Chereads / Journey of Ara / Chapter 11 - Bahasa Non Verbal

Chapter 11 - Bahasa Non Verbal

Ara dan ibu Rania memiliki ketrampilan yang sama. Keduanya mampu membaca orang lain melalui non verbal Communication. Ibu Rania lebih senior dari Ara sehingga ibu Rania sudah terbiasa membaca bahasa non verbal ketika berhadapan dengan relasi bisnis atau partner bisnis. Intensitas pertemuan yang terjadi di dalam hubungan pekerjaan di kantor, antara Ara dan Ibu Rania (sebagai mitra bisnisnya), membuat Ara mencoba mengenal lebih dekat tipe dari Ibu Rania. Ara sering kagum terhadap kemampuan Ibu Rania ketika bekerja, karena sangat Profesional. Sementara Ara, sering menggoda (flirting) Ibu Rania dengan tujuan agar mendapatkan kedekatan secara personal. Ibu Rania pernah menasehati Ara bahwa hubungan Profesional dan hubungan Personal harus bisa dipisahkan. Ara hanya bisa mendapatkan tempat sebagai mitra bisnis atau sebagai teman secara Profesional dan bukan secara personal. Ara menyadari hal itu dan berkomitmen bahwa hubungan yang terjadi hanya dalam rangka Profesional saja, dan tidak lebih dari itu.

Pada suatu hari, ketika Ara berangkat ke Bandung dan Ara mencuri kesempatan untuk bisa memandang ibu Rania dari dekat. Kemudian Ara mencoba menyembunyikan "rasa" yang dia miliki. Kemudian ketika di Bandung, ternyata ibu Rania memperkenalkan Ara dengan wanita cantik dengan usia 21 tahun yang sedang mengerjakan skripsi. ibu Rania menjadi pembimbing jarak jauh untuk skripsi wanita cantik ini dan ternyata wanita ini merasa bahagia sekali bisa bertemu dengan ibu Rania dan sekaligus bisa bertemu dengan Ara. Ara pun mulai mencoba mengambil kesempatan untuk memandang kepada wanita cantik ini, yang bernama Tari, mojang Bandung yang merupakan anak pertama dari seorang Pengacara terkenal di Bandung. Wow, wanita cantik ini pun memberikan sinyal positif bahwa dia memang sedang mencari calon suami.

Satu minggu kemudian, ibu Rania mengajak lagi untuk ke Bandung dan bertemu lagi dengan Tari dan kali ini, Tari sudah lebih expressive untuk menjalin hubungan lebih dekat dengan Ara. Kemudian minggu depannya, Tari datang ke Jakarta untuk bimbingan dengan ibu Rania dan Ara menjadi seseorang yang diberikan amanah untuk menjemput Tari di stasiun kereta Jatinegara. Tari mendapatkan kesempatan untuk jalan-jalan keliling Jakarta bersama dengan Ara atas izin dari ibu Rania. Rupanya ibu Rania berusaha menjodohkan Tari dan Ara. Ara berusaha menerima perjodohan ini, namun ternyata di hati terdalam nya Ara. Ara masih belum siap membuka diri untuk wanita lain. Ternyata Ara masih fokus dengan Aisyah dan Ibu Rania saja. Tari hanya teman sesaat yang tidak membuat Ara berpindah fokus. Ara melihat bahwa tipe wajahnya tidak akan cocok dengan tipe wajah Tari. Ara pun menjauh dari Tari karena Tari sangat terobsesi untuk menikah dengan Ara dan Tari baru saja diputuskan oleh pacarnya. Ya betul, Tari baru saja dikhianati oleh pacarnya sehingga kondisi Tari sedang drop dan berharap Ara menjadi pelabuhan hatinya dan mereka segera menikah. Ara tidak siap dan tidak merasa ada getaran yang hebat dihatinya ketika bertemu dengan Tari. Maka Ara segera menghilang dari Tari dan Ara tidak menjalani komunikasi yang intensif dengan Tari. Ara mengambil posisi mundur secara berlahan namun pasti.

Ibu Rania mempelajari sikap Ara yang tidak mau melanjutkan hubungan dengan Tari. Namun, lepas dari Tari pun, ternyata di kantor, ada wanita lain yang berusaha untuk mendapatkan cintanya Ara. Ara pun berusaha untuk berteman dengan baik dan berusaha memahami kebutuhan wanita-wanita cantik yang ada di kantornya dan selalu menggoda Ara. Wanita di kantor Ara tersebut masih terlihat muda, dengan usia 30 tahun dan bukan seorang gadis ataupun janda , melainkan wanita dengan suami dan 2 orang anak. Ara tidak merasa malu didekati wanita tersebut yang bernama Wina dan Ara pun memberikan angin segar kepada wanita tersebut dengan mengantarkan Wina pulang ke rumah. Wina sangat yakin bahwa Ara akan bisa menjadi suaminya dan Wina rela memberikan apapun demi seorang Ara.

ibu Rania memanggil Ara dan Wina untuk disidang. Dinyatakan bahwa Ara dan Wina berpacaran di kantor. Adapun Wina seorang wanita bersuami yang tentu saja tidak boleh berpacaran. Maka sejak hari itu, Ara dan Wina tidak boleh lagi bertemu di kantor. Ara merasakan ada hal yang aneh telah terjadi dalam hidupnya. Mengapa dia begitu mudah melayani wanita bersuami dan mengapa dia tidak punya rasa malu padahal dia sudah memiliki tunangan. Ara mundur secara perlahan dari kantor. Dia mulai menjaga jarak dengan Wina dan berusaha meyakinkan ibu Rania bahwa dia tidak memiliki "rasa" apapun dengan Wina.

ibu Rania memiliki kemampuan membaca situasi secara non verbal. Sehingga semua pernyataan Ara tidaklah berguna bagi ibu Rania. Bahasa Non Verbal akan sangat berbeda dengan bahasa Verbal. Maka Ara pun mulai mencoba memahami bahwa Ibu Rania bukan wanita yang mudah untuk mempercayai setiap kalimat yang dia luncurkan. Observasi non verbal lebih memiliki dasar yang kuat. Maka Ara berusaha keras untuk bertobat dan mundur dari semua hubungan yang pernah terjadi antara dia dengan Wina dan dengan beberapa wanita lainnya. Ara memutuskan ingin fokus dengan kuliah dan meningkatkan kemampuan finansial nya saja. Ketakutan untuk kehilangan ibu Rania dan Aisyah, juga menjadi faktor mengapa Ara memutuskan hubungan nya dengan Wina.

Dua bulan kemudian, Ara mendapati kabar bahwa Wina sudah memiliki pria idaman lain, yaitu teman kampus nya Ara yang pernah dikenalkan oleh Ara kepada Wina yaitu Bima. Bimalah yang pada akhirnya menjalani hari-hari indah bersama dengan Wina. Bima bukan karyawan di perusahaan yang sama dengan tempat Wina bekerja sehingga Bima bisa dengan leluasa perpacaran dengan Wina sepulang kerja.

Wina mendapatkan teguran lagi dari ibu Rania, disebabkan ada dokumen penting perusahaan yang hilang dan ternyata dicuri oleh Bima. maka Rania memberikan teguran keras kepada Wina agar tidak berpacaran dengan siapapun disebabkan Wina sudah memiliki suami dan dokumen perusahaan menjadi hilang karena faktor hubungan personal yang mengganggu hubungan profesional. Bima datang ke kantor dan meminta maaf kepada ibu Rania. Namun kesalahan yang dibuat oleh Bima sudah melampaui batas, sehingga maaf diberikan hanya 1 kali dan jika diulang kembali, Bima akan mendapatkan hukuman keras yaitu dilaporkan ke kantor polisi.

Suasana kantor menjadi sering gaduh disebabkan Wina sering melakukan kesalahan. Wina mulai menjual informasi berharga kepada pihak lain, dan akhirnya Wina mendapatkan SP3 atau dipecat dari Perusahaan nya ibu Rania.

Ara hanya bisa tertegun melihat dari kejauhan apa yang terjadi dengan Wina dan Bima . Disatu sisi , dia merasa bersalah karena memperkenalkan Wina dan Bima namun disisi lain, dia merasa bahwa dia sudah lama sekali tidak berinteraksi dengan semua karyawan nya ibu Rania, sehingga tidak merasa bersalah juga. Semua observasi ibu Rania tentang Ara, Wina, Bima benar adanya. Dan butuh waktu 3 bulan untuk memperbaiki suasana kantor agar kembali bisa bekerja secara Profesional. Maka Ara memutuskan untuk bekerja diluar kantor, walaupun proyek yang dikerjakan adalah tetap proyeknya ibu Rania. Ara mendapatkan partner baru yaitu Diana. Ara merasa nyaman bersama partner baru kerjanya karena akan terbebas dari fitnah dan godaan. Diana wanita yang sudah berusia 40 tahun, memiliki anak dan tidak terlalu cantik. Ini adalah solusi agar Ara bisa fokus dalam bekerja. Step by step, secara profesional Ara mulai melangkah menaiki tangga karirnya. Ara mulai mengumpulkan uang nya dan mulai memperbaiki kondisi finansial nya. Dia memulai untuk tidak lagi menggoda wanita yang ada di kantor , termasuk ibu Rania. Ara mulai berubah. Ara tidak lagi melakukan flirting kepada wanita yang merupakan rekan kerjanya.

Ibu Rania mulai kecewa dengan Ara karena terlalu genit terhadap Wina. Padahal Wina adalah wanita yang sudah memiliki suami. Ibu Rania menilai Ara bukanlah lelaki yang bertanggungjawab dan bukan lelaki yang baik dan setia.