ini sebenarnya bukan waktu yang tepat untuk menanyakan tentang perasaan. bagaimanapun aku ingin membuat momen spesial untuknya saat menyatakan cinta, tapi melihatnya begini, aku tak bisa menahannya. sikap diamnya membuatku kehilangan cara untuk bernafas, sangat sesak. ah, sudah lah, katakan saja,
"jadilah milikku, ok?" hah... jadi seperti ini rasa lega setelah mengungkapkan rasa. tapi apakah dia bisa menangkap maksudku yang sebenarnya. jadi milikku itu sesuatu yang berbeda dengan aku mencintaimu.
eh, ada apa ini? kenapa jantungku berdetak lebih cepat? kemana rasa lega tadi? apakah aku cemas dengan jawabannya? tapi bukankah dia juga suka sama aku, kenapa aku harus secemas ini? kenapa dia hanya menatapku?
Ai ternganga mendengar pertanyaan seperti itu. itu yang membuatnya diam untuk waktu yang cukup lama. si pikir pertanyaan yang akan Karang ajukan adalah seputar kehidupan pribadi sehingga Karang memintanya untuk jujur. tak di sangka pertanyaannya adalah, 'jadi milikku, ok?' siapa yang tidak akan terkejut dengan pertanyaan seperti itu? apakah itu artinya kak Karang juga menyukaiku? apa mimpiku akan terwujud? betapa bahagianya aku? tapi tunggu dulu, menjadi miliknya itu apakah sama artinya dengan dia mencintaiku? aku harus meminta kejelasan tentang ini.
sekejap ekspresi terkejut Ai berubah menjadi ekspresi biasanya, "maksud kakak, menjadi milik kakak gimana ya?"
ternyata benar dia tak menangkap maksudku, sudah lah, "aku mencintaimu, kamu jadi pacarku ya? apa sekarang sudah jelas?"
seketika bunga-bunga bermekaran di hati Ai bahkan senyum pun terbit di bibirnya, sangat menawan.
"ya." satu kata yang di berikan Ai membuat karang bingung.
"hah..., itu jawaban yang mana? jadi milikku atau sudah jelas?" tanya karang tidak puas dan tidak paham dengan jawaban Ai. kini giliran Ai yang menggunakan kata-kata Karang.
"keduanya, apa sudah jelas?" tanya Ai menggunakan gaya Karang. jawaban yang Karang berikan bukan lagi kata, tapi tindakan. Karang menarik tangan Ai, membuat Ai mendekat. karang menghilangkan jarak keduanya dengan sebuah ciuman di kening kemudian mendekapnya erat untuk waktu yang lama.
Karang tahu Ai tak suka sembarangan di sentuh, tapi Ai tak menolak semua yang karang lakukan. karang tidak menyadari itu. saat keduanya sedang menikmati kehangatan, mobil yang Alka, Fei, Riza, dan Kairan sampai. cahaya dari lampu mobil mengganggu keduanya. sedang yang di dalam mobil malah ternganga melihat keduanya, lupa bahwa yang diluar silau oleh cahaya lampu mobil.