Chapter 23 - Big Pay #5

Ken mulai melumat bibir pink itu dan mulai memagutnya. Kemudian membaringkan tubuh Fayre.

"are you a good stranger?" Ucap Fayre lirih.

Ken mulai mengamati kecantikan Fayre saat dalam possisi berbaring itu. Mengembalikan ingatannya pada Shandy kala masih bersama. Wajah Fayre mulai terlihat rabun di matanya berganti menjadi wajah Shandy, lalu hilang kembali menjadi Fayre, lalu berulang terus seperti itu antara wajah Fayre dan Shandy.

"Sudah lama aku mencarimu, kamu tahu? Aku menunggumu bertahun-tahun ini." Ken tiba-tiba menjadi sangat bersemangat.

Fayre membalas pertanyaan Ken dengan mengecup puting kecil pria itu. Fayre sangat gemas di sana. Lalu mengecup kulit dada Ken dan meninggalkan kissmark di sana. Tak ketinggalan bagian dada Ken juga ikut dilumat oleh Fayre. Bahu Ken, lengan Ken yang bertato itu dan tak ketinggalan leher Ken juga dikecup penuh hasrat oleh Fayre.

Ken membalas memberi kiss mark pada dada Fayre. Menyedot kulit demi kulit Fayre dengan kuat hingga ke seluruh payudara Fayre penuh dengan kissmark yang membiru. Tak nyaman dengen pemberian kissmark yang menyakitkan itu Fayre membalikkan tubuhnya berusaha menghindar. Namun tak bisa, Tubuh Fayre tak dapat bergerak ditindih tubuh kekar Kenrick dan tetap memberikan kissmark ke sekujur punggunya. Bahkan ke semua bagian tubuh Fayre secara brutal.

Tubuh Fayre penuh memar kissmark dan ia semakin lemas menahan gigitan demi gigitan yang dibuat Ken di sekujur tubuhnya. Tibalah di bagian paling sensitif Fayre di bawah sana. Ken Mulai melumat di bawah sana. Fayre hanya bisa melenguh dan menangis.

"Why are you crying?" Tanya Ken ketika mendengar isak tangis Fayre, namun gadis itu terus menangis. Ken mengecup pipi Fayre dengan lembut "Say something!" Lanjut Ken sambil mengusap air mata itu.

"My sister wants me to find another man, I hope you are nice to me..." Jawab Fayre sambil menahan tangisnya.

"Of course I'll be nice to you" Ucap Ken sambil menciumi dan memeluk Fayre.

"Are you a good stranger???" Ucap Fayre di telinga Kenrick.

"I'll try my best!!!" Sahut Ken membisik di telinga Fayre.

Ken sangat menginginkan sekali tubuh yang ia kira Shandy ini. Dengan rambut lurus panjang sepinggang, Fayre mirip sekali dengan perawakan tubuh Shandy.

Keinginan itu sudah sangat memuncak, "aku tidak ingin kamu pergi lagi." Ucapan Ken sebelum melakukan semuanya.

Ya semuanya, Fayre memekik sambil mencakar dan menggigit bantal di sana. Merasakan perih luar biasa menjalar di bagian bawah tubuh.

"Hurrrrttt!!!! It so hurrrttt!!!" Fayre mulai menangis " Hentikan!!!!" ceracau Fayre. "Aku sangat sakit"

Namun Ken tak menghiraukannya. Dan malam berlalu sangat panjang.

*********

Pagi telah tiba, sinar matahari mulai masuk lewat celah-celah gorden di kamar Kenrick. Silau akan sinar itu, Kenrick mulai kembali kesadarannya. Kepalanya terasa sangat berat. Tubuhnya terasa nyaman mendekap tubuh lembut seorang wanita. Ia kemudian duduk dan membuk selimutnya.

Asing? Mata Ken melotot melihat tubuh tanpa busana meringkuk di sebelahnya. Ia terbelalak hingga mundur menjauh dari gadis asing itu. Ia tak sadar berada di pinggir tempat tidur, kemudian jatuh ke lantai.

Di kasur itu pun ia lihat penuh noda darah segar. Ken mengusap wajahnya, kekacauan apa yang ia buat semalam? Dan mengapa ada gadis itu di sana. Fayre??????!!!!!! Ken mulai meyakinkan diri apa itu adalah Fayre.

Ken beranjak ke kamar mandi dan melihat tubuhnya di cermin yang ada di kamar mandi penuh dengan kissmark dan luka cakaran. "Dia ini kucing kecil atau monster kecil sebenarnya?"

