"Baiklah. Anggap kau tidak tau bahwa Cecilia adalah putri mu. Bersikap lah biasa di depan kami sama seperti saat kau tidak mengenali kami. Lia tersenyum.
Bagi Lia keputusan ini adalah yang terbaik untuknya dan Franklin. Di sisi lain Franklin terlalu asing untuk Lia, belum lagi mereka memang tidak saling mengenal sejak awal. Tapi Lia bersyukur akhirnya mengetahui siapa ayah biologis Cecilia. Lia selalu berfikir bahwa Ayah Biologis Cecil mungkin tidak akan mengakui Cecil. Pria hidung belang yang hanya tau cara menikmati tanpa mau bertanggung jawab. Tapi dari semua sikap Franklin, Lia yakin bahwa Franklin adalah pria yang baik dan sangat bertanggung jawab.
" Terimakasih Lia. Kata Franklin menggenggam tangan Lia.
" Sama-sama Frank. Tapi kau masih boleh menemui Cecilia kapan pun kau mau. Kata Lia.
Seelah mengobrol perasaan Franklin masih sedikit merasa bersalah meninggalkan Cecilia demi Shella. Tapi selama Lia menanggapi hal ini dengan sangat baik seperti nya tidak akan menjadi masalah buruk untuk mereka hidup berdua.
" Maafkan Papa Cecilia. Tolong jangan benci Papa jika suatu saat nanti kau tau bahwa aku adalah Papa biologis mu. Batin Franklin yang saat itu sudah berada di luar Apartemen Lia. Dan Franklin menatap ke belakang melihat ke arah pintu Apartemen Lia.
Dari dalam Lia mengintip melalui lubang kecil berusaha memastikan Franklin sudah pergi. Hatinya sebenarnya sedikit sakit karena masih belum bisa menemukan sosok Papa untuk Cecilia.
" Andaikan Franklin bukan tunangan Shella mungkin aku akan berfikir untuk menerimanya menjadi Papa Cecilia. Bagaimana pun Ibu mana yang ingin anaknya tumbuh tanpa seorang Papa. Batin Lia.
Setelah meninggalkan apartemen Lia. Franklin lantas bergegas menuju Perusahaan Ella's.
Perusahaan Ella's.
Saat ini di ruang rapat Shella sedang kesal dan dengan suara membentak memberi arahan kepada seluruh staffnya.
" Bagaimana mungkin kalian bisa melakukan kesalahan dan salah mengirim sample bahan !!! Apa kalian pikir perusahaan ini adalah tempat bermain ! Bentak Shella.
" Bahkan hari ini aku harus menerima berita bahwa Mr. Unoko batal membeli saham di perusahaan kita dan beberapa investor lari ke perusahaan lain. Mira aku menugaskan mu untuk bertemu investor karena tau kau sangat kompeten. Tapi kali ini aku benar-benar kecewa dengan hasil kerja mu. Kata Shella.
Shella membanting beberapa File yang ada di tangannya dan keluar meninggalkan semua staf yang menunduk merasa bersalah. Sesekali mereka melirik satu sama lain dan wajah mereka terlihat berkerut.
" Semenjak Breemhar menarik sahamnya perusahaan Ella's berada di ujung tanduk. Karena banyak Projek yang tiba-tiba di batalkan setelah mereka menerima pengumuman Breemhar menarik saham.Bisik staff di dalam ruangan.
Di dalam ruangannya Shella memukul meja dengan kesal dan menarik nafas nya dalam-dalam.
" Kenapa dengan ku ? Belakangan ini aku sering kali tidak bisa mengontrol emosi. Huh...
Tiba-tiba Franklin memeluk Shella dari belakang dan mencium kepala Shella. Sebenarnya sedari tadi Franklin sudah di dalam ruangan dan bersembunyi saat mendengar pintu terbuka.
" Surprise...! Franklin menyerahkan buket bunga mawar merah ke arah Shella.
" Franklin... Kau mengagetkan ku. Kata Shella.
" Ada apa dengan wajah mu. Kenapa ada banyak kerutan ? Apa ada masalah ?
" Hemmm.... Perusahaan sedang mengalami krisis keuangan. Aku tidak mungkin meminta bantuan papa. Karena Uang yang aku pinjam untuk membangun perusahaan ini saja baru aku lunasi setengahnya. Kata Shella.
