Chereads / 13;26 / Chapter 52 - Kejelasan

Chapter 52 - Kejelasan

Karang merasa ada yang aneh dengan cara Ai melepas genggamannya. jadi karang bertanya, "ada apa?" suaranya melembut saat bertanya pada Ai. sesuatu yang tidak pernah dia tunjukan kepada siapapun kecuali pada Jeram dan Air.

Ai juga merasakan kelembutan itu. suaranya ringan dan hembusan nafasnya yang mengenai kulit seperti belainan bulu halus. merasakan ini Ai tak lagi bisa menahan keinginannya bertanya, "seberapa banyak wanita yang kamu perlakukan seperti ini?" tanya Ai dengan lirih.

karang tersenyum mendengar apa yang didengarnya dari Ai. kemudian dia mengangkat kepalanya menatap langit, baru kemudian menjawab, "apa ibu dan Air masuk hitungan?"

Ai memandang wajah karang dari sisi samping saat karang menjawab. tampak mengesankan. mendengar jawabannya, sebenarnya tidak terlalu memuaskan. aku yang ketiga, pikir Ai.

kemudian Ai menerima jaket itu dan memakainya. karang menyerahkan helm untuk di kenalannya. saat Ai mengenakan helm karang memarkirkan motornya. sejurus kemudian motor karang sudah melaju membelah jalanan yang sepi. hanya deru angin yang tersibak yang didengarnya selama perjalanan.

mereka sampai di depan restoran, tapi masih tidak ada yang bicara. Ai melepas helm, "jaketnya aku cuci dulu, lusa aku kembalikan." katanya. saat Ai berbalik dan melangkah masuk tangannya di tahan Karang. "ada apa? tanya Ai.

"seharusnya aku yang tanya, ada apa? kamu sakit? kenapa diam banget. diamnya kamu itu seperti mengabaikan ku." kata karang meminta penjelasan.

"aku tidak berani mengabaikan kakak. aku hanya cape sedikit. apa sekarang aku boleh masuk?" jelas Ai. Karang merasa bahwa ada yang di tutupi gadis di hadapannya. dia bahkan terus menunduk saat menjelaskan. ini tidak seperti dia. aku tahu dia pemalu tapi dia tak pernah bersikap seperti ini sebelumnya. tidak ada pilihan lain, "ayo kita bermain, sudah lama kita tidak bermainkan?"

Ai menaikan alisnya, "di tempat seperti ini?"

"tidak masalahkan? aku mulai dulu, apa sikapmu ini berhubungan dengan jawabanku tadi di parkiran?" kata karang memulai permainan yang beberapa hari terakhir terlupakan.

"tidak, aku tahu aku tak pernah sehebat ibumu, juga aku tak bisa sesaat kak Air. adakah alasan lain selain sikapku yang membuatmu bertanya itu?" jawab Ai mulai bermain.

"tidak, tapi kali ini aku akan mengatakan sesuatu yang benar-benar menggangguku, dan aku butuh jawaban pasti, bisakah kamu?$

"ya, apa itu?" tanya Ai.

"jadilah milikkku, ok?"