Setelah membersihkan diri di kamar mandi, Fayre baru menyadari ada sebuah parsel bunga di kamarnya. Mengapa ada di sini? Tanya Fayre dalam hati dan jengkel dengan nama itu di kartu pengirim.
Masih berpikir tentang bunga dan Flair, bisa jadi jika Flair sudah mengetahui tentang bunga maka ia akan lebih marah padanya. Hubungannya bisa makin memburuk jika Flair tau tentang bunga ini, pikir Fayre sambil mengeringkan rambutnya dengan hairdryer.
Tok! Tok! Tok!!! Suara pintu diketuk perlahan, mendengar itu Fayre segera membukanya.
"Ken mengundang kita ke lounching kainnya yang baru, jangan lupa bersiap untuk itu. Flair dan aku akan menunggumu di bawah. " Ujar Rory yang yang tampak sedikit lebih gemuk dibanding sebelumnya.
"Secepat inikah? Ah, aku hampir lupa." Jawab Fayre menepuk keningnya.
Tak ingin membiarkan benaknya perih melihat hubungannya dengan Flair yang merenggang dan tidak ingin semakin berlarut-larut, Fayre memutuskan menemui Flair di kamarnya.
Flair terlihat memilih beberapa dress yang mungkin akan dia kenakan dan beberapa ia letakkan diatas kasurnya. Fayre mulai mendekati Flair dan duduk di atas kasur lain yang biasa ia gunakan untuk tidur.
"Aku rasa kuning itu bagus, kita punya yang sama, aku akan mengenakan punyaku yang biru." Ucap Fayre memberikan masukan.
Flair mengerti yang dimaksud oleh Fayre dan mengambil dress kuning yang dimaksud tersebut. Tapi masih saja Flair tidak mau melihat wajah Fayre dan tetap memunggunginya.
"Fernee, aku tidak bisa jika kamu seperti ini padaku. Ferneee, hentikan semua ini! Mengapa kamu seperti ini??? " Tanya Fayre dengan mata berkaca-kaca sambil mengehentikan Flair yang masih sibuk membereskan pakaian-pakaiannya.
"Aku tidak apa-apa, hanya sedang kalut dengan keadaan Hadley. " Jawab Flair masih menghindar.
"Ini bukan tentang Hadley, ini tentang kita, tentang aku, apa perbuatanku yang salah bagimu? " Tanya Fayre meminta jawaban lebih.
"Karena kamu sudah menanyakannya, baiklah! Berhenti menyembunyikan semuanya!!!! Sadarlah dan jangan bermain-main lagi!!!! " Jelas Flair singkat sambil berlalu keluar kamar.
"Flair ini tidak baik, aku tidak pernah bermain-main, itu semua karena terpaksa. Aku tidak pernah berniat menyembunyikannya darimu. Masing-masing dari kita punya kesibukan sendiri dan aku hanya belum sempat memimbicarakannya denganmu. Itu saja!!! " Seru Fayre masih minta diperhatikan.
"Terpaksa????!!!! Jadi kamu bilang itu terpaksa? Siapa yang memaksa??? Pria itu tidak akan menghiraukanmu jika bukan kamu yang memaksanya. Kalian begitu akrab dan terlihat sudah biasa berciuman seperti itu....!!! " Sahut Flair sambil memasang muka jijik membayangkan Fayre mulai menggoda Chad.
"Berciuman??? " Fayre menutup mulutnya keheranan. Berciuman dengan siapa yang dimaksud oleh Flair??? Batin Fayre dengan kacau ia memikirkan. Mana Mungkin Flair melihat ia berciuman dengan Ken.
"Yang jelas aku memang menerima bayaran besar untuk pemotretan itu, tapi itu karena Kenrick yang memaksaku. Bukan karena aku ingin bermain di belakang mu atau semacamnya!!" Seru Fayre mencoba menjelaskan sambil menggenggam lengan Flair.
"Pemotretan? Aku tidak masalah kamu melakukannya tanpa aku, sudah seharusnya kamu suatu saat harus melakukannya sendiri tanpa harus bergantung padaku." Jelas Flair masih menghindari tatapan Fayre yang mengejarnya.