" La... maaf aku tidak bisa membantu apa-apa. kata Franklin dengan wajah kusam.
" Rasanya tidak ada gunanya aku memegang jabatan di perusahaan ini. Bagaimana kalau kau menyerahkan nya kepada orang lain ?
Shella hanya diam sembari menatap Franklin. Shella sendiri bingung karena kepalanya belum siap mencerna apa pun.
" Bagaimana ? Apa kau sudah bertemu Lia ? Tanya Shella mengalihkan topik.
Sontak saja raut wajah Franklin berubah.
" Ya... Sudah tapi sepertinya dia menolak. Kata Franklin bohong dan perlahan melepaskan pelukannya.
" Aku sudah sedikit khawatir. Karena belakangan ini image nya buruk di media setelah Media tau bahwa Lia diam-diam memiliki Cecilia tanpa suami. Bagaimana pun Indonesia sangat beda dengan Eropa, di sini hal yang seperti itu akan sangat di kecam masyarakat. Aku masih ingat saat Lia hampir putus asa karena menerima bullyan di media sosial nya. Dia bahkan hampir bunuh diri, tapi ini semua kami rahasiakan dari media. Kata Shella.
Hal itu membuat Franklin terkejut dan jantungnya berdegup kencang. Franklin tidak menyangka Lia menjalani hidup yang berat setelah ada Cecilia. Bahkan ekspresi dan caranya menanggapi Franklin seolah tidak terjadi apa-apa.
" Lia pernah berniat bunuh diri ? Tanya Franklin terkejut.
" Ya .. dia menyayat pergelangan tangan nya. Namun setelah itu dia menyesali perbuatannya. Aku mengerti benar bagaimana perasaan Lia kala itu. Dia benar-benar merasa tertekan dengan komentar jahat di media.
Sontak wajah Franklin berubah pucat, hatinya merasa sakit ketika mendengar cerita dari Shella. Bagaimana pun semua kesulitan yang di hadapi Lia tidak lah mudah. Tapi dia berusaha tetap tegar menjalani segalanya.
" Setelah semua yang dia lewati aku bahkan tidak tau cara berterima kasih. Entah apa yang terjadi jika wanita malam itu bukan Lia. Mungkin saja Cecilia tidak akan lahir ke dunia. Atau bahkan Cecilia akan di terlantar kan. Lia sungguh wanita hebat. Dan aku hanya pecundang yang lari dari masalah dan malah mencari kebahagiaan ku. Aku sudah menghancurkan sebagian hidup Lia. batin Franklin.
Setelah hari itu Franklin mulai mencari tau semua hal tentang Lia. Membuka semua berita-berita tentang Lia di internet. Tak jarang Franklin menjadi semakin merasa bersalah ketika melihat semua yang sudah di hadapi Lia dan Cecil. Ada satu komentar yang membuat hati Franklin semakin sakit. Seorang pengguna media sosial mengunggah di kolom komentar.
" Entah akan jadi apa anak itu tanpa Ayah. Aku rasa dia akan mengikuti jejak ibunya dan melahirkan banyak anak yang tanpa Ayah. Jika aku punya anak laki-laki aku tidak akan membiarkan nya menikahi anak itu. tulis mereka di kolom komentar yang hampir di sukai jutaan orang.
Semuanya semakin membuat Franklin bingung. Franklin benar-benar frustasi bahkan Franklin sudah sangat jarang menghubungi Shella.
Franklin duduk di depan meja miliknya memandangi Foto Cecilia dan Lia. Keduanya tersenyum lebar di dalam layar. Tak lama Duan masuk ke dalam ruangan Franklin tanpa mengetuk pintu. Dan dengan cepat Franklin menutup laptopnya.
" Franklin... Aku butuh bantuan MU. Bisakah tolong tangani pasien kamar 107. Dia balita berusia kurang lebih 3 tahun. Seperti nya dia mengalami alergi. Aku sedang membantu dokter Amar di ruang gawat darurat. Kata Duan.
" Oh.... Oke...! Jawab Franklin sembari bergegas memakai jas putihnya dan berjalan keluar.