Chereads / My First Love Is My Husband / Chapter 56 - Jangan Katakan ( Bab 56)

Chapter 56 - Jangan Katakan ( Bab 56)

Keduanya membeku tanpa kata dalam sesaat. Saling membuang pandang tak tau cara memulai kalimat. Suasana kembali terasa haru, canggung dan emosional. Sebelumnya Lia tidak pernah membayangkan bahwa dirinya akan bertemu Franklin pria yang sudah meniduri nya 3 tahun yang lalu dalam situasi seperti ini, belum lagi Franklin adalah tunangan sahabatnya Shella.

Semuanya masih terasa sangat tiba-tiba. Seolah Lia baru saja bangun dan berada di ujung jurang yang curam. Salah langkah maka Lia kan jatuh ke dasar jurang yang dalam. Keduanya diam beberapa detik sampai akhirnya Franklin membuka suara.

" Cecilia pasti anak yang pintar.

" Ya... Dia sangat pintar, dan juga sangat mandiri. jawab Lia dengan sedikit memancarkan senyum agar sedikit mengubah atmosfer di antara keduanya.

" Ya aku melihatnya kemarin, sewaktu kita di butik. Bahkan cara bicaranya sangat sopan. Kau sudah sangat bekerja keras.

" Apa kau ingin bertemu dengannya. Kebetulan aku ingin menjemput nya. Kata Lia.

" Bolehkah aku menemuinya ? Tanya Franklin.

" Tentu ... Kau adalah Ayah biologis nya. Kata Lia.

Senyum Franklin merekah lebar, matanya memancarkan sinar kebahagiaan. Awalnya Franklin berfikir Lia tidak akan menerima nya dan malah menjauhkannya dari Cecil tapi melihat sikap Lia saat ini, Franklin merasa lega karena Cecilia memiliki Ibu sebaik Lia.

Dari restoran mereka bergegas menuju ke sekolah PAUD Cecilia. Dengan hanya mengendarai mobil Franklin dan meninggalkan mobil Lia di area parkir.

Mereka tidak menyadari sama sekali keberadaan Tia yang sedang duduk bersama kliennya. Bahkan Tia sempat melihat saat Franklin dan Lia turun dari lantai dua dan keluar dari restoran. Mata Tia tak bisa lepas dari mereka. Tapi saat itu karena dia sedang bersama kliennya, Hal itu membuat Tia tidak bisa membuntuti Lia dan Jonathan. Tia menjadi sangat gelisah dan tidak bisa fokus selama berbincang dengan klien.

PAUD Tirta.

Saat itu Cecil sedang bermain dengan teman-teman nya di taman sekolah. Dia terlihat sangat ceria, tawa riangnya mengalahkan surga dunia. Dia benar-benar malaikat kecil bagi Franklin. Tak terasa air mata Franklin mengalir dan dengan cepat Franklin menghapusnya. Matanya tak bisa lepas dari Cecil.

" Dia akan bermain di sini sebelum pulang. Kaya Lia.

" Dia sangat suka susu Yogurt, Buah pisang dan sangat suka sayur bayam. Kata Lia.

Perlahan Franklin menangis sesenggukan, ia tak mampu membendung air matanya.

" Jika aku tau waktu itu kau hamil aku sudah pasti akan bertanggung jawab. Kata Franklin perlahan menghapus air matanya.

" Kau boleh menemuinya. Tapi akan lebih baik rahasiakan dulu darinya bahwa dia adalah putri mu. Kata Lia.

Franklin membersihkan air matanya dan berjalan mendekati Cecilia yang sedang asik bermain di dampingi gurunya.

" Cecilia .... Panggil Franklin.

Cecil menoleh dan wajahnya tersenyum menatap Franklin, Cecil berlari mengejar Franklin.

" Uncle...! Sapa nya dengan penuh semangat.

Franklin merentangkan tangannya dan tak lama Cecilia jatuh ke pelukannya. Cecil terdengar tertawa kecil sedangkan Lia yang melihat momen itu dari belakang berbalik dan menatap ke langit berusaha menahan air matanya.

Lia merasa bahwa Takdir benar-benar tidak adil, kenapa harus Franklin ayah Cecilia ? Kenapa harus Franklin tunangan Shella ? Mungkin jika Franklin bukan siapa-siapa akan mudah untuk mereka bersama dan membesarkan Cecilia bersama.

