Dua orang berjalan menuju sebuah gudang yang berada dilantai satu, mereka ingin mengambil dua barang terakhir yang tersisa untuk pelelangan.
Ketika mereka sampai didepan pintu, salah seseorang dari mereka mengambil kunci dan kemudian dia membuka pintu.
Pada saat itu tiba-tiba ada dua buah tebasan angin mengenai orang yang berada dibelakang, tebasan itu membuat tubuhnya terbelah secara horizontal menjadi tiga bagian, karna hal itu membuat percikan darah mengenai orang yang berada didepan.
"Apaan in-AA!"
Diapun berpaling kebelakang dan dia melihat temannya yang saat itu sudah terbelah menjadi tiga bagian tergeletak dilantai.
Hal itu membuatnya terkejut, namun tanpa dia sadari pada saat itu seluruh tubuhnya secara perlahan mulai membeku, sampai seluruh tubuhnya diselimuti oleh es.
Setelah itu muncul seseorang pria berambut hitam panjang, dibagian kepalanya terdapat dua buah tanduk berwarna hitam pekat, dia memiliki mata yang berwarna merah.
Dia mengenakan pakaian hitam dengan beberapa garis berwarna merah serta mantel yang dilengkapi tudung dipunggungnya.
Pria bertanduk itupun masuk kedalam gudang.
Sementara itu diruangan bawah tanah tempat pelelangan.
"Eee... Mohon ditunggu sebentar bapak dan ibu, untuk barang selanjutnya sedang dibawa kesini."
Pembawa acara dalam pelelangan saat ini bermasud menenangkan peserta lelang.
"Sudah sekitar sepuluh menit dan mereka belum membawa barang lelang, kurasa harus ada seseorang yang pergi kegudang."
Kata ayah Wendy yang berada disamping kanan panggung, sambil melihat kearah jamnya, setelah itu dia memalingkan pandangannya ke arah Nero.
"Iya-iya... Aku akan pergi ke gudang pak."
Neropun berjalan ke arah luar.
'Lagian kenapa ngak dari awal semua barang lelang dibawa ke ruangan ini.'
Gumam Nero, kemudian didepan dia datang seseorang pria yang berlari menghampirinya.
"Ada apa?"
"Aku... Huh... Melihat... Ada satu orang yang tubuhnya sudah terbelah dan satu orang lagi seluruh tubuhnya membeku." Kata orang itu sambil terengah-engah.
"Apa!!"
Nero terkejut ketika mendengar itu dan dia memalingkan pandangannya ke arah Mahesa Mavendra.
Pada saat itu Mahesa Mavendra melihat kearah Nero dari kejauhan, dia melihat Nero membuat ekspresi aneh diwajahnya, Mahesa Mavendra sadar kalau itu adalah isyarat yang ditunjukkan kepadanya.
Kemudian Nero berpaling dan mengambil tas panjang yang berada dibelakangnya, setelah itu dia berlari, melihat Nero yang berlari Mahesa Mavendrapun mulai berjalan keluar dari ruangan.
Pada saat itu di aula pesta ulang tahun yang berada dilantai dua, ketika suara musik berakhir datanglah seorang gadis cantik dengan rambut pendeknya yang berwarna kuning, dia mengenakan gaun one piece berwarna hitam dengan corak kuning.
Gadis itu adalah Sena adiknya Wendy, orang yang berulang tahun hari ini.
Kedatangannya disambut banyak orang yang datang menghampirinya, dia menjadi pusat perhatian pada malam ini, namun dia mengabaikan semua orang yang mendatanginya dan hanya membalas perkataan mereka dengan senyum tipis.
Hal yang membuat Sena mengabaikan orang-orang itu adalah karna dia ingin bertemu dengan kakanya, dia ingin agar kakanya menjadi orang pertama yang berbicara dengannya malam ini.
Sena yang sedang berjalan kemudian berhenti ketika dia sudah berada tepat didepan kakanya.
"Kak... Aaa bagaimana pakaianku malam ini."
Sena sedikit merentangkan kedua tangannya, dia tidak menunjukkan ekspresi apapun namun wajahnya terlihat sedikit memerah.
"Tentu saja sangat bagus, kamu terlihat sangat cantik malam ini Sena."
Kata Wendy setelah itu dia tersenyum.
"Selamat ulang tahun."
Sena kemudian melirik orang yang berada disamping Wendy, dia adalah Neka yang baru saja memberikan ucapan selamat ulang tahun kepada Sena.
"Iya Nen-e kak, terima kasih."
Senapun tersenyum kepada Neka.
Didalam gudang ada seorang pria bertanduk, dia sedang mencari sesuatu, pria itu membuka lemari, namun dia tidak menemukan barang yang diinginkannya.
Kemudian dia terdiam setelah melihat sebuah kotak kecil yang sedikit lebih besar dari genggaman tangan, kotak itu berada diatas meja, diapun membuka kotak itu, didalam kotak itu terdapat sebuah batu hijau yang memancarkan cahaya hijau disekitarnya.
Tiba-tiba pada saat itu dibelakang pria bertanduk itu sudah ada Nero yang mengayunkan sebuah pedang dengan kedua tangannya.
Pedang yang digunakan Nero adalah pedang sepanjang satu meter, pedang itu sangat tipis dan terlihat sangat ringan.
Pada saat ayunan pedang itu hampir mengenai pria bertanduk itu, dia berhasil menghindarinya dengan refleks yang sangat cepat dan kemudian dia langsung menjauh dari Nero, pria itu mengambil jarak aman.
Tebasan Nero yang meleset membuat meja yang berada didepannya terbelah.
"Bagaimana kau..."
Nero merasa heran bagaimana orang itu bisa memiliki refleks yang sangat cepat, tapi rasa herannya menghilang ketika dia melihat pria itu.
Wajah Nero berubah menjadi sangat serius setelah dia mengamati pria bertanduk itu, Nero tidak pernah berpikir kalau akan bertemu dengan seseorang yang bertanduk.
Dan yang paling penting saat ini adalah batu yang berada ditangan pria bertanduk itu.
Nero dan Pria bertanduk itu terdiam sesaat, tetapi pria bertanduk itu kemudian melarikan diri, melihat hal itu Neropun mengejarnya.
Tidak jauh dari pintu ada Mahesa Mavendra, dia berhenti karna melihat ada tubuh yang terpotong dan satu orang yang seluruh tubuhnya sudah menjadi es.
Kemudian pandangan Mahesa Mavendra teralihkan karna dari dalam gudang keluar seorang pria bertanduk, pria itu langsung berbelok ke arah kanan, lalu ada Nero yang juga berlari mengejar pria itu.
Melihat hal itu Mahesa Mavendrapun kembali berjalan mengikuti mereka berdua.
Pria bertanduk itu lari dengan sangat cepat, Nero yang berada dibelakangnya juga tidak kalah cepat, mereka berdua berlari dengan kecepatan yang tidak normal.
Pria bertanduk itupun berbelok, sesudah berbelok didepannya terlihat jendela, diapun mengakat sedikit tangan kanannya, kemudian dia melebarkan jarinya dan muncul lingkaran angin.
Dia berlari dan mengarahkan tangan kanannya kedepan, dari tangan kanannya muncul lingkaran tornado yang memanjang secara horizontal.
Tornado itu menghantam dinding dan membuat dinding itu hancur--.
Craang!
--hal itu membuat suara yang sangat keras sampai terdengar ke aula pesta yang berada dilantai dua.
Orang-orang yang mendengarnya menjadi kaget, Wendy kemudian berlari kearah balkon setelah mendengar suara itu. Sena dan Neka yang melihat Wendy berlari mulai mengikutinya.
Saat tiba di balkon, Wendy menengok kesamping kiri, namun dia tidak menemukan apapun dan kemudian dia melihat disamping kanan.
"Nero."
Dia melihat ada Nero yang sedang mengejar seseorang, Nero berhasil mengejar Pria bertanduk itu dan dia melancarkan beberapa tebasan tetapi pria bertanduk itu berhasil menghindarinya, Pria bertanduk itupun mundur, dia kembali menjaga jarak dari Nero.
Pria bertanduk itu mengangkat tangannya, pada saat itu terbentuk sebuah pedang es.
Pria bertanduk itu berdiri dengan kaki selebar bahunya dan dia menghunuskan pedangnya dengan kedua tangannya.
Melihat hal itu Nero berlari menghampiri Pria bertanduk itu dan dia mengayunkan pedangnya.
Ketika pedang mereka berdua beradu pedangnya Nero berhasil memotong pedang es dari pria bertanduk itu.
Pria itu tidak menyangka kalau pedang tipis yang digunakan Nero dapat dengan mudah memotong pedang esnya.
Ketika pedang Nero berhasil memotong pedang es dari pria bertanduk itu dia mencoba menghindari tebasan dari pedang Nero.
Pria bertanduk itu berhasil menyelamatkan nyawanya dari tebasan pedang Nero, namun dia harus membayar hal itu dengan tangannya, tangan kanan dari pria itu terpotong.
"Kau cukup beruntung."
Neropun kembali memasang kuda-kudanya dan dia bersiap untuk menyerang.
Tiba-tiba muncul sayap dari punggung pria bertanduk itu, diapun melompat dan terbang menjauh dari Nero.
"Apa!! Dia bisa terbang."
Dari arah dinding yang berlubang muncul Mahesa Mavendra, ketika melihat orang yang dikejar oleh Nero terbang.
Mahesa Mavendrapun berlutut, pada saat itu cincin yang berada ditangannya berubah menjadi Bazooka.
Kemudian Mahesa Mavendrapun menembak ke arah pria itu.
BOOM!!
Tembakan dari Bazooka itu menyebabkan sebuah ledakan, tidak lama setelah itu asap dari ledakan itu perlahan menghilang.
Semua orang yang menyaksikan hal itu kaget, karna ledakan dari Bazooka Mahesa Mavendra tidak cukup untuk menghentikan pria itu.
Tembakan dari Bazooka itu jelas berdampak kepada pria itu, tapi dampak yang dia terima dari tembakan Bazooka itu tidak parah.
"Bagaimana dia bisa selamat?"
Wendy dengan jelas melihat kejadian itu dan dia merasa sangat heran, namun dia menyadarinya walaupun hanya sekilas.
Pria bertanduk itu membuat pedang es dan dia melemparkannya mengenai peluru Bazooka, sehingga membuat peluru itu meledak sebelum mengenai pria bertanduk itu, karna itulah dia bisa selamat.
Nero dan Mahesa Mavendrapun terdiam karna saat ini tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan, kecuali hanya melihat pria bertanduk itu yang terbang semakin menjauh dari mereka.
Pria itu berhasil kabur setelah dia mencuri batu Aura, walaupun dia harus membayarnya dengan tangan kanannya.