"Aku fikir kamu sangat mencintai gadis kecilmu." jawab Farah
Sean menatap Farah kesal.
"Apa urusannya denganmu?" tanya Sean dingin
"Yah Sean,ini memang tidak ada urusannya denganku.Tapi bukankah seharusnya kamu lebih mengenal bagaimana gadismu?" tanya Farah
Ucapan Farah membuat Kira membeku.Kira merasa tau apa yang akan Farah bicarakan.
"Sean,aku mau pulang." ucap Kira
Sean menatapnya mengisyaratkan setuju.Tapi Farah segera menahannya.
"Apa kamu tidak ingin tau gadis yang berdiri di hadapanmu ini?" tanya Farah lagi
"Tidak ada hubungannya denganmu." ucap Sean sedikit kasar
"Baiklah." Farah melirik Kira dan menatapnya tajam
"Katakan siapa nama lengkapmu?" tanya Farah
Kira terkejut dan sedikit pucat,dia tidak pernah menduga pertanyaan ini akan Farah lontarkan.Bagaimana pun dia belum memikirkan hal ini.Kira menatap Sean dengan lesu,berharap Sean segera mengajaknya pergi.Diluar dugaan,Sean malah terlihat menunggu jawaban Kira dengan bimbang.
Tidak melihat reaksi Kira,Sean fikir Kira kesal dengan Farah.
"Cukup,Farah." ucap Sean
"Sean,aku hanya membantumu.Wanita yang di hadapanmu ini tidak seperti yang kamu fikirkan." ucap Farah lagi
"Apa maksudmu?aku tau kamu tunangannya,tapi aku tidak berharap kamu berani sampai menemui kami seperti ini." ucapan Kira dengan wajah seolah kesal
"Maksudmu,kamu tidak berharap aku membuka kedokmu?" tanya Farah keras
Jawaban Farah membuat Sean bingung,Sean membuks amplop di tangannya.Ketika dia lihat beberapa foto gadis remaja dan kedua orang tuanya.
"Ini??kamu Kira?" tanya Sean seraya menunjukkan
"Bukan,itu bukan milikku." Kira berusaha menghindar
Farah tersenyum menyeringai.
"Benar,itu Kira dan kedua orang tuanya." jawab Farah kemudian tersenyum
"Lihatlah,betapa pucatnya dia.Beberapa orang tidak sadar dengan posisi baik yang dia miliki,dan coba merangkak ke kursi yang lebih tinggi." lanjut Farah mencibir
Sean menatap mereka berdua dengan tajam kemudian meremas kertas foto itu.
"Kalian benar-benar membuatku muak." ucap Sean berlalu pergi meninggalkan Kafe
"Sean.." panggil Kira
Sean pergi tanpa menoleh mereka sedikitpun.Dan Farah kembali menatap wajah gadis itu.
"Kamu mau tau nama gadis yang Sean rindukan?dia Kyra Ravelia..memiliki nama depan Kyra dan bukan nama belakang Kira sepertimu." ucap Farah percaya diri dan kemudian pergi
Malam itu Sean tidak pulang,dia kembali kekantor.Wajahnya benar-benar suram,merasa kesal pada dirinya sendiri yang tidak mengenali Kyra.
"Ahhh.." teriaknya sembari menjatuhkan beberapa dokumen di meja
Wajar saja Kira yang dia kenal,sama sekali tidak menyinggung tentang mereka.Mengingat betapa bodohnya dia,membuatnya semakin muram.
"Maafkan aku Kyra." desahnya dalam hati
Sementara malam itu,Andrean dan Kyra duduk menikmati makan malam yang dihidangkan Bi Siti.
"Lia,gimana kabar mamamu?" tanya Andrean
"Mama baik." jawab Lia
"Gimana kekasihmu?sepertinya aku tidak melihatmu berpamitan dengannya waktu itu." ucap Andrean lagi
"Ehm,aku tidak." jawab Kyra
"Maksudmu tidak berpamitan?" tanya Andrean lagi
"Aku tidak punya pacar." jawab Kyra
Andrean tersenyum.
"Benarkah?" tanya Andrean lagi seraya menatap Kyra
Kyra mengangguk.
"Aku gak pernah pacaran." jawab Kyra biasa
Andrean mendelik wajah Kyra beberapa kali,kemudian kembali menatap wajah gadis itu.
"Bagaimana jika denganku?" tanya Andrean seraya tersenyum
"Denganmu?" Kyra menatap wajah Andrean kemudian tertawa
"Jangan bercanda." lanjut Kyra lagi
Andrean ikut tertawa melihat wajah Kyra yang seperti nya tidak terlalu menanggapi ucapan Andrean.Mereka menghabiskan makanan dan kembali duduk menonton TV.
Pagi itu Kyra menuju ruangan nya di lantai 20,dia baru saja keluar dari lift ketika dia lihat pintu Presdir terbuka.
"Pagi sekali,mungkinkah dia tidak pulang?" tanya Kyra dalam hati
Baru saja dia melangkah menuju ruangannya.