Ken melanjutkan mandi dan masih tidak percaya dengan kejadian yang ia lakukan semalam. Ia hanya merasa mimpi bertemu dengan Shandy. Kenapa berakhir di tempat tidur bersama Fayre???

Ken melangkah ke pintu keluar dan mendapati gaun yang dikenakan Fayre semalam dalam keadaan setengah basah dan sudah terkoyak.Inikah hasil kegilaanku?? Batin Ken sambil memungut pakaian itu dan dibuangnya ke tempat sampah. Lalu ia keluar dari kamar besar itu meninggalkan Fayre yang masih pulas.

Kenrick membetulkan lengan kemejanya dan berjalan keluar lift menuju ke restaurant hotel. Sambil menunggu makanan datang, ia mencari nama Nikki pada ponselnya dan menelponnya.

" Jemput aku segera!" Pinta Kenrick saat telepon diangkat.

"Baik Ken." Sahut Nikki di seberang.

********

Sementara itu Rory tampak sangat murung. Lingkar hitam tampak msmlingkari kedua matanya.

"Sudah dapat kabar dari Fayre?" Tanya Nikki

" Belum. Aku menelponnya tapi ia tidak mengakatnya." Jawab Rory tidak bersemangat.

"Untungnya saat Chad menelpon ku aku bilang Fayre sedan menemani Flair menjaga Hadley di rumah sakit. Kalau Chad mengetahui Fayre hilang, Chad bisa membunuhku semalam." Jelas Rory.

"Baiklah, habiskan sarapan mu, nanti akan ku bantu mencari Fayre." Ucah Nikki sambil menepuk bahu Rory dan mereka menyelesaikan makan pagi mereka di Cadee resto and bar.

******

Di dalam kamar Fayre merasa penat sekali di kepalanya. Rupanya hari sudah siang. Ia melihat ke langit-langit dan ke sekililing.

Oh Tuhan, ini bukan kamarnya. Dan ia segera terbangun. Mendapati tubuhnya tanpa pakaian. Di sekujur tubuhnya pun dipenuhi kissmark yang membiru.

Fayre segera bangun dan membalut tubuhnya dengan selimut mencari kamar mandi. Saat hendak memasuki kamar mandi ia berhati-hati dan melihat perlahan ke dalam, berjaga-jaga bila mungkin menemukan orang lain di sana. Namun kamar mandi itu kosong. Tak seorangpun di sana kecuali ia hanya sendiri.

Fayre mulai menyalakan shower dan membasahi diri di sana. Dan ia menangis. Ia merasa kotor dengan kissmark dari orang asing yang entah siapa yang menandai itu. Perut bagian bawahnya terasa sangat sakit. Dan itu nyeri datang bulan.

Setelah selesai mandi dan masih berbalut selimut, Fayre membuka-buka lemari jika mungkin menemukan pakaian di sana. Dan hanya dua buah kemeja yang ia temukan. Yang satu berwarna kebiruan hampir putih, satu lagi berwarna putih bersih. Fayre memutuskan menggunakan satu yang biru muda.

Terdengar pintu hotel diketuk dan Fayre membukanya perlahan. Ia berdiri dibalik pintu dan hanya kepalanya saja yang terlihat. Fayre mendapati petugas hotel berdiri di sana bersama seorang wanita dengan rambut diikat ekor kuda dan berkacamata.

"Nona ada yang datang mencari anda," Ucap petugas hotel itu.

" Saya dari butik Shelsea mengantar pesanan Anda, " Sapa wanita itu sambil memberikan sebuah tas plastik berisi baju di dalamnya.

"Terima kasih." Fayre menerimanya dengan perasaan lega.

Fayre segera memakai baju itu. Sungguh gaun putih yang indah. Dengan cardigan yang berwarna senada dengan gaunnya. Dan juga ada yang jatuh saat ia membuka gaun itu. Sepasang pakaian dalam.

"Dia tahu ukuranku !!" Fayre menangis lagi sambil mencoba mengingat kejadian semalam yang sama sekali ia tak ingat.

Setelah berpakaian rapi Fayre mencari-cari ke seluruh isi kamar barang kali menemukan tas kecil bawaanya. Berkali-kali ia dengan bunyi ponselnya di dalam kamar itu namun tak ia temukan sama sekali letak tas itu. Dan saat ia makin dekat dengan suara ponselnya yang berbunyi itu ia segera menengok ke bawah tempat tidur. Dan benar, tas kecilnya berada di sana tergeletak di lantai di bawah tempat tidur besar itu. Lewat celah yang sempit, ia meraih tas kecilnya dan segera menerima telepom yang masuk tersebut.

