Suara mobil Andrean dihalaman rumah,pagi itu jam 07.20 Kyra baru saja menyelesaikan sarapannya.
Andrean langsung membukakan pintu mobil mempersilahkan Kyra masuk.
"Jangan gugup" ucap Andrean
Kyra hanya tersenyum,dan mobil melaju.
Sebuah gedung tinggi dengan puluhan tingkat dan tulisan besar didepannya "LAW".
Sepertinya itu perusahaan yang cukup besar,Kyra menggenggam erat tangannya yang mulai sedikit gemetar,jantung nya tak henti-henti bersuara.
" Tenanglah,jangan gugup..bosnya baik" ucap Andrean berusaha menenangkan
Andrean masuk ke kantor,satpam didepan kantor itu menyapa Andrean dengan ramah.
Kelihatan sekali kalau Andrean adalah seseorang yang di hormati disini.
"Natalie" panggil Andrean pada seorang staff kantor disana
Natalie mendekat,lalu melirik Kyra dan memberikan senyuman
"Sudah datang?" tanya Andrean
"Sudah,Pak..Presdir ada di dalam" jawab Natalie
"Baiklah,ini sekretaris Presdir yang aku ceritakan kemarin..nama nya Lia" ucap Andrean lagi
Kyra mengangguk memberikan senyuman pada Natalie.
"Mari Lia" Natalie mengajak Kyra mengikuti nya
Andrean hanya mengangguk melihat mat Kyra.
"Ikuti Natalie,dia akan memberitahumu ruangan Presdir..aku tidak bisa menemanimu,ada banyak pekerjaan di kantor hari ini" tegas Andrean
Kyra hanya mengangguk tanda setuju.
"Tenanglah,jangan gugup..Natalie sampaikan salamku pada Presdir" ucapnya kemudian berlalu pergi
Natalie dan Kyra menuju lift lalu naik kelantai 20,tepat saat pintu lift terbuka..terlihat lantai itu sunyi.
Hanya ada beberapa tanaman hias yang tumbuh dan sepertinya sengaja di rawat disini.
Natalie menoleh dan tersenyum melihat Kyra.
"Ini" ucap Natalie
"Ruangan Presdir ada didepan" lanjutnya seraya menunjukkan ruangan didepan lift
Ruangan yang cukup besar,gumam Kyra dalam hati.
Natalie mengetuk pintu,lalu terdengar suara dari dalam menyuruh masuk.
Mereka masuk,Kyra nampak gugup..kemudian dia terperangah melihat isi ruangan itu.
Bukan hanya ruang kerja,tetapi itu lebih tepat seperti ruangan pribadi.
Ada banyak berkas di lemari dinding disusun dengan buku-buku tebal.
Di sisi kanan ada dinding menutupi nya,terlihat sekilas nampak ada sofa didalam.
"Apakah dia tidur disini?" tanya Kyra dalam hati
"Selamat pagi,Pak..ini sekretaris Bapak yang direkomendasikan oleh Pak Andrean kemarin" ucap Natalie
Presdir itu duduk menghadap dinding kaca didepannya,dia belum menoleh sama sekali mendengar perkataan Natalie.
Seperti menikmati pemandangan luar dari lantai 20 ini.
"Baiklah,kamu boleh pergi" jawabnya pada Natalie
Natalie mengiyakan,perasaan Kyra makin gugup melihat Natalie mau meninggalkan ruangan.
Baru beberapa langkah Natalie berbalik.
"Presdir,Pak Andrean menitipkan salam." ucap Natalie lagi
Presdir itu mengangkat tangan tanda mengiyakan dan menyuruh Natalie segera keluar ruangan.
Suasana hening,sudah hampir 5menit Kyra berdiri semenjak Natalie meninggalkan ruangan.
Tapi Presdir itu belum sama sekali melihat bahkan menghiraukan keberadaannya.
"Lia." Presdir itu bersuara
"Iya,Pak..saya" jawab Kyra gugup
"Saya sudah mendengar tentangmu dari Andrean" ucapnya tanpa berbalik
"Benar,Pak" jawab Kyra semakin gugup
Dia berfikir Presdir itu sama sekali tidak menyukai keberadaannya.
"Kamu bisa mulai bekerja hari ini" ucapnya datar
Kyra terdiam sesaat,dan bingung.
Dia tau kalau Andrean sudah membicarakan tentang nya pada Presdir ini.
Tapi dia tidak percaya,bisa secepat itu tanpa banyak pertanyaan.
"Hari ini,Pak?" Kyra bertanya lagi ingin meyakinkan pendengarannya
Belum lagi hilang gugupnya,tiba-tiba kursi Presdir itu berputar dan menghadap kearahnya.
