" aku nggak tahu ini kan berarti atau nggak, tapi aku punya satu penawaran untuk kakak."
setelah mengatakan itu terjadi keheningan beberapa saat lagi. Ai berpikir, apakah ini sudah saatnya untuk mengungkap identitas dirinya yang sebenarnya? atau aku harus menunggu dan meminta pendapat lebih dulu.
sialnya aku, kenapa aku buru-buru mengatakan akan memberi penawaran? jelas-jelas aku masih di kuasai emosi. kalo gini nggak bisa mundur lagi. saat Ai akan mengatakan, ' maukah kakak bergabung dengan kami menyembuhkan luka orang lain?' Karang malah bersuara lebih dulu.
" tadi teman cewek mu kok pasang kamera pas latihan. kameranya on pula. kamu tau buat apa?" karang tahu diamnya Ai adalah pertanda ragu dengan penawaran yang akan di berikan kepadanya. jadi dia mengalihkan pembicaraan pada topik yang membuatnya sedikit penasaran saat latihan drama hari ini.
Ai bersyukur karena tidak harus mengatakan penawarannya hari ini. dengan hembusan nafas lega dan senyum di bibir, Ai mencoba mengontrol emosinya dan menjawab pertanyaan Karang.
" dia, Fei, dia lagi bikin proyek untuk diri sendiri. katanya kalo udah jadi bakal kasih liat sama kita."
" oh..., proyek apa?" Karang berpura-pura penasaran untuk mencairkan suasana yang sepat dingin dan canggung. dan dengan senang hati Ai menanggapinya.
" nggak tahu, dia dreamer. sering memiliki pemikirannya sendiri dan juga psikolog handal meski belum dapat gelar akademis."
" ah..., aku tahu sekarang. apa kalian tahu aku memiliki luka masa lalu dari hasil pengamatannya?"
" sebenarnya kami sudah menyadari sebelum dia mulai bergabung. tapi penjelasannya memperkuat dugaan kami. kami putuskan untuk membantu, selanjutnya kakak tahu sendiri kelanjutan ceritanya."
Ai melirik hp nya. terdapat angka yang menunjuk waktu di sana. 23:30, begitu yang tertera. melihat hampir tengah malam Ai pamit undur diri.
" udah malem. makasih kakak udah mau cerita. aku harus pulang sekarang. permisi..."
mendengar itu karang melirik jam yang melingkar di tangannya. berwarna putih kontras dengan warna kulitnya yang gelap eksotis. itu menambah rasa menawan padanya. sudah jam segini, nggak terasa. kenapa waktu berjalan begitu cepat saat aku bersamanya? ini bukan cinta 'kan?. apapun itu, sebagai laki-laki aku harus mengantarnya. nggak baik gadis pulang sendiri jam segini.
" biar aku antar, aku tida terima penolakan untuk yang satu ini." kata Karang mendominasi, ini dilakukan agar Ai tidak menolak dan tidak bertanya lebih jauh. benar saja, Ai hanya senyum dan mengangguk sebagai konfirmasi.