Chereads / Harapan Masalalu / Chapter 22 - Dia berbeda 2

Chapter 22 - Dia berbeda 2

Seorang wanita menelfon Farah malam itu,wajah Farah begitu marah.

Mendengar wanita itu mengatakan melihat tunangannya makan malam bersama wanita lain.

Dia menelfon Sean,tak kunjung mendapati Sean mengangkat telfonnya.

Wajahnya semakin merah,karena marah.

Siang itu Kira dan Lia menuju kafetaria,belum sempat mereka duduk sampai mendengar suara seseorang memanggilnya.Wanita dengan dress selutut dan lengan pendek dikedua sisinya.Kulitnya sawo matang,rambutnya sedikit ikal terurai.Wajah wanita itu cukup sinis,hingga dia berada tepat dihadapan mereka berdua.Wajah Kira pucat saat dia mengetahui wanita yang ada dihadapannya.Seperti tidak asing,Kira mengambil beberapa langkah mundur saat wanita itu mau membuka suaranya.

"Siapa diantara kalian yang bernama Kira?" tanya Farah

Lia menoleh pada Kira yang terlihat pucat disampingnya.Dan Kira beranjak mundur lalu membuang pandangannya pada Lia sebelum Lia sempat berbicara.

"Dia" tunjukknya pada Lia

Lia mengernyitkan dahinya,memandang Kira..kembali dia melihat wajah Farah dihadapannya.Farah menyeringai melihat Lia.

"Jadi kamu Kira." ucapan Farah sinis

Lia mulai bingung,barulah dia menyadari ada sesuatu yang aneh..melihat Kira yang terus saja menunduk.

"Sepertinya kamu tidak sadar dengan posisimu,seorang karyawan bawahan mencoba merangkak kekursi Presdir." ucap Farah melanjutkan dengan nada mencibir

"Saya,Mbak??" tanya Lia bingung

Jawaban Lia justru membuat Farah makin geram.

"Sepertinya kamu bukan wanita bodoh." Farah melihat Lia dari ujung kaki sampai kepalanya.

"Melihat dari caramu untuk tidak mengakui kata-kataku,sepertinya ini bukan pertama kalinya kamu merangkak ke kursi atasanmu." ucap Farah mengejek

Lia terdiam,melirik pada Kira.Menatap wajah Farah kembali dengan nada tegas.Sekalipun dia bersikap lembut pada orang yang dia temui,tapi pantang sekali baginya untuk merasa terinjak..apalagi oleh masalah yang bahkan dia tidak ketahui.

"Maaf,Nona..saya tidak mengerti maksud anda.Bisa anda jelaskan?" jawab Lia tegas

Farah tersenyum melihatnya.

"Baiklah,dengar baik-baik..saya adalah tunangan Presdir Law,dan calon Nyonya dari Law." jawab Farah dengan nada tinggi

"Lalu apa urusannya dengan saya?" lanjut tanya Lia

Farah mendelik,mengangkat alisnya.

"Saya tidak tau bagaimana cara anda berakting,anda sepertinya bukan orang dengan penampilan yang akan terlihat bodoh..namun anda juga tidak cukup pintar bagi saya.Saya mempunyai rekan dimana-mana,jadi untuk mengetahui apa yang anda lakukan bersama tunangan saya tadi malam..itu bukan hal sulit bagi saya." jelas Farah

Seakan bingung dengan apa yang Farah ucapkan.Lia menoleh pada Kira sebentar lalu melihat pada Farah.

"Saya tidak tau apa yang coba anda tuduhkan pada saya,tapi Presdir?Mau anda tunangannya atau bukan sekalipun.Itu bukan urusan saya.Lagipula saya tidak terlalu pandai untuk merangkak kekursi yang bahkan tidak saya inginkan.Terima kasih."jawab Lia tegas dan sedikit marah sebelum beranjak pergi

Perutnya yang lapar sudah mati rasa karena kesal.Bagaimana mungkin seseorang yang dia tidak kenal datang bahkan menuduhnya yang bukan-bukan sebelum bertanya.Lagipula dengan nama Kira,bahkan tidak ada seorangpun yang memanggil dia Kira.Mengingat kembali Kira yang mencoba menyusulnya dari belakang,membuat Lia bingung.Mungkinkah Kira yang dimaksud bukan dia.

Farah berdiri dan mengepal tangannya melihat punggung Lia hampir tidak terlihat.Sangat marah,tapi itu tidak mungkin dia lepaskan disini.Lagipula dia tidak ingin terlihat seperti wanita yang arogan.Cukup peringatan yang ia berikan,agar seseorang paham posisi nya dengan baik.

Hari hampir sore,Lia melihat seseorang masuk keruangan Presdir.

Tidak seperti biasanya dia diam dan tidak menghiraukan,dia langsung bergegas membuka pintu.

Pintu Presdir terbuka kembali ketika seseorang wanita keluar dari ruangannya.Lia terperanga melihat Kira dihadapannya,tanpa berkas tanpa apapun ditangannya.Menuju wanita itu,Lia menariknya kesamping ruangan.

"Sedang apa kamu di sini?" tanya Lia pelan

"Aku?" tanya Kira seraya menunjuk wajahnya sendiri

Lia hanya mengangguk mengiyakan.

