Chereads / Harapan Masalalu / Chapter 14 - Kebetulan

Chapter 14 - Kebetulan

Bangun lebih pagi,Kyra bergegas ke arah meja mengambil sepotong roti dan segelas susu.

"Ma,aku pergi dulu ya." ucap Kyra

"Gak sarapan dulu sayang?Mama masak nasi goreng nih." ucap Mama nya seraya menyendok nasi kepiring

"Gak Ma,Kyra takut telat." Kyra menyeringai sedikit lalu mencium tangan Mama nya dan beranjak pergi

Mama belum tau kalau Kyra sudah di berhentikan.

Kyra pergi keluar,bingung mana tempat yang harus dituju sepagi itu.

Dia berjalan dan akhirnya kaki nya sampai disebuah taman pinggir kota.

Kyra menghela nafas,melihat sepasang kasih tengah duduk dikursi..disampingnya ada kotak surat.

Mereka berdua tertawa,kadang saling melihat satu sama lain dengan wajah malu-malu.

Kyra tersenyum,ingat bagaimana dulu Sean mengajaknya duduk disana.

Kyra melihat sekeliling,dia duduk disisi lain.

Tas yang dia bawa,ditaruhnya disamping kanan.

Merasa bersalah pada Mama,sampai tak sempat dia menceritakan yang sebenarnya.

Kyra mengambil hp di tasnya,lalu menelfon seorang teman.

Cukup lama nada panggilan tersambung,sampai seseorang di sebrang telfon mengangkat.

"Hallo,Ra" ucapnya

"Ly,kamu kerja?" tanya Kyra

"Iya nih,kerjaan numpuk..ada berkas yang harus diselese'in,abis makan siang kita mau meeting."jawab Lily

" Oh,ya udah.Kamu lanjutin ya" sahut Kyra pelan

"Kenapa,Ra?kamu dimana?" tanya Lily

"Aku ditaman kota" jawab Kyra

"Kamu kerja dulu gih." lanjutnya

sesaat terdengar suara disebrang sana memanggil Lily

"Maaf ya Kyra,nanti malam aku telfon lagi." suara lily yang kemudian ditutupnya

Kyra menatap layar ponselnya,lalu menyimpannya kembali kedalam tas.

Hari baru jam 10 pagi,tapi taman itu mulai ramai dengan pengunjung.

Hari itu hari sabtu,kebetulan hari weekend,yang datang bukan hanya pasangan..ada juga orangtua yang mengajak anak-anaknya bermain disekitar taman.Kyra masih duduk,berharap hari lekas sore.

Matahari semakin naik keatas,mulai terasa panas,karena tempat yang dia duduki tidak ada pohon sama sekali.

Dia berangsur berdiri.

Berjalan tak terasa sudah sampai tepat didepan supermarket tempat dia bekerja.

Diliriknya kedalam,Kyra menarik nafas lalu mundur pergi.

Dia tidak sadar seseorang memperhatikan langkahnya.

Masuk ke kafe tidak jauh dari tempat itu,dia segera memesan minuman dan sepiring nasi goreng.

Melahap nya pelan,sarapan pagi tadi hanya roti..membuat nya lapar sebelum jam makan siang.

Kafe itu masih sepi,hanya ada 3 orang duduk terpisah dan sibuk dengan hp nya masing-masing.

Ketika suara langkah kaki masuk.

"Mas,Jus jeruk nya satu." ucapnya pada waiter seraya mencari kursi

Dilihatnya,lalu wajahnya tersenyum.

"Boleh duduk?" tanya nya

Kyra hanya mengangguk,dan terus melahap nasi yamg didepannya.

Ada banyak kursi,bagaimana orang itu malah memilih tempat duduk didepannya.

Kyra tidak menghiraukan,masih menunduk dan fokus dengan makanannya.

"Sangat lapar?" ucap orang itu sembari tersenyum

Kyra hanya mengangguk,pesanan Jus jeruk datang di atas meja.

Perlahan minum,sesekali dia melirik Kyra.

Kyra sadar diperhatikan,lalu dia berhenti dan minum.

Tepat saat dia menaikkan pandangannya,orang itu tersenyum padanya.

