Wanara adalah seekor kera berbulu putih jantan yang bertubuh kekar dengan otot - otot yang besar.
Wajahnya berwarna merah dengan hidung besar yang berwarna biru.
Di bawah hidungnya terdapat sepasang jenggot dan kumis panjang berwarna putih ditambah dengan sepasang taring panjang yang mencuat ke bawah hingga dagu tersembunyi di balik kumis panjangnya itu.
Bulu-bulunya yang berwarna putih susu bertekstur lembut seperti kelinci dan sangat lebat menutupi kaki, lengan dan badannya.
Tinggi badannya lebih satu kepala kalau dibandingkan dengan Maya.
Sementara kekuatan dan tenaganya yang luar biasa melebihi gabungan kekuatan sepuluh orang pria dewasa yang kuat.
Demikian pula kekuatan seksnya yang beberapa kali lipat dari kekuatan seorang pria normal.
Berhubungan seks dengan seekor kera yang seperti itu tentu saja berbeda dengan melakukannya bersama seorang pria.
Maya harus membiasakan diri bertempelan dengan bulu-bulu Wanara yang lebat.…
(Catatan Penulis: Reverse Fluff nih :p)
Ia pun harus membiasakan diri dengan bau badan seekor kera yang tentu saja berbeda jauh dengan bau badan seorang manusia…
Belum lagi wajah seekor kera yang begitu sangar yang tentu saja jauh dari gambaran ketampanan seorang pria yang ada di dalam benak seorang wanita muda seperti Maya…
Walaupun setelah beberapa waktu, Maya merasakan kharisma tersendiri yang unik pada wajah kera yang garang dan penuh kebuasan tersebut.
Satu hal yang sangat terasa adalah kekuatan seksual Wanara.
Kera itu dapat menyetubuhi dirinya dalam waktu yang lama hingga Maya dapat mengalami orgasme berkali - kali sebelum kera itu menyudahinya dengan menyemprotkan cairan spermanya yang banyak ke dalam rahimnya….
Selain seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa kera itu membutuhkan hubungan seks dalam frekuensi yang tinggi tiap harinya….
Hal lain yang harus dibiasakan oleh Maya adalah perilaku Wanara yang tak mengenal tempat jika ingin menuntaskan birahinya kepadanya…
Saat hidup bersama Angga, Maya biasa melakukannya hanya di seputar tempat tidur.
Sekarang, bersama Wanara, praktis mereka bisa melakukannya di mana saja…
Di dalam rumah, di pekarangan, di dalam hutan, di sungai, bahