Chereads / Indonesian Love Girl For Iraq Army / Chapter 9 - Air sedingin Es

Chapter 9 - Air sedingin Es

Setelah sampai di kediaman paman Ruqia, Elif langsung pergi ke kamarnya karena ruang tamu sudah sepi. Elif menanggalkan pakaiannya dan berjalan ke bawah shower.

Tangannya meraba keran shower, dan membukanya hingga maksimal.

"Adooooowwwwww!!!" jerit Elif sekuat tenaga begitu air shower mengguyur tubuhnya. Airnya Dingin kayak es! Ini pasti di impor dari Kutub Utara! gerutunya dalam hati.

"Elif ? Kamu kenapa?"

Elif mendengar suara Ruqia di balik pintu, tapi dia tidak sanggup untuk menjawab karena masih menggigil kedinginan.

"Oh iyaa…tadi bibi bilang lupa Water heater-nya lagi rusak, jadi terpaksa malam ini kamu mandi air dingin ya! Lumayan, biar segar, kan?" ujar Ruqia sambil menahan tawa, ia melangkah pergi dengan cepat dari kamar Elif sebelum Elif menghajarnya.

Walaupun dibatasi pintu, Elif bisa membayangkan seulas senyum jahil yang

mengembang di bibir sahabatnya.

"Huh! Segar apanya? Bikin aku jadi es lilin sih iya!" Elif mengomel panjang pendek, tapi dia sadar bukankah dia hanya numpang di rumah ini.

Tangannya cepat-cepat menutup kran shower yang masih memuntahkan air

dingin itu. Ia lalu meraih handuk, dan dengan cepat membungkus tubuhnya. Pilihan

untuk meneruskan mandi jelas sama dengan cari mati. Karena cuaca Irak yang lagi tidak bersahabat, beda dengan negaranya sendiri di Indonesia

Tapi bayangan bahwa ia harus enggak mandi di hari pertamanya tinggal di rumah keluarga paman Ruqia

membuat Elif bergidik dan malu. Gimana kalau ia nanti bau kecut, dan seluruh keluarga barunya

bakal terus mengingatnya sebagai "Miss Bau Badan" sepanjang sisa tinggal di negara Irak negara mereka? Tak usah deh ya!

Elif lalu menguatkan nyali untuk berada kembali di bawah air shower yang

dingin itu. Ternyata setelah beberapa saat, tubuhnya terbiasa juga dengan suhu air dari

shower yang dingin itu. Elif bahkan berani memutuskan untuk keramas.

Sambil membusakan sampo di rambutnya, Elif merenung. Ini hari pertamanya

bertemu dengan Jnas dan di hari pertamanya pula Jnas telah memeluk dirinya, Elif memegang tubuhnya seakan masih terasa hangatnya pelukan pria itu. Ia tersenyum sendiri terbayang kejadian satu jam yang lalu, dan itu sedikit membuat dirinya malu saat akan bertemu kembali dengan Jnas.

" huuuuuffff apa yang telah aku lakukan " ucap Elif sambil menepuk jidatnya