"Kamu?" tatap Kyra terkejut

"Yah,kebetulan sekali.." ucap pria itu tersenyum

Senyum di wajah pria yang tampan itu membuat Kyra membeku sesaat.

Pria itu memakai kaos lengan panjang dengan warna putih,cocok sekali dengan kulitnya yang putih.

"Andrean." seraya menyoorkan tangan kanannya ke Kyra

"Bukankah ini sudah ke 3x nya kita bertemu." lanjutnya menyadarkan tatapan heran Kyra padanya

"Lia" jawab Kyra pelan

Kyra tidak percaya dengan pria itu,seakan merasa ada yang aneh dia hanya memberi nama belakang nya tanpa nama depan.

Berharap pria itu tidak bermaksud mencari informasi tentang dirinya.

Andrean bukannya tidak tau,dia hanya tersenyum.

Bagaimana tidak,saat dia menghubungi Om Irvan dihotel saat itu,jelas saja dia sudah tau nama Kyra sebelumnya.

"Kamu mau kerja?" tanya nya lagi

Kyra hanya menggelengkan kepala.

"Oh ya?bukankah itu pakaian kerja?" mata nya melirik pakaian yang Kyra pakai

Kyra lupa,dia belum sempat mengembalikan pakaian itu.

Karena khawatir Mama curiga,dia hanya berharap mungkin dalam beberapa hari dia bisa menjelaskan pada mama.

"Aku lupa kalo hari ini bukan jadwalku." jawab Kyra berbohong

Dia menunduk,sadar ini kebohongannya yang kesekian setelah pagi tadi membohongi mama.

Pria itu berhenti bertanya,dan hanya menganggukkan kepala seolah mengerti.

Bukannya tadi dia melihat seorang perempuan mengintip kedalam supermarket.

Jelas saja,terjadi sesuatu tetapi Kyra enggan menceritakannya.

"Terima kasih." ucap Kyra

Pria itu menaikkan alis dan bahu nya,bermaksud bertanya.

"Maksudku terima kasih sudah menolongku malam itu,dan juga coklatnya..ehm,yang jatuh." Kyra tersenyum menjelaskan

"Sudah seharusnya,tidak perlu berterima kasih." jawabnya

Suasana nya jadi canggung.

Kyra yang cukup pendiam pada orang yang dia kenal hanya menunduk,lalu perlahan dia membuka ponselnya.

"Boleh aku minta nomor telfon mu?" ucap pria itu

Seketika Kyra membelalakkan matanya.

"Jangan salah paham,aku rasa aku perlu menyimpan nomormu setelah mengenalmu,bukankah itu normal?" andrean bicara lalu mengeluarkan hp nya dan menyodorkan pada Kyra

Seakan di hipnotis dengan kata-katanya Kyra langsung mengambil hp andrean lalu memasukkan nomornya.

Andrean masih tersenyum,mengambil hp lalu melakukan panggilan.

Hp Kyra berdering.

"Nomorku." ucap Andrean

"Kalau ada apa-apa jangan sungkan menghubungiku." lanjutnya lagi

"Iya." jawab Kyra

"Aku baru disini,dan baru kamu orang yang aku kenal..kuharap kita bisa bertemu lagi." ucap Andrean ramah pad Kyra

"Tentu." jawab Kyra singkat

Andrean menceritakan bagaimana dia bisa mengenal Om Irvan.

Dia mengenalnya cukup baik,krena Om Irvan memiliki keterkaitan kerja dengannya.

Sedikit tanpa memmberi tau bagaimana dia bisa ada disini.

Andrean menanyakan pada Kyra tentang kota Surabaya.

Dimana tempat favorit yang sering Kyra kunjungi.

Sesekali Kyra tersenyum,membuatnya memperhatikan Kyra lebih dalam.

Tidak terasa hari hampir jam 2siang,suasana kafe mulai ramai dengan pengunjung.

Merasa tak enak hati,mereka langsung beranjak keluar.

"Kamu mau kemana?" tanya Andrean

Kyra diam,dia memikirkan harus kemana.

Hari masih siang dan tidak mungkin dia pulang.