"Aku ada perlu dengan Pak Law." jawab Kira

"Perlu?lalu dimana berkasnya?bukankah berkas itu harus sampai padaku dulu?" tanya Lia lagi seraya melirik tangan Kira yang kosong

Kira melihat tatapan Lia yang seolah mencurigai dia,lalu mencibir.

"Lihatlah dirimu,bahkan seseorang yang ingin menemui Presdir untuk kepentingan kantorpun harus melaui mu.Tidakkah itu terlalu serakah?" ucap Kira seraya menarik kedua tangan kanannya yang dipegang Lia

Lia terperanga mendengar jawaban Kira.

"Apa maksudmu?" tanya Lia

"Aku hanya ingin bertemu Presdir karena dia yang memintaku,apakah itu salah?" ucap Kira lagi

Lia masih tidak percaya dengan ucapan Kira.Maksud dia memintanya,mungkinkah Presdir memintanya secara pribadi?gumamnya dalam hati.Mendengar hal itu membuat dia teringat kejadian siang tadi di kafetaria.Menatap Kira tajam kemudian melanjutkan.

"Jadi kamu yang bersama Presdir tadi malam?" tanya Lia tegas

Kira hanya tersenyum menyeringai pada Lia.

"Kamu.." ucap Lia tidak percaya dengan reaksi Kira

Bukankah Kira yang dia kenal beberapa hari kemarin sosok yang ramah padanya.Bagaimana dia berfikir,Kira bisa pergi bersama Presdir?Apakah dia menjalin hubungan dengan Presdir?semua pertanyaan itu berputar di kepalanya.Mengingat Kira yang menunjuknya sebagai Kira pun membuatnya jengkel.

Bagaimana tidak,seseorang mencoba menjadikannya kambing hitam.Mengingat itu,Lia menatap wajah gadis dihadapannya itu kembali dengan tajam.

"Kamu bisa lakukan apa yang kamu mau,tapi tidak dengan bersembunyi dan menusuk dibelakang punggung orang lain." Lia menjawab dengan tegas dan nadanya menyinggung sebelum beranjak masuk keruangannya.

Berbeda dengan Lia,Kira hanya tersenyum.

Bagaimana sosoknya yang bangga bisa berdekatan dengan Presdir secara langsung,apalagi melihat tunangannya Presdir..dia mulai merasa diatas awan.Hanya tunangan,setidaknya pernikahan belum terjadi.Bahkan mereka yang sudah menikahpun bisa bercerai.Membayangkan itu membuatnya frustasi.

"Silahkan lakukan apa yang ku mau,dan lihat bagaimana aku menyingkirkan orang-orang ini." ucapnya dalam hati

Sore itu Presdir Law meminta nya menunggu di depan kantor,sampai ketika dia dapati seseorang membuka jendela mobilnya.Dia pun masuk.Dia tidak sadar seseorang mengawasi nya dari jauh.Farah tunangan Sean yang meihatnya itu mengepalkan kedua tangannya kesal.Seseorang mencoba menipunya dengan menunjuk orang lain sebagai Kira.

"Sepertinya wanita ini tau bagaimana bermain licik." ucapnya dalam hati

Didalam mobil,Kira merasa gugup.Sean melirik nya sebentar.

"Ada apa?" Sean bertanya pelan

"Ah,tidak..aku hanya sedikit lelah." jawab Kira

Sean mengangkat alisnya bertanya kembali.

"Apa yang membuatmu lelah?" tanya nya biasa

Kira hanya menggelengkan kepalanya.

Sean mengernyitkan dahi melirik Kira hanya diam.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Sean lagi seraya melirik Kira beberapa kali

"Keadaanku?maksudnya?" tanya Kira bingung

"Bagaimana 12 tahun tanpaku?" tanya Sean pelan

Kira yang mendengarnya menjadi gugup dan bingung.

"Ada apa?" tanya Sean lagi seraya memberhentikan mobilnya di pinggir jalan

"Aku baik." jawab Kira gugup

Sean menghela nafas,sebelum kembali menatap Kira.

"Kenapa kamu tidak menungguku?" tanya Sean perlahan

Kira tertunduk melihat tatapan Sean yang membuat wajahnya memerah.Belum lagi hilang gugupnya,dia dibuat bingung dengan pertanyaan Sean.

Sean menatap wajah gadis dihadapannya menunggu jawaban.Melihat Sean yang tidak berkedip menatapnya,membuat Kira sadar dengan jawaban yang Sean inginkan.

"Aku tidak bisa terlalu lama menunggu." jawabnya pelan

Mendengar jawaban itu,Sean menghela nafas.Tidak seperti jawaban yang dia inginkan.Kira tidak pernah merespon ucapannya,bahkan bercerita tentang nya tanpa Sean.Merasa aneh..Sean berfikir Kira mungkin tidak menginginkan kehadiran Sean.Dan mungkin hanya dia yang menunggu dan merindukan Kyra.

Tapi jika benar,lalu bagaimana surat beberapa bulan yang lalu.

Sean meneruskan perjalanannya,dia hanya mengantar Kira pulang.Lalu bergegas kembali kerumahnya.