"Masuklah."Seru Nikolas kepada Elvira sembari membukakan pintu untuknya.
"Makasih." Elvira membuka jaketnya dan masuk ke rumah Nikolas, rumah Nikolas tampak sangat sederhana namun indah.
"Ma, aku kembali." Nikolas berseru memanggil Mamanya.
"Wah, kamu udah pulang, kebetulan mama lagi coba bikin resep baru nih." Mama Nikolas nampak tidak memperhatikan Elvira, dia segera menyuruh Nikolas untuk duduk di meja makan dan mencicipi resep barunya.
"Eh, bentar dulu ma." Nikolas mencegah Mamanya untuk melangkah kembali ke dapur.
"Sini." Nikolas melambai ke arah Elvira yang dari tadi memperhatikan dari jauh.
"Ma, ini teman aku, namanya Elvira." Elvira mendekat dengan malu malu.
"Eh, Sore Tante." Elvira mencoba menyapa dengan nada yang ramah.
"Wah, nggak nyangka Nikolas punya teman cewek juga, biasanya kan dia temenannya kayak cowok semua gitu." Mama Nikolas tampak sangat bahagia melihat Elvira sementara Elvira hanya bisa tersenyum.
"Iya Tante." Elvira mencoba bersikap ramah namun sepertinya sangat sulit.
"Ayo, mari masuk masuk, Tante lagi bikin resep baru lho." Mama Nikolas mengajak Elvira dan Nikolas menuju tempat makan, yang dimana disana sudah ada Naxel adik Nikolas dan Papanya.
"Nah silahkan dicicipi." Mama Nikolas membuka tudung saji di atas meja makan dan ternyata makanannya sudah lenyap.
"Ma." Nikolas mencoba menahan tawa karena Mamanya tidak menyadari bahwa makananya sudah hilang.
"Ya?" Mama Nikolas menoleh ke arah makanannya yang sudah lenyap dan sangat terkejut.
"Apa? Dimana makanannya." Mama Nikolas nampak sangat bingung dan mencari di semua sisi di ruang makan.
Tiba tiba, dia mendengar suara orang bersendawa dan itu adalah Naxel, dia telah menghabiskan resep baru yang dibuat oleh Mamanya tanpa menyisakan sedikitpun.
"Apa? Hay kau, kau kemanakan makanannya?" Mamanya memarahinya namun sepertinya dia tidak takut sama sekali bahkan dengan tenangnya dia menjawab.
"Tentu saja sudah masuk perut." Dia mengelus perutnya yang kelihatan lebih buncit dari pada kemarin.
"Hay kau." Mamanya menjewer telinga nya dan segera pergi menuju ke dapur kembali untuk mengambil makanannya yang masih tersisa di dapur dan segera menyajikannya di meja makan.
"Gimana ma? Makanannya udah ketemu?" Nikolas tertawa kecil begitu juga dengan Elvira yang sepertinya sangat nyaman berada di rumah Nikolas, terkadang dia sempat berfikir 'Andai keluargaku seharmonis ini' itulah yang dia pikirkan saat melihat keluarga Nikolas yang sangat bahagia.
"Udah." Mama Nikolas menjawab dengan nada yang agak tinggi karena marah, tapi di dalam hatinya, dia sebenarnya sangat senang karena makanannya dinikmati oleh keluarganya dan putra putra nya bisa tertawa, yah, itulah insting seorang ibu.
"Dimana Ma?" Nikolas memasang wajah yang lucu dan gokil membuat Elvira tertawa kecil, dia berusaha menggoda Mamanya.
"Tanya aja si Naxel tuh, tanya aja ma perutnya." Mamanya menoleh ke arah Elvira yang tertawa kecil dan tersenyum, dia ingin sekali mempunyai seorang putri, namun, yang lahir adalah seorang putra, jadi dia sudah menganggap Elvira sebagai putrinya sendiri sore itu.
Setelah makan, Nikolas mengajak Elvira masuk ke kamarnya yang kecil dan sederhana, tidak seperti kamarnya yang dipenuhi dengan kemewahan namun terasa sangat hampa, dia menginginkan kenyamanan dan waktu bersama keluarga, namun itu terasa mustahil baginya.
"Nah, ini kamarku." Nikolas mengajak Elvira masuk dan mulai bercerita, Elvira bercerita tentang bagaimana bisa dia sampai di perempatan rumah Nikolas.
"Jadi kamu pergi dari rumah?" Nikolas bertanya dengan wajah yang serius dan tegang dia menunggu kelanjutan cerita Elvira.
JADI NANTIKAN LAH KELANJUTAN CERITA PERJUANGAN ELVIRA UNTUK MENEMUKAN CINTA SEJATINYA, NAMUN TIDAK SEMUDAH ITU, KENAPA? IKUTI TERUS KELANJUTANNYA.