"Apa kata-kata saya kurang jelas?" ucapnya dingin
Kyra mengangkat kepala nya dan melihat Presdir itu.
Dia terkejut,betapa muda nya Presdir yang duduk di hadapannya.
Tadi nya dia berfikir itu seorang Bapak-bapak atau mungkin pria berumur 40an.
Tapi ini di hadapannya duduk seorang pria dengan setelan Jas hitam,kulit putih,mata nya yang sedikit sayu dan bulu mata lentik.
Di tambah lagi bibirnya tipis dan memerah.
Rambut pirang yang sedikit di model acak dan poni nya hampir mengenai mata nya.
Bahkan dia memakai anting ditelinganya.
Tampak seperti seorang badboy,tapi tetap saja terlihat dingin dan tegas.
"Apa kamu tuli?" tanya nya lagi dingin
"Ah,iya maaf Pak..saya mengerti." Kyra menundukkan kepala nya menyesal dengan pandangan mata nya barusan
"Baiklah,Natalie akan membantumu mengetahui jadwal-jadwal saya,kamu bisa keluar sekarang" ucapnya lagi datar
Kyra mengangguk dan beranjak keluar ruangan.
Dingin sekali fikirnya.
Natalie yang sedari tadi menunggu diluar tersenyum melihat Kyra.
"Baiklah Lia,aku akan menjelaskan beberapa jadwal Pak Law..dan kamu bisa pegang ini" ucap Natalie seraya memeberikan buku tebal pada Kyra
Kyra membuka nya perlahan.
"Disitu tertulis jadwal Pak Law beberapa minggu kedepan,dan juga hari-hari tertentu yang harus kamu atur untuk tidak menerima klien manapun.
Pastikan pada hari itu tidak ada proyek atau pun meeting penting.Dan lagi jangan terlambat,Presdir tidak suka keterlambatan." ucap Natalie
"Baik." Kyra mengiyakan
"Oh ya,jangan pernah menyentuh apapun diruangannya.Presdir juga tidak suka jika barangnya disentuh." lanjut Natalie lagi
Kyra mengangguk.
Natalie menunjukkan ruangan Kyra yg tidak jauh dari ruangan Presdir,disana hanya ada dua ruangan.
"Sepi sekali" desah Kyra dalam hati
Bagaimana dia bisa bekerja sementara tidak ada satupun karyawan disini.
Dia tidak terbayangkan bekerja jauh dari rekan.
Memang jika ada sesuatu hal penting dia bisa saja turun dan meminta bantuan rekan kerja yang lain.
Tapi selama diatas dia hanya sendiri dan tidak ada seorang pun disitu.
Hari pertama Kyra sudah harus mengerjakan beberapa laporan yang di berikan Natalie.
Laporan itu harus di cek dan di tanda tangani Presdir.
Natalie mengajarkan dan memberitahu nya sedikit beberapa hal lalu bergegas turun kembali.
Selesai mengecek Kyra langsung membawa berkas itu menuju ruangan Presdir.
Baru 2x mengetuk dia sudah disuruh masuk.
"Maaf Pak,ini berkas-berkas yang sudah saya cek." ucap Kyra sopan
"Taruh dimeja" jawab Presdir Law padanya
Kyra menaruhnya dimeja.
Dia kembali berdiri dan menunggu.
Pak Law melirik sedikit.
"Apa yang kamu tunggu?" tanya nya
"Berkas nya harus segera di tanda tangani,Pak" ucap Kyra gugup
Pak Law mengangkat kepala,lalu mata nya menatap Kyra tajam.
Membuat kyra makin gugup dan lututnya gemetar.
"Kalau begitu,bawa kembali berkasnya" ucap Pak Law sedikit keras
Kyra bingung apa maksudnya berkata seperti itu
"Maksud Bapak?" tanya nya pelan dan gugup
Pak Law mnyipitkan mata nya.
"Apa kamu tuli?Keluarlah dan kembali nanti" bentak nya keras
Kyra terkejut dan langsung keluar ruangan.
Airmata nya hampir menetes,bagaimana tidak suara nya cukup keras dan kasar.
Baru hari pertama bekerja,dia sudah melihat Presdir itu seolah tidak menyukai keberadaannya.
Kyra menarik nafas dalam,berfikir lagi lalu tiba-tiba teringat Andrean.
Sosok Presdir itu dan Andrean sangat berbeda.
Kalau Andrean terlihat tegas tetapi lemah lembut.
Sedangkan Pak Law sikapnya lebih dingin bahkan tidak ada senyum sama sekali di wajahnya.