"Lia." panggil Sean yang berdiri dibelakangnya
Kyra melihat Bosnya itu sangat kusut,dan sepertinya dia memakai baju kemarin.
"Iya,Pak." jawab Kyra pelan,kemudian menghampiri Presdirnya
Sean dengan wajah kusut dan berantakan masuk keruangannya,Kyra yang melihat itu pun hanya bisa mengikuti.Dia terkejut baru beberapa langkah masuk,melihat sekeliling lantai penuh dengan dokumen yang berhamburan.
Kyra menatap wajah bosnya itu.
"Ada apa ini?" ucapnya dalam hati
Sean duduk disofa.Melihat bosnya yang tanpa reaksi,Kyra membungkuk mengambil dokumen yang berserakan itu dan menyusunnya kembali.Setelah selesai dia kembali melihat bosnya yang masih duduk lemas di sofa.
"Ada yang bisa saya bantu,Pak?" tanya Kyra pelan
Sean mengangkat wajahnya mendengar suara gadis dihadapannya itu.
"Apa saya terlihat bodoh?" tanya Sean
Kyra mendelik,mencoba mengerti apa yang dimaksudkan bosnya itu.
"Tidak Pak,tidak sama sekali." jawab Kyra
Sean menunduk dengan wajah lemas.
"Kamu bohong." ucap Sean datar
"Tentu tidak Pak,saya mengatakan yang sejujurnya." jelas Kyra lagi
Sean hanya mengangguk mengiyakan.Melihat respon bosnya membuat Kyra sedikit frustasi.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Kyra dalam hati
"Pak,maaf kalau saya sedikit ikut campur.Tapi alangkah baiknya,jika Bapak mempunyai masalah..ajaklah seseorang teman baik untuk bercerita.Setidaknya Bapak akan merasa tidak terlalu terbebani." ucap Kyra pelan
Sean masih diam dan tertunduk dengan tatapan suram.
"Kalau begitu,saya permisi Pak." ucap Kyra lagi
"Lia." panggil Sean
Kyra menoleh,mengangkat kedua alisnya melihat Presdir.
"Terima kasih." ucap Sean
Kyra mengangguk dan terseyum lalu kembali keruangannya.
"Ternyata semua orang punya titik lemahnya." desahnya dalam hati
Siang itu Kyra hendak ke kafetaria,dia melihat kursi Kira kosong.Sudah sejak Kira dekat dengan Presdir,dia sama sekali tidak pernah mengajak Kyra makan bersama.
"Lia." panggil Natalie
"Iya." jawab Kyra menatap gadis itu
"Ayo makan bersama." ucap Natalie menggandeng tangan Kyra
Kyra tersenyum dan mengiyakan.
"Kamu tau masalah temanmu?" tanya Natalie
"Masalah apa?" tanya Kyra
"Kira mengundurkan diri." ucap Natalie
"Benarkah?apa masalahnya?" tanya Kyra bingung
"Apa kamu tidak tau dia mencoba mendekati Presdir?" tanya Natalie
Kyra hanya menggelengkan kepala.Bukannya dia tidak tau,tapi dia tidak ingin tau.
"Bukankah kita semua tau Presdir tidak suka wanita.Ehm,maksudku hanya wanita seperti tunangannya itu yang layak bersama nya.Kira benar-benar melewati batad berfikir untuk mendekati Presdir,mungkin saja Presdir kesal melihatnya.Dan Kira merasa malu." jelas Natalie
"Pantas saja.." ucap Kyra
Natalie menoleh melihat Kyra.
"Kamu bilang apa?" tanya Natalie
"Ah tidak." ucap Kyra kemudian tersenyum canggung
"Ayo,aku benar-benar sangat lapar." ajak Natalie
Kyra merenungkan kejadian tadi pagi.Pantas saja Presdir terlihat suram,ini ada masalahnya dengan Kira..fikirnya dalam hati.
"Mungkinkah tunangan Presdir memergoki mereka bersama?" desahnya dihati
Sementara disisi lain,Kira tengah melemparkan beberapa pakaian nya di kamar.Mengacak-acak semua isi lemari nya.Dia kesal,dia malu,dan mengurung diri di kamar.
Tidak pernah dia berfikir semua nya akan sejauh ini,tadi nya dia hanya berniat untuk naik jabatan.
"Farah sial*n!!" ucapnya keras
"Kalau tidak karena dia,rencanaku pasti berhasil." ucapnya semakin kesal
Sebenarnya dia merasa senang bekerja di kantor itu,bagaimana pun dia sangat sulit mendapatkan pekerjaan ini.Apalagi melihat kondisi ekonomi nya,bekerja disana cukup lumayan untuk mencukupi kebutuhannya yang suka berfoya-foya.Mengingat itu membuatnya mesnyesal sampai tidak berani menampakkan diri dihadapan Sean.Dia sangat tau pria itu sangat kasar dan dingin,beberapa waktu lalu dia baik hanya karena mengira dia adalah sahabatnya.