" Rory, Rory! Syukurlah." Fayre berjingkat kesenangan dapat menghubungi seseorang di luar sana.

*****

Di tempat Rory, Nikki tampak ikut senang saat mendengar Rory menyebut nama Fayre di telepon.

" Dia masih berada di hotel semalam..Aku harus segera menjemputnya. " Jelas Rory pada Nikki saat menutup telepon dari Fayre.

"Baiklah kita berdua berangkat ke sana." Sahut Nikki bersemangat.

********

Ponsel Ken berbunyi dan nama Nikki tertera di layar ponsel,

"Aku sudah di bawah!!!" Ucap Nikki di seberang.

"Aku segera turun." Balas Kenrick

dan melihat Nikki yang berkacamata hitam sudah berdiri bensandar di mobil sport kuningnya.

Ponsel Ken berbunyi dan nama Nikki terterra di layar ponsel,

"Aku sudah di bawah!!!" Ucap Nikki di seberang.

"Aku segera turun." Balas Kenrick.

"Tidur nyenyak Boss???" Sapa Nikki menyeringai lebar.

"Tidak terlalu!" Jawab Kenrick dingin sambil meletakkan Tas kerjanya di jok depan.

Nikki sempat melihat bekas kissmark di leher Kenrick dan menyeringai lebih lembar lagi.

"Jadi semalam rupanya sangat panjang dan melelahkan." Goda Nikki sambil terkekeh.

"Iya bersama kucing liar yang entah dari mana!" Seru Kenrick dengan muka sebal. "Apa kamu sengaja memasukkan kucing liar itu di kamarku???!!!!" Mata Kenrick melotot.

"Tidak, tidak, setelah menyerahkan kunci kamar aku langsung pulang bersama Rory." Sahut Nikki membenarkan posisi berdirinya. Ia kawatir Kenrick yang marah itu akan menghancurkan wajahnya.

"Ayo jalan!!!!" Perintah Kenrick sambil duduk di kursi belakang.

"Kucing liar itu rupanya cukup menyusahkanmu!!" Nikki menggoda lagi sambil terkekeh.

"Nikki!!!! Aku potong gajimu separuh!!!!" Bentak Kenrick.

"Jangan Ken!!! Kumohon!" Nikki segera melajukan mobilnya.

*****

Sementara itu di tempat parkir, Fayre keluar dari lift dan langsung menuju tempat parkir yang sudah diberitahu oleh Rory. Begitu melihat Rory, Fayre langsung memeluknya dan menangis di pelukan Rory. Tangisan itu begitu dalam dan penuh ketakutan.

Rory pun langsung menyambut pelukan gadis bergaun putih itu dan mendekapnya dan menumpahkan rasa khawatirnya.

"Tenang Fayre, sekarang kamu sudah selamat. Aku sudah di sini." Ucap Rory sambil memeluk Fayre yang menangis pilu.

Rory memandang banyak sekali lebam di sepanjang kedua tangan Fayre yang tidak tertutup pakaian.

"Mari kita pulang Fayre, kita bicara lagi di rumah." Pinta Rory sambil menuntun Fayre untuk masuk ke dalam mobil.

*****

Sesampainya di kantor Kenrick masuk menuju ruang kerjanya di Beau Corp. diikuti oleh Nikki.

"Toko bunga Sweet-Shug menelponku pagi ini. Mereka bilang sudah mengirimkan pesanan bunga mu atas nama Shandy Shaw ke rumah sakit IF Healty. Mereka menghubungiku karena ponsel mu mati." Jelas Nikki sambil memberikan map berisi laporan Cadee resto saat memasuki ruang kerja Kenrick.

" Baiklah terima kasih. Kamu boleh kembali ke Cadee." Jawab Kenrick tampak bermuka masam.

Pintu telah ditutup setelah Nikki keluar ruangan.

"Owh SHITTTT!!!! Kenapa semuanya menjadi kacau!!!!!" Kenrick melempar vas bunga di sudut meja kerjanya ke arah pintu hingga hancur berkeping-keping.

Ia merasa semua rencananya tidak akan berjalan baik dengan mendapati ia mengakhiri di malamnya kemarin bersama Fayre.

.

.

.

*) Jangan lupa Follow IG : MyAzra_Tyas

untuk tahu judul Novel saya yang lain