"Hey,Kyra.."
"Ehm..apa Ly?
Lily adalah salah satu sahabat terdekat Kyra
Mereka berteman saat pertama kali masuk SMP
Berbeda dengan Kyra yang pendiam terhadap orang asing,Lily dia orang yang periang.
Dia menyapa Kyra duluan dan menawarkannya duduk dengan nya.
Singkatnya..begitulah sampai sekarang mereka bersahabat.
"Kamu ngapain disini?" Lily duduk tepat dihadapan Kyra
"Sekolah." tegas Kyra
"Maksudku di kelas ngapain?" wajahnya sangat serius dengan muka imutnya yang didorongnya sedikit kewajah Kyra.
"Belajar." Kyra mencibirkan mulutnya saat menjawab pertanyaan temannya itu
"Haduhhhh..Kyra,aku tau.Maksudku ngapain masih di kelas?ini kan waktu nya Sean latihan piano.." jawabnya sedikit kesal.
"Ahhh..iya,knp gak bilang daritadi?" Kyra lupa hari ini Sean menyuruhnya keruang latihan tepat setelah istirahat kelas.
"Aku kan.." seolah ingin melanjutkan,Lily hanya bisa mendesir saat Kyra menarik tangannya.
"Udah..ayooo"
Meskipun Sean orangnya cuek,dia paling tidak suka latihan kalo tidak melihat Kyra.
Entahlah apa yang dia fikirkan,dia hanya bilang melihatnya dan itu membuat dia bisa konsentrasi penuh.Seolah-olah not musik yang akan dia mainkan tertulis jelas didahi Kyra.
"Ah..Sean akhirnya" Kyra dan Lily sampai diruang latihan.
Tidak terlalu jauh,ruangan ini berada tepat disebelah kelas Sean.
Kyra dan Sean tidak sekelas,mereka berbeda 4 ruangan kelas menuju kelasnya.
Mereka duduk di barisan depan kursi.Kyra melihat Sean yang nampak enggan memulai latihan.
Dia masih belum menyadari keberadaannya.
"Ayolah Sean,latihan ini untuk perpisahan sekolah kita nanti." Ucap Farhan dihadapan Sean
"Iya,besok sudah mulai ujian..setidaknya selesaikan 1hari ini agar kita bisa fokus ujian besok." lanjut Charlie yang saat ini melihat kedatangan Kyra.
Charlie dan Farhan teman sekelasnya Sean mereka bertiga akrab.
Kyra sering bertemu mereka dirumah Sean.
Sean cuek..yah begitulah,teman-temannya tetap mau menerima sikap Sean apa adanya.
Setau Kyra mereka bertiga adalah sekelompok anak-anak konyol.
"Aku lelah.." Sean hanya mendengus sambil memejamkan mata bersender dengan kursi keras sambil menutup mata dengan satu lengan di dahinya.
Dia benar-benar terlihat tampan,tak heran anak-anak perempuan disekolah ini membicarakannya.
Sikap Sean sedikit acuh,karena itu meskipun menjadi perbincangan..Sean tetap menunjukkan ketidak pedulian.
"Lelah?Kamu bahkan belom memainkan 1 jentik pun jarimu" Farhan nampak gusar melirik jam tangan di tangannya.
"Aku lupa not-not nya." jawab Sean dengan malas
"Hah..kau lupa atau kau menunggu seseorang?" Charlie tersenyum kearah Kyra dengan tatapan aneh.
"Diamlah."
Aku tidak bisa main kalau tidak melihat nya." tegas Sean.
Kyra hanya mengernyitkan dahi melihat Charlie nampak tersenyum kearahnya.Sedikit kesal,tatapan Charlie seolah dia berhasil mendapatkan game baru.
"Maksudmu?kau hanya bersemangat dan bisa mengingat not nya hanya saat Kyra ada disini?" Charlie melanjutkan.
"Hem.." desah Sean dengan enggan.
"Kalo gitu,buka matamu" Charlie mencoba membuka mata Sean,meskipun enggan Sean membuka mata nya dan nampak kesal dengan temannya itu.
Sesaat dia membuka mata Kyra tersenyum dan Sean tersenyum walaupun nampak sekilas.
Dan tiba-tiba dia mengernyitkan dahi nya
"Akhirnya..aku bisa melihat not di dahimu" jawabnya sambil tersenyum jahil
"Kamu...?? Kyra sedikit kesal dengan jawaban Sean
"Ra..sudahlah,anggap saja kamu sedang menyemangati nya." Lily hanya terkikik melihatnya kesal.
"Uh.." gumam Kyra dalam hati
"Tentu dengan tulisan bot di dahimu" lanjut Lily menggoda temannya lagi
"Ah,kau ini." Kyra cemberut sebentar,dan kembali fokusnya pada Sean.
Lalu pandangan mereka beralih ke Sean yang sedang memainkan piano.
Dia mengenal musik yang Sean mainkan,karena ini musik yang dia ciptakan untuknya telat di hari ulang tahunnya yang ke10
Yah..Sean sangat pintar bermain piano.
Orangtua nya menyewa seorang guru musik terkenal di kota saat itu,2x dalam seminggu dia latihan diruang pribadi nya.
Kyra selalu tau,karena dia ada disana menemani nya latihan.
Dia tau Sean selalu bilang dia hanya akan memainkan lagu ini untuknya dihadapan Kyra.
Lagu ini judulnya "Yumii"
Persis seperti panggilan dia terhadapnya.
