Chereads / My First Love Is My Husband / Chapter 52 - Segala persiapan ( Bab 52 )

Chapter 52 - Segala persiapan ( Bab 52 )

" Penyelidik ?? Pa... Ada apa kenapa ada penyelidik di kediaman papa ? Tanya Shella.

Bagaimana pun Shella tau bahwa saat ini di London sudah memasuki pukul 9.00 malam karena perbedaan waktu antara Jakarta dan London berkisar 6 jam.

" Tidak La... tidak ada apa-apa. Papa hanya meminta beberapa penyelidik untuk melacak keberadaan mobil Papa yang hilang kemarin saat Papa dan Mama mengunjungi sebuah restoran. Kata Papa.

" Mobil Papa hilang ? Tanya Shella.

" Ya La... Hemm kalau begitu Papa pergi dulu, kasian mereka jika harus menunggu. Kata Papa memutuskan panggilan.

Saat itu masalah kita berusaha tetap berpikir positif meskipun masih ada yang meninggal di hatinya.

" Tidak-tidak pasti tidak akan terjadi apa-apa ini hanya perasaanku saja aku yang mungkin terlalu stress dan berpikir negatif. Batin Shella.

Perlahan Shella mulai menghapuskan kekhawatiran yang berlebihan dari kepalanya dan berusaha berpikir positif melanjutkan pekerjaannya. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 5 sore dan semua pekerjaan yang awalnya menumpuk di atas meja dalam perlahan-lahan mulai berkurang selembar demi selembar salah bernapas lega akhirnya tugas hari ini selesai dengan sangat baik.

Shella melihat ponselnya dan secara kebetulan saat itu ada pesan masuk dari Franklin.

" La aku sudah di bawah. Apa pekerja mu sudah selesai ?

" Lima menit lagi aku turun. Balas Shella.

Shella mengemas berkas yang berserakan dan memasukkan handphone nya kedalam tas tak lupa Shella memasukkan kunci mobilnya. Setelah merasa semua sudah beres Shella berjalan keluar dan segera menuju parkiran.

Franklin sedang bersandar di mobilnya menunggu kedatangan Shella. Terlihat beberapa wanita yang lewat melirik ke arah Franklin yang terlihat rapi tampan dan sangat maskulin sedang menggulung lengan kemejanya. Tak lama Franklin menyadari kehadiran Shella. Franklin yang tadinya bersandar langsung berdiri tegak dengan senyuman yang merekah.

" Silahkan masuk tuan putri. Kata Franklin membukakan pintu mobil.

Shella tersenyum tipis dan masuk ke dalam mobil Franklin. Terlihat beberapa wanita yang memperhatikan Franklin tadi masih berdiri di posisi mereka menatap kearah Shella dan terdengar tak sedikit dari mereka membicarakan ketampanan dan kecantikan Shella.

Namun kami hanya berpura-pura tidak mendengarnya dan melaju meninggalkan area parkir.

Toko Perhiasan.

Mata Shella dan Franklin di manjakan dengan Kilauan berlian, ada yang berwarna silver dan ada yang berwarna Gold semuanya tertata indah di dalam kaca. Franklin terlihat sangat antusias, matanya menjelajahi satu persatu cincin yang ada di sana. Beberapa kali terdengar Franklin berdesis.

" Ini Bagus... Ini juga Bagus simple tapi elegan. Katanya namun Shella hanya diam dan mengikuti Franklin dari belakang.

" Permisi Tuan ada yang bisa saya bantu ? Tanya seorang staff dengan ramah.

" Saya ingin mencari cincin yang cocok untuk kami berdua. Kata Franklin.

" Ohhh kalo boleh tau Tuan dan Nyonya menginginkan design yang seperti apa, saya akan mengeluarkan beberapa sample dan Tuan mahupun Nyonya boleh memilih ataupun melakukan tempahan sesuai dengan rancangan yang kalian inginkan. Kata Staf tersebut.

Franklin menatap ke arah Shella dan tersenyum, tangannya bergerak menarik tangan Shella.

" Ayo pilih Cincin yang mana yang menurut mu paling cocok untuk kita ?

Shella tersenyum dan saat itu matanya memperhatikan satu persatu cincin yang ada di hadapannya.

" Aku tidak tau harus memilih yang mana. Sebaiknya kau saja yang memilih." Kata Shella bingung dan akhirnya meminta Franklin untuk memilih sendiri.

***************************

Di sebuah coffee shop.

Shella, Lia, dan Tia sedang duduk sambil menikmati coffee mereka.

" Jadi apakah kau akan mengundang Clara di hari pernikahan mu ? Tanya Lia.

" Entah lah, tapi sudah pasti tanpa di undang dia akan tetap datang kami masih keluarga dan aku rasa dia akan hadir bersama Papa dan mamanya.

"Huh... kedatangan nya hanya akan menjadi biang keributan di acara pesta pernikahan mu. Kata Lia.

" Clara sudah tidak di Indonesia lagi. Kemarin saat aku mengantarkan salah satu Klien ku ke bandara aku tidak sengaja bertemu Clara, dia sama hancurnya seperti Shella. Meskipun mengenakan kaca mata hitam tapi bibir dan wajahnya masih menunjukan kesedihan bahkan sesekali tak sengaja aku melihat dia menghapus air matanya yang mengalir di pipi. Kata Tia.

" Benarkah... ? Lalu apa kau menyapanya ? Tanya Lia.

" Tidak... Lagipula untuk apa aku menyapa nenek sihir seperti dia. Tapi saat itu dia bersama saudara tiri Jonathan, Leo. Kata Tia.

" Mungkin dia ingin mengunjungi makam Jonathan. Kata Lia.

Saat itu Lia menyadari mood Shella berubah secara drastis, tatapannya kembali kosong dan Shella memainkan jarinya menyentuh ujung gelas yang berisi Coffee. Lia dengan segera menyenggol lengan Tia untuk memberi isyarat. Dan segera Lia mengalihkan pembicaraan mereka.

" Ermmm Jadi kapan La bawa Tunangan mu ketemu dengan kita ? Tanya Lia.

" Hemmm nanti ya, dia masih sangat sibuk di rumah sakit. Jadi seperti nya akan sulit untuk mengatur pertemuan dengannya. Tapi aku dengar Franklin ingin membawa ku fitting baju pengantin bagaimana kalau kalian ikut juga sekalian mencari baju Bridesmaid yang cocok. Ajak Shella.

" Wahhh beneran. Aku jadi ga sabar nih. Kata Lia.

" Akhirnya La.... Akhirnya kamu bisa move on dari Jonathan. Kata Tia spontan.

" Akkkkkkkk.... rintih Tia.

Saat itu Lia sengaja mencubit paha Tia yang duduk di samping nya untuk membuat Tia menutup mulutnya.

" Apa kau tidak bisa memasang rem di mulut mu ? Jangan bahas tentang Jonathan lihat raut wajahnya ? Lagi-lagi karena ucapan mu dia jadi sedih. Bisik Lia.

Shella hanya tersenyum ke arah Tia dan Lia.

Melupakan tidak semudah mengatakannya

Lima tahun saja belum cukup untuk Shella bisa berpaling dari Jonathan. Hati pernah terlalu nyaman hingga tak mampu melepaskan. Namun ada perkara yang membuatnya tak berani menerima karena suatu keadaan yang berakhir penyesalan. Cinta tidak akan pernah berubah tapi perasaan bisa saja berubah setelah logika. Seperti Shella yang mencintai Jonathan dan tidak ingin menggantikan nya, namun memilih Franklin dengan logika yang berharap bisa mengubah perasaannya.