia akan pulang.
"Ti ati" ucap Kyra pada nya
Joe berlalu dan Kyra langsung berbaring di kasur.
Dia memejamkan mata,seolah ingin menyampaikan sesuatu.
Senyumnys sekilas,masih sama setelah 10tahun yang lalu.
"Seandainya itu kamu" desahnya di hati
Kyra bukan tidak menyadari kebaikan Joe,pria yang sangat peduli pada nya setelah Sean.
Dia memperhatikan langit kamar,mengingat bagaimana semua begitu cepat berlalu.
Suara hp berbunyi,tanda pesan masuk.
"Selamat tidur" itu pesan dari Joe
Lalu dia melihat jam hampir tengah malam,segera dia membalas
"Selamat tidur Joe" seraya memejamkan mata
Minggu libur,hari yang cerah.
Kyra melirik kalender di kamarnya.
Tertulis Cake cafe dengan spidol merah.
Hari ini dia punya janji dengan Lily untuk bertemu disana.
Lama sudah 3bulan terakhir semenjak Lily mendapatkan pekerjaan barunya.
Kyra duduk disofa,dia mengenakan dress kuning selutut dengan tali di kedua bahu nya.
Rambutnya dia biarkan tergerai dengan memakai sepatu bot hitam,tak lupa tas hitam yang senada dengan sepatu nya.
"Ma,Kyra pergi dulu" ucapnya dan mengecup pipi mama nya
"Kemana sayang?" mama nya menanyakan
"Ketemu Lily" Kyra berlalu
Lily melirik jam di tangannya,melihat ke pintu namun Kyra belum juga muncul.
Baru saja dia mau menelfon,seseorang masuk ke kafe.
"Ly" Kyra dan lily berpelukan
"Aduh sayang..kamu lama banget,kita hampir terlambat" gumam Lily
"Terlambat kemana?" tanya Kyra seraya menaruh tas di atas meja
Kyra haus dan langsung meminum jus semangka milik Lily,yang ia pesan.
Lily hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat perilaku Kyra.
"Ayoo.." ajak lily
"Kemana?" tanya Kyra
"Ikut aja,hari ini aku yang traktir" Lily menarik tangan Kyra
Mendengar kata-kata traktir,Kyra cuma tersenyum tanpa menolak ajakan temannya itu.
Lily sahabatnya semenjak SMP,dia yang selalu membantu Kyra selama ini.
Disaat perusahan Papa Kyra bangkrut,Lily tidak pernah meninggalkannya.
Kyra sangat tau Lily lebih baik dari seorang sahabat.
Dia tidak pernah malu,bahkan Lily tau semua keluh kesah Kyra,begitu pun sebaliknya.
Mereka menyusuri mall,lalu memesan tiket film,setelah selesai menonton..mereka ke distro memilih baju,kesalon,dan langsung pergi kesebuah restoran di tengah kota
"Ra,nanti awal bulan ikut aku ya" pinta Lily
"Kemana,Ly? Tanya Kyra
"Perusahaan bos Papaku mau meresmikan pembukaan hotel mereka,Papa ku suruh aku dateng" ucap Lily
"Emang kamu ada yang kenal?" tanya Kyra lagi
Lily mendesah sedikit cemberut dan menunduk
"Justru itu,Papa pengen aku kenalan sama temen-temennya Papa,dia pengen aku bersosialisasi Ra.." ucap Lily seraya menurunkan alisnya
"Kamu tau kan,Papa ku protectif ma anaknya..aku disuruh cepet-cepet nikah"
Belum selesai Lily bicara,Kyra langsung tersedak.
"Uhk" Kyra memelototi Lily
"Nikah?" Kyra lalu terkikik melihat Lily yang nampak kesal melihat reaksi nya
"Terus saja tertawa,aku bukan sepertimu yang mau merelakan diri hanya untuk lelaki masa kecil dan jadi perawan tua" balas Lily bercanda pada Kyra
Kyra hanya cemberut melihat temannya itu.
"Iya,nanti ku temenin..lagi pula cuma aku yang mau nemenin perempuan yang hampir di kira lesby cuma gara-gara gak pernah deket ma satu pun pria" timpal nya balik pada Lily sambil terkikik
Lily langsung mendekati Kyra,seolah ingin mencekik temannya itu.
Kyra tertawa cekikikan yang membuat orang-orang menoleh pada mereka.
Lalu mereka berdua berdiri seraya membungkukkan bahu mereka meminta maaf.
Berlalu,mereka terus membicarakan hal-hal konyol..sesekali Lily membahas tentang Sean dan kedua temannya.