Mungkin hanya kebetulan tapi itu cukup lucu.
Meski pun dia selalu mengucapkan hal-hal konyol itu.
Dia tidak selalu mengiyakan di hati nya.
Dan dia tampak benar-benar memperhatikan Kyra.
"Dia sangat pintar bermain piano" ucap lily disamping Kyra,mata nya berkaca-kaca melihat Sean.
Musik yang dia mainkan mengalun seperti berisi tumpukan kerinduan.
Rytme yang selalu membuat Kyra menangis bahagia ketika mendegarnya.
Sean nampak serius,sesekali dia melihat Kyra..membuat mukanya sedikit memerah dan terasa panas.
Semua orang memperhatikan permainan Sean dengan kagum.
"Yumii..aku duluan" ucap Lily yang tengah mengaitkan tali tas selempang dibahunya.
"Ehm" Kyra mengiyakan
"Itu Sean" ucapnya pada Lily,dan temannya bergegas pulang tak lupa setelah melambaikan tangannnya pada Kyra
"Ayoo.." Sean menginstruksikan Kyra untuk segera naik kemotornya
Sekolah kami tidak begitu jauh,hanya saja saat itu hampir seluruh pelajar disini sudah membawa motornya apalagi dengan status Sean yang juga anak orang kaya.
Kami menelusuri kota Surabaya saat itu.
Sedikit terik,namun udara nya sejuk.
Sudah hampir jam 2siang.
"Aku lapar,Sean" suara perut Kyra menghentikan tatapannya melihat gado-gado di pinggir taman di perempatan jalan.
"Lapar,ya makan Yumii" ucap Sean saat seraya melirik di kaca spionnya.
"Aku mau gado-gado itu." rengek Kyra dengan muka kelaparan.
Sean memperlambat motornya,sedikit kepinggir tepat didepan gerobak gado-gado.
Kyra langsung turun memesan 2 porsi gado-gado dan duduk.
Sean tidak memesan tapi Kyra tau dia akan makan kalau disuruh makan.
Dia tidak pernah menolak keinginannya.
2piring gado-gado sudah habis.
Mereka tidak langsung pulang.
tetapi menyusuri taman sambil berjalan kaki.
"Yumii..sini" Sean berjalan kearah kursi ditangah taman,disamping kursi itu ada kotak surat..seperti kotak pos hiasan.
Kyra langsung bergegas duduk di kursi.
Sean memandangnya.
"Kamu kenyang?" tanyanya
"He eh.." Kyra hanya menjawab singkat
Sean melihat sekeliling saat dia memperhatikan kotak surat disamping kursi.
"Aha..kotak surat" Sean melirik kotak surat itu dan melihat Kyra,seolah ingin dia tau.
"Udah tau..udah liat" jawabnya biasa
Lalu Sean membuka tasnya,mengambil kertas dan pena.
Dia menuliskan sesuatu,Kyra melirik untuk membaca nya.
"Yumii,untukmu"
Kyra tersenyum melihat nya,bukan karena tulisan itu..tapi ekspresi wajah Sean saat itu.
Dia benar-benar tersenyum jahil.
Wajahnya lucu,wajah yang tidak pernah bisa dilupakan..
Jahil namun serius.
"Ini" Sean memberikannya kertas kosong.
"Apa?" Kyra melirik Sean dengan bingung.
"Bikin pesawat." jawab Sean.
"Hah pesawat?kamu mau main pesawat-pesawatan disini?" ucapnya bingung
"Enggak". Tegas Sean
"Lalu?" Dia bingung dengan maksudnya
"Ini tulis,tulis sama sepertiku..lalu lipat dengan benar" Sean melipat kertas yang sudah dia tulis dan memasukkan nya kekotak surat.
Kyra hanya mengikuti nya.
Sean melirik dan ngin melihat apa yang dia tulis.
Sempat disembunyikan,sebenarnya tidak terlalu penting.
Dia hanya menulis "Seanku".
Lalu dilipat dan Sean mengambilnya.
"Eh,jangan dibaca" Kyra mencoba menarik kertasnya
"Gak ku baca" Sean memasukkan kertas itu ke kotak surat.
Nanti kita ambil lagi 3bulan kemudian,tepat di hari ulang tahunmu" lanjutnya
"Itu lama,Sean" ucap Kyra neh
"Kenapa?" Sean berlalu seolah tidak menghiraukan sikap Kyra
"2 3 hari itu pasti hilang,lagipula ini tempat umum" gumam Kyrs ketus
"Tidak akan" jawab Sean serius
"Coba lihat" Sean menunjuk isi kotak surat itu yang didalamnya terdapat beberapa kertas.
Rasanya banyak yang menaruh kertas disini dan kertas itu terlihat sedikit kuning,tetapi terlipat rapi.
"Banyak yang menulis surat disini,tidak mungkin ada yang mengambilnya.Jelas tertulis nama penerima.
Cuma orang yang tidak punya kerjaan yang mau mengambil surat yang bukan miliknya" Sean menatap Kyra.
"Yahh" Kyra hanya mengangkat bahunya mengiyakan.
"Ayo pulang..jangan lupa kembali di hari ulang tahunmu" Sean menggandengnya menuju motor.
Kyra hanya mengiyakan ucapannya,tidak terfikir olehnys menanggapi Sean serius.
Lagipula mereka selalu bertemu,untuk apa surat.
Itu tidak perlu.Fikir nya..