Fei menguap lebar saat sinar matahari masuk dari celah-celah jendela yang tertutup kain gelap. cahayanya remang-remang, tapi di lihat dari bayangan yang tercipta itu mungkin sudah jam sembilan pagi, karena bayangan yang pendek.
Fei mengerjapkanmatanya beberapa kali. duduk di pinggir ranjang sebelum akhirnya melihat bayangan yang di timbulkan matahari pagi. seketika matanya membesar, "aku terlambat!!." buru-buru fei menuju kamar mandi, saking keburunya, Fei lupa untuk membuka pintunya dahulu. Fei menabrak pintu kamar mandi dan mengeluh sakit di kepalanya.
tapi keluhan itu terjadi sebentar karena dia ingat bahwa dia sudah terlambat. semua aktifitas paginya dilakukan secara ekspres. mandinya yang biasanya lima belas menit jadi lima menit, pakai baju yang biasanya lima menit jadi dua menit, yang biasanya pakai makeup sekarang tidak pakai.
saat menuruni tangga menuju pintu depan di lihatnya teman-teman nya. eh, kok mereka santai banget. sarapan bareng lagi. biasanya juga nunggu di gerbang.
mikirin tanpa tanya langsung mana bisa dapet jawaban. dengan itu Fei menghampiri sahabatnya. melihat Fei mendekat Ai menyapanya. Fei balas menyapa dengan raut bingung. di tanyanya, "kok nggak ngampus?"
Ai menaikan sebelah alisnya, kemudian matanya menelisik penampilan Fei. Fei sudah rapih. Fei yang merasa sedang di perhatikan ikut menelisik penampilannya, bagus kok, pikirnya. kemudian dilihatnya Ai, Alka, Riza, dan Kairan yang masih menggunakan baju tidur.
mereka sarapan bersama, masih pakai baju tidur, ini cuma berarti satu hal. ini hari libur. melihat perubahan ekspresi Fei, Ai menegurnya, "sepertinya kamu sudah sadar!"
lamunan Fei terpecah, segera dia berjalan menuju kursi di samping Ai, di tariknya kursi itu, duduk, dan ikut menikmati sarapan yang di sediakan kepala pengurus rumah.
saat sarapannya tinggal separuh, akhirnya Kairan bertanya, "kesibukan apa yang ada di kamar mu sampai kamu lupa hari?" wajah Fei memerah karena malu. karena belum mendapat respon setelah lima detik, Kairan melambaikan tangannya di hadapan wajah Fei, "hei!" kata Kairan yang menatap tajam Fei.
"iya, aku denger kok. Kalian ingat, aku pernah minta pinjemin kamera beberapa Minggu yang lalu. nah, yang aku kerjakan setelah pertunjukan drama selesai aku nglanjutin tindakanku setelah meminjam kamera itu.
sekarang sudah selesai dan rencananya mau kasih liat kalian hari ini di kampus, kita bisa pinjam amphiteater klub nanti. tapi karena hari ini libur, kalian bisa tunggu besok." jelas Fei panjang lebar.
"apa sepenting itu sampai lupa tidur dan lupa hari?" tanya Riza mendengar jawaban Fei. Fei tidak terima,
"hei, kita masih muda, harus banyak karya, larut dalam mengejar mimpi bukanlah hal yang salah kan?"
"sudah-sudah, kita lanjut sarapan aja." kata Ai melerai. Riza dan Fei manyun, masih ingin melanjutkan debat. Ai menahan senyum geli.