Di apartemen Lia.

Lia membawakan segelas teh untuk Franklin, saat itu Cecilia tertidur dengan pulas di pangkuan Franklin. Franklin terus menatap Cecilia tanpa henti, dan berkali-kali mencium tangan Cecilia.

" Apa Shella sudah tahu tentang ini.

Lia duduk di sofa yang menghadap ke Franklin.

" Tidak ... Aku belum memberitahu Shella. Lagi pula aku baru tau tentang hal ini, aku sendiri bingung bagaimana cara menyampaikan hal ini kepadanya. Kami akan menikah bulan depan, sangat tidak masuk akal jika aku mengatakan Cecil adalah putri ku. Aku takut Shella tidak akan terima dan justru membatalkan pernikahan kami. Kata Franklin.

" Kalau begitu jangan katakan. Biarkan ini menjadi rahasia kita. Teruslah berpura-pura bahwa kau tidak punya hubungan dengan Cecilia dan aku. Kata Lia dengan tegas dan menarik Cecilia dari tangan Franklin.

" Aku tidak bermaksud untuk tidak bertanggung jawab. Tapi situasi ku sungguh berat, aku ingin bertanggung jawab untuk Cecilia tapi aku juga mencintai Shella.

" Tidak apa-apa. Aku tidak minta pertanggung jawaban mu. Hubungan kita hanyalah sebuah kecelakaan, lagi pula aku tidak ingin menyakiti Shella. Dia sudah cukup menderita setelah kehilangan Jonathan dan aku rasa kau adalah pria yang tepat untuknya. Kata Lia.

Seketika Franklin terdiam. Franklin takjub dengan jawaban Lia yang sangat bijaksana. Dia bahkan terlihat sangat tenang, tentu saja karena memang tidak ada cinta di antara Franklin dan Lia. Tapi Cecilia menjadi penghubung keduanya. Lia menunjukkan sisi teman terbaik bagi Shella dan Franklin sangat mengagumi itu.

" Dalam hidup kau tidak harus memiliki segalanya. Bahkan sebelum kita di lahirkan menurut cerita kita di suruh memilih takdir mana yang kita inginkan. Apakah kau menjadi perempuan atau laki-laki. Dan kita hanya diminta untuk memilih salah satunya, tidak ada yang di ijinkan memilih keduanya. Jadi sama seperti situasi ini kau hanya tinggal memilih apakah kau mau bertanggung jawab untuk Cecilia atau kau mau tetap mengejar kebahagiaan terbesar mu dengan menikahi Shella.

" Kalau aku jadi kau aku akan tetap memilih Shella. Kau dan Shella berhak bahagia. Seperti yang aku katakan tadi. Jangan jadikan aku dan Cecilia sebagai beban mu, kami bahagia bahkan saat sebelum aku mengetahui bahwa kau adalah Ayah Biologis Cecil. Jadi kedepannya pun aku masih bisa berpura-pura, mari lupakan semua. Kata Lia menyentuh tangan Franklin.

" Tapi aku ingin tetap bertanggung jawab kepada Cecilia. Aku tidak ingin Cecilia tumbuh dan membesar tanpa Ayah seperti aku dulu.

" PIKIRKAN LAGI FRANK !!! bentak Lia .

" Maaf aku membentak mu. Kata Lia yang saat itu terlihat sangat emosional.

" Jangan rusak persahabatan ku dengan Shella, jangan Rusak kebahagiaan mu dengan Shella. Aku tidak akan bahagia melihatnya. Kata Lia.

" Apa kau tidak membenci aku ? Tanya Franklin.

" Tidak... aku tidak pernah membenci mu.

Lia sadar bahwa malam kejadian itu bukan sepenuhnya salah Franklin, karena Lia juga dalam posisi mabuk.

" Aku tidak pernah menyalahkan mu bahkan sejak pertama aku tau bahwa Cecil ada, aku tidak marah dan menghakimi siapapun. Cecilia seperti hadiah paling istimewa di hidup ku. Kesalahan malam itu terjadi antara kita berdua tapi Cecilia bukanlah sesuatu yang patut aku salahkan. Atau bahkan harus menyalahkan mu. Itu bukan tipe ku.

Lia menatap Franklin dan berbicara dengan sangat tulus.

" Kalau begitu mari kita rahasiakan hal ini dari Shella... Kata Franklin.