Chereads / Man Without Light / Chapter 5 - Bagian 5

Chapter 5 - Bagian 5

Dengan khawatir Aileen melangkah selangkah demi selangkah menuju pintu kelas. Dan akhirnya ia berhasil bersembunyi di balik dinding, mengintip sebentar ke arah guru yang mengajar lalu kembali bersembunyi.

"Ayolah, Aileen. Kau hanya perlu menjelaskan lalu bergabung dengan mereka." gumam Aileen pelan yang merasa khawatir. Sebenarnya yang membuatnya sangat khawatir bukan karena harus menjelaskan alasan di hadapan guru, tapi ia khawatir akan bersama para vampir selama berjam-jam di dalam ruang kelas. Ada rasa kesal dalam hatinya, tapi inilah pilihannya. Menjalankan misi nya dan hanya ini sekolah yang bisa menerimanya.

Saat membalikkan badan untuk memasuki kelas, tiba-tiba saja guru pria sudah berdiri menatapnya tajam. Hingga Aileen menabrak dada guru tinggi tersebut.

"Aduhhh..." Aileen cepat mengelus kepalanya pelan setelah menabrak. Mendongakkan kepalanya 160 derajat untuk memastikan siapa yang di tabraknya. Guru itu menggeleng dan cepat menanyakannya.

"Terlambat? Bisa jelaskan alasanmu?" tanya guru tersebut sinis.

Aileen tersenyum kikuk, "Ahaha... Pak. Anu, jadi saya tadi sudah siap dan tinggal berangkat sekolah, tapi tiba-tiba abang saya meminta saya untuk menyuapi makan, ehh... Maksud saya minum nenek saya yang sedang sakit. Kasihan, pak, jika saya membiarkan nenek saya yang lumpuh. Nanti jika dia haus bagaimana? Bukannya kita harus melestarikan bangsa Vampire?"

"Melestarikan?" pak guru diam sebentar memikirkan perkataan muridnya dan mengangguk pelan, "...ahh, kamu benar. Yasudah, cepat masuk dan duduk di kursi yang kosong." perintah pak guru.

Rasa senang dalam hatinya setelah berhasil meyakinkan guru dengan alasan konyolnya, padahal ia tidak memiliki nenek.

Saat memasuki kelas, seketika ia kembali teringat, memasuki kelas berarti sama saja ia berkumpul bersama bangsa vampir. Menyebalkan.

Aileen memperlambat langkahnya, mencoba menjaga jarak agar tidak bersentuhan saat melewati para vampire yang tengah duduk di bangku masing-masing.

***

Sementara Eunwoo masih mencuri pandang dengan Avan. Ia berusaha mempercayai Avan, namun masih ada keraguan dalam dirinya. Avan yang menyadari Eunwoo memperhatikannya hanya tersenyum tipis, berpura-pura tidak tahu.

"Avan?" bisik pria di belakangnya. Membuat Eunwoo tersadar dan mengalihkan pandangannya. Avan tak membalikkan pandangannya namun tetap menanggapi arah suara memanggilnya.

"Apa?" jawab Avan dingin yang menjaga wibawanya.

"A-apa kau tidak menyadari, semua siswi dari tadi hanya memperhatikan Eunwoo." ucap siswa tersebut yang sedikit takut.

"Bagus." Avan melirik Eunwoo dan tersenyum.

Sedangkan siswa tersebut bingung dengan ucapan Avan, "Apa bagusnya? Bukankah itu akan menurunkan popularitasnya?" siswa itu menggeleng.

Kemudian Avan mengeluarkan buku note kecil dan menuliskan sesuatu sambil tersenyum, "Ini akan sedikit menyenangkan." ucap Avan dalam hati dengan senyum tipisnya.

Waktu terasa cepat berlalu. Bell jam pelajaran akhirnya berbunyi. Kini para murid tengah ramai di depan kelas mengerumuni sesuatu. Aileen hanya memandanginya dari jauh saat hendak melangkah pulang. Detik berikutnya kerumunan itu mulai merenggang dan membuka jalan bagi dua pria yang hendak berjalan. Kini Aileen berhasil melihat jelas, dua pria yang tengah di kagumi oleh para siswi. Aileen terkejut. Namun hanya satu pria yang menjadi tujuan pandangannya saat ini, Cha Eunwoo.

"Dia... Memang benar dia. Sudah lama sekali." gumam Aileen yang kini menampung air mata di kelopak matanya dan perlahan membasahi pipinya. Menatap bahagia dengan senyuman di wajahnya.

Kini kedua pria itu semakin jauh seiring Aileen yang sedari tadi memandangnya. Saat kedua pria itu tak terlihat lagi, Aileen baru menyadari dirinya telah bersentuhan dengan banyak vampir, Aileen kesal dan mengibas-ngibaskan bajunya. Berlari secepat mungkin untuk lekas pulang membersihkan diri.