"Jika bukan pemotretan kain itu lalu apa,Feer???? Aku tidak pernah melakukan pemotretan itu jikan aq tidak terdesak!!!! " Fayre mencoba menyela pembicaraan Flair.
"Hentikan omong kosongmu, Fay!!! bagaimanapun juga aku tidak akan pernah setuju!!! Cukup Fay!!!!!! Use a face that looks innocent??? Sadarkah kamu bisa melukainya jika kamu hanya mempermainkan perasaan Chad!!!!" Seru Flair menghempaskan tubuh Fayre ke belakang.
Chad?????!!!!!! Jadi Flair sudah mencium hubungan mereka????? Jadi ini bukan tentang Billboard itu tapi tentang Chad???!!! Batin Fayre. Ia hanya seperti ditimpa batu sebesar rumahnya dari ketinggian. Tubuhnya hanya bisa terpaku menatap Flair tanpa tahu harus menjawab apa.
"Hubungan kalian itu tidak lazim. Hentikan sekarang juga sebelum hubungan itu semakin jauh. Aku tidak yakin kamu benar-benar mencintai Chad. Karena jika tidak, aku sendiri yang akan menghentikannya!!!! " Ucap Flair mengakhiri pembicaraannya dan belalu pergi meninggalkan Fayre yang masih terdiam tanpa bahasa itu.
**********
Pesta telah dimulai. Para tamu sudah berdatangan di lounching kain motif baru yang dilaksanakan di salah satu hotel kenamaan bintang lima.
Di ruang pameran, suasana disana pun dibuat redup. Lampu sorot mulai dinyalakan dan menyorot ke arah tangga di tengah-tengah ruangan pameran itu. Dari lantai atas, beberapa model dengan topeng-topeng berwarna silver dan beberapa mengenakan topeng berwarna merah turun dari tangga sambil memperagakan kain-kain dengan motif cantik sebagai selendang atau rok besar mereka, yaitu kain berbahan premium yang dikeluarkan oleh perusahaan kain Beau.
Flair melihat pertunjukan itu dari lantai atas karena masih malas berada di sisi Fayre. Dari atas ia melihat Fayre yang tampak mengamati dengan baik model yang berputar-putar menari-nari dengan kain-kain yang elegan itu.
Tanpa ia sadari di dekatnya, Kenrick sedang mengamatinya dari jauh. Kenrick berada di sana karena ingin menghindari media yang ingin mewawancarainya berkaitan dengan acara tersebut. Sedangkan ia sendiri sudah menunjuk perwakilan yang akan khusus berbicara kepada awak mendia. Kenrick kemudian berjalan menuju ke arah Flair berdiri.
Menyadari ada yang berjalan ke arahnya, Flair menatap Kenrick sambil tersenyum. Kenrick menghentikan seorang pelayan yang membawa nampan penuh minuman, mengambil dua buah gelas berisi minuman dan menyuruhnya untuk melanjutkan perjalanannya ke lantai bawah. Setelah pelayan itu pergi, Kenrick berjalan lagi ke arah Flair, dan menawarkan gelas minuman di tangan kanannya untuk Flair.
Flain menerimanya dan langsung meneguknya sekali. " Terima kasih." ucap Flair sambil mengamati lagi pameran yang belum usai itu.
" Mawar yang bagus, aku rasa adikku menyukainya. " Ucap Flair membuka percakapan.
"Ya, sesuai karena iklan billboard ku, berhasil menarik banyak orang, dan menaikkan penjualan dalam minggu ini. " Sahut Kenrick sambil mengecapi rasa minumannya.
"Aku rasa aku akan mengajaknya makan siang suatu saat, tapi hanya berdua. Bukan denganmu. Aku dengar kamu sudah dekat dengan Mister Rieger, boss agen di mana kalian bekerja." Ucap Kenrick sambil mengamati wajah Flair yang manis itu. Sungguh mereka dua kembar yang luar biasa cantik pikir Kenrick dalam hati.
