Sean mendekatinya,semakin dekat jaraknya semakin membuat runtuh airmata nya.
"Kenapa nangis?" Sean menanyakan sesuatu yang membuat dia makin menangis
Kyra masih diam,bagaimana mungkin dia mampu memikirkan berpisah dari orang-orang yang dia sayangi.
Ayah,Bunda,Sean..
"Yumii.." panggil Sean pelan
"Semua bakal baik-baik saja" ucapnya lagi seraya mengusap airmata Kyra
Bukannya diam,Kyra malah memukul-mukul tubuh Sean dengan tangannya.
"Apa yang baik-baik saja,Sean?kamu bakal pergi,Bunda..Ayah.." ucapnya menunduk dan semakin menangis
Sean tidak bisa menjawab,tangannya semakin erat memegang tangan Kyra.
Mungkin karena mereka masih muda,mereka tidak paham perasaan apa yang mereka rasakan saat itu.
Hanya setumpuk rasa sakit,sedih,kehilangan.
Tidak ada yang rela berpisah jauh dari orang yang dia sayangi.
"Berapa lama kamu di Jakarta?" Kyra mengangkat kepala nya,melihat ke Sean
Sean menatapnya bingung,dia mengusap airmata Kyra yang runtuh berkali-kali.
"Aku gak tau,Yumii.." jawab Sean
"Gak tau gimana?" Kyra masih kalut dalam perasaannya
"Aku akan sekolah disana" jawab Sean pelan
"Kenapa?" Kyra mencoba mencari tau alasan Sean pergi
"Ini pasti gara-gara aku,gara-gara masalah kemarin kan?" lanjutnya menangis
"Enggak" Sean mengusap kepala Kyra
"Ayah harus fokus kerja di Jakarta,maka nya kita harus pindah" seolah ingin meyakinkan Kyra kalau ini tidak ada hubungan dengannya
"Kamu bohong..Sean,aku tau ini" seamkin Kyra berfikir,semakin dia bicara..airmata nya makin runtuh
Dean hanya bisa menggenggam erat kedua tangan Kyra.
Tidak pernah terfikir bagaimana dia harus membicarakan ini dengan Kyra.
Dan akhirnya dia benar-benar tidak kuat melihat Kyra trus menangis.
Wajahnya yang polos,kini memerah dengan mata nya yang mulai membengkak.
Sejak kecil mereka bersama,bermain,sekolah,kedua nya nampak cocok satu sama lain.
Tidak pernah terbayangkan mereka akan berpisah,oleh masalah yang mereka tidak mengerti.
Sudah hampir jam 9.
Sean melirik Kyra sedikitnya dia kelihatan tenang.
Airmata Kyra tidak menetes lagi,tapi dia masih diam..mata nya seolah berfikir jauh.
"Yumii.." panggil Sean pelan
Kyra hanya menoleh,wajahnya yang riang nampak enggan memandang siapa pun.
Dia kembali menunduk.
Sean berusaha lebih dekat dengan Kyra.
"Nanti kembali lagi yah,di hari ulang tahunmu.." ucapnya
Kyra masih terdiam.
"Tunggu aku,tetap disini dan jangan pernah pergi" pinta Sean
Kyra melihat mata Sean,banyak hal yang ingin dia ucapkan.
Perasaan kesal,sedih berkecamuk.
Tapi dia hanya diam,betapa tidak mungkin dia harus melontarkan kata-kata konyol disaat seperti ini.
"Gimana aku mau liat kamu?" Kyra bertanya
Yah..walaupun kedua nya memiliki orangtua yang kaya.
Kedua nya masih belum memiliki handphone.
Mereka tidak pernah memikirkan hal itu,karena rumah mereka berdekatan.
Mereka bisa bertemu jika mereka mau.
Dimana ada Kyra,Sean pasti muncul.
Dan dimana ada Sean,Kyra pun sebaliknya.
Sean memegang kedua pipi Kyra,dia melihat mata Kyra dalam.
"Lihat aku,coba" ucap Sean sembari mengusap pipi Kyra yang memerah
Kyra menuruti nya,menatap nya juga.