Apalagi bertemu Lily,Lily pun pasti belum pulang kerja.

"Gimana kalo kita nonton?" tanya Pria itu

"Nonton?" jawab Kyra bingung

"Yah..kalo kamu tidak keberatan,aku dengar ada film bagus..tapi aku tidak terlalu mengenal daerah ini." Andrean menjelaskan

"Ehm..aku bukannya tidak mau." belum selesai Kyra melanjutkan

"Itu arti nya kamu mau..ayo" Andrean menuju mobil dan tersenyum

Tidak bisa menolak,Kyra lalu masuk saat Nadrean membukakan pintu mobil untuknya.

Sebenarnya Kyra ragu,bukan karna khawatir..bagaimana pun jika Andrean ingin melakukan hal buruk,jelas saja dia sudah melakukannya di hotel saat itu.

Tapi pakaian yang dia kenakan,pakaian kerja.

Rasa nya malu kalau harus masuk mall,dalam keadaan seperti itu.

"Ehm,aku hanya merasa tidak enak." ucap Kyra pelan seraya menggigit bibirnya

Andrean melirik,tersenyum..melihat Kyra tertunduk menggigit bibirnya membuat wajahnya memerah dan gugup.

"Gak enak kenapa Lia?" tanya nya pelan

"Pakaianku" Kyra menunduk

"Tidak masalah." jawab Andrean singkat

Kyra menghela nafas,seolah Andrean tidak keberatan dengan penampilannya.

Butuh 20menit menuju mall itu,mereka berjalan memasuki bioskop dan memesan tiket.

Beberapa orang tampak memperhatikan,Kyra melirik lalu menarik nafas..lega bukan dia yang diperhatikan.

Mereka memperhatikan Andrean,wajah tampan dan tubuh tinggi tetap,serta kulit putih dan pakaian santai yg dia kenakan.

Membuatnya tampal seperti seorang model majalah.

Wajahnya tegas,tapi senyumnya ramah.

Terlihat kelembutan dari tatapan matanya.

"Lia,ayo!!" Andrean menyapu tatapan Lia berhenti dan menunggu Lia berjalan disampingnya

Tatapan yang sedari tadi fokus pada Andrean,kini berubah menjadi bisikan terhadap kedua nya.

Kyra berlalu tidak memperdulikan.

Orang-orang itu pasti membicarakan pakaian yang dia kenakan.

Pikirnya polos.

Padahal mereka bertanya-tanya siapa Kyra sampai Pria setampan itu memanggilnya lembut dan mau menunggu nya.

Mereka berfikir Kyra adalah kekasihnya.

Kyra tidak terlalu tertarik menonton film.

Tapi Andrean sedari tadi tetap fokus pada layar.

Tidak hampir 2 jam film itu selesai,mereka berdua keluar.

Andrean membeli 2 eskrim dan memberikannya pada Kyra.

Duduk sebentar lalu menuju parkiran.

"Makasih ya,Lia." ucap Andrean

"Gak mampir dulu?"tanya Kyra

"Laen kali ya,aku harus kehotel sekarang..temanku baru saja sampai disini." jawab Andrean

Lalu dia turun membukakan pintu mobil,Lia membalasnya tersenyum.

Melambaikan tangan lalu Andrean perlahan Andrean pergi.

Mama duduk santai di sofa,karena hari hampir malam.

Kyra hanya mencium kening Mama nya lalu bergegas mandi.

Merasa bersalah,sehabis mandi dia langsung duduk di dekat mamanya.

Memeluk mama nya lalu menceritakan yang sebenarnya.

Diluar dugaan mama nya mengerti,mama tersenyum mendengar alasan itu hanya karena ribut masalah Joe.

Kyra menjelaskan bagaimana sikap Joe pada nya.

Mama nya membelai rambut Kyra.

"Mama percaya Kyra bisa mengambil keputusan." Mama berkata pelan

Kyra lega,apa yang dia takutkan ternyata tidak sesulit itu.

Dia lupa bahwa mama nya sangat lembut,tidak mungkin mama tidak mengerti.

Tentu saja,kejadian hari ini yang dia berbohong tidak dia ceritakan.