"Makan siang? Seumpama kencan saja? Karena aku harap tidak lebih. " Sahut Flair dengan nada seorang kakak yang ingin melindungi adiknya.
"Mengencani adikmu bukan pilihan buruk. Dia sangat menarik. Mungkin bisa memperbaiki hubungan kami yang sudah tidak baik dari awal. " Ucap Kenrick sembari menghabiskan gelas kecil minumannya.
Riuh Applause para hadirin di lantai bawah membuat mereka dari saling memandang menjadi saling terburu-buru untuk pergi.
"Aku harap Mister Rieger membaik dengan keadaanya sekarang. Baiklah aku akan pergi! " Pamit Ken pada Flair yang terdiam saja sambil memandangnya membuatnya sedikit salah tingkah.
"Satu hal aku harap tidak main-main, dengan adikku. Aku tidak ingin terjadi apa-apa di keluargaku." Ucap Flair sambil mendekat pada Kenrick. " Aku rasa Anda masih sangat mungkin dengan wanita lain yang lebih pantas. " Bisik Flair pada Kenrick sebelum Ia melewati pria itu dan turun menuju kerumunan tamu yang lain.
"Aku tidak main-main, aku laki-laki aku serius dengan ucapan ku. " jawab Kenrick dengan suara yang lantang kepada Flair dengan mata yang berbinar. Ucapan itu membuat Flair menengok lagi ke arahnya dan tersenyum sekali lagi.
********
Telepon berdering, Flair yang merasakan ponselnya bergetar segera mengangkat telepon itu dan mendapati suara seorang wanita di seberang sana.
" Flair!!! Kondisi Hadley tiba-tiba memburuk, ia merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya. Aku tak bisa melihatnya seperti ini!!!" Isak tangis Erinka dari seberang telepon.
"Baiklah, Nyonya. Aku akan menanimu, aku akan segera ke sana!!!! "Seru Flair mencoba menenangkan Erinka yang terdengar panik karena kondisi Hadley.
"Rory, aku akan ke rumah sakit sekarang. Kondisi Hadley memburuk. Aku takut terjadi sesuatu dengannya!!!" Seru Flair pada Rory.
"Flair, aku akan mengantarmu!!! "Seru Fayre dengan simpati yang dalam untuk Flair atas apa yang dialami oleh Hadley.
"Urus saja urusanmu!!!! Aku belum selesai denganmu!!! Aku orang pertama yang akan menentangmu jika kamu melanjutkan angan-angan hampa mu itu!!!! " Seru Flair dengan nada yang masih marah.
Mendengar Flair yang berbicara seperti itu di depan umum, air mata Fayre hampir gagal untuk ditahan. Fayre mengankat roknya yang panjang dan segera berlari ke arah kamar mandi sambil menyeka air matanya yang tak sanggup lagi dibendung.
Saat akan memasuki kamar mandi Fayre menabrak tubuh seseorang. Tubuh seorang laki-laki yang sangat berisi. Dada yang kenyal karena seringnya diajak untuk berlatih di gym oleh pemiliknya.
"Nikki, mengapa kau di sini???!!" tanya Fayre yang masih terisak.
"Ini bukan pertama kali aku lihat kamu di kamar mandi wanita!!!" Bentak Fayre.
"Maafkan aku, sekarang aku akan keluar! " Seru Nikki sambil melangkah menuju pintu keluar.
"Kamu sama saja dengan Boss mu itu, selalu bertingkah aneh dan kurang ajar!!! " Bentak Fayre menumpahkan kekesalannya. "Sekali lagi aku melihatmu di kamar mandi wanita akan ku pukul kamu dengan sepatuku!!! " Seru Fayre mengangkat dan melepas highheel nya dan mengarahkan ke arah Nikki.
"Baiklah. Baiklah, aku tidak mengulagi. " Ucap Nikki sambil berlari keluar secepat mungkin.
.
.
.
*) Jangan lupa Follow IG : MyAzra_Tyas
untuk tahu judul Novel saya yang lain