"Kamu bisa liat muka aku sekarang,lalu tutup mata kamu" pintanya
Kyra menuruti apa yang di ucapkan Sean.
"Lihat aku disana,abadikan setiap inci wajahku di matamu.." Sean bicara dan Kyra masih mendengarkan
Lalu Sean pun sebaliknya,menatap Kyra dan menutup mata nya.
Melihat Kyra dalam keadaan mata tertutup,bagaimana dia akan lupa wajah Kyra yang bertahun-tahun tumbuh bersama nya.
"Kita akan melihat satu sama lain,saat kita memejamkan mata..Yumii.Saat itu yakinlah,aku ada di dekatmu..sama seperti dulu,sama seperti saat kita habiskan waktu kita." getir,begitu samar ucapan Sean
Kyra membuka mata,memegang tangan Sean yang masih di pipi nya dan berangsung turun.
Wajahnya tidak berdaya,dia masih terlalu muda untuk mengerti perasaan itu.
"Aku akan tetap disini,Sean" ucap Kyra
"Jangan pergi?" pinta Sean
Kyra hanya menganggukkan kepala nya.
Berharap ini mimpi,mereka bergegas pulang kerumah.
Mama menunggu anaknya,dan ketika dia dapati Kyra menangis..dia tidak lanjut bicara.
Kyra langsung masuk ke kamar,memandangi wajahnya di cermin.
Sekali lagi dan lagi,airmata mengalir di pipi nya.
14tahun bersama,bahkan kedua orangtua nya begitu dekat.
Apa yang tidak akan mungkin terjadi,mngingat masalah hari itu membuat hati nya seakan terkikis.
Dia mencoba memejamkan mata,dia melihat Sean.
Sean tersenyum melihatnya,begitulah dia merasakannya.
Pagi itu terdengar suara ribut dari luar,baru jam 6.15
Kyra keluar dan melihat Mama yang terus memperhatikan keadaan diluar pintu.
Dia turun perlahan,dan coba melihat situasi.
"Mama.." panggil Kyra
Mama nya tidak mendengar seolah panik.
Kyra mendekati,dan mama nya terkejut..
Mama langsung memeluk Kyra erat.
Kyra bingung dengan reaksi mama nya.
Saat itu,barulah dengan jelas dia melihat Papa nya berdiri di luar pagar.
Disitu ada mobil Ferray berwarna putih,tampak Ayah Darwin mengemas barang ke bagasi.
Papa nampak cemas melihat itu,mereka berbicara sesuaty yang tidak bisa didengar oleh Kyra.
Dan saat itu muncul lah Bunda dan Sean.
Kyra mencoba keluar,tapi Mama menahannya dan terus memeluki nya.
Bunda keliatan marah pada Papa,jelas sekali Bunda sedang bicara kasar.
Papa memegang tangan Ayah tapi Bunda segera menarik Ayah pergi.
Kyra melihat Sean yang akan masuk kemobil.
Dia menjerit memanggil Sean.
"Seannn.." teriak Kyra
Sean menoleh,dia fikir Sean akan berhenti dan menghampiri nya.
Tapi Sean langsung menaikkan kaki nya ke mobil.
Mobil itu bergegas pergi.
"Seannn.." teriak Kyra lagi
"Sayang" Bunda coba menenangkan
Kyra terus berontak dan ketika tangan Mama nya terlepas,dia bergegas lari mengejar mobil itu.
Jauh semakin jauh dia berlari,cuma punggung mobil yang dia lihat.
Dan hilang di persimpangan gerbang perumahan itu.
Kyra menangis,dia jatuh..
Baru semalam Sean mengatakannya,dan benar saja..hari ini Sean pergi.
"Papa" suara Bunda berteriak memanggil Papa
Aku melihat Papa terbaring di jalanan,aku menuju Mama yang sedang memegangi Papa.
Papa tidak sadarkan diri,tetangga yang melihat mereka panik langsung menelfon ambulans.
10menit kemudian,suara ambulans nyaring.
Ayah di bawa masuk kedalamnya,Mama semakin panik.
Mama memeluk Kyra.
Mereka masuk kedalam mobil itu di iringi suara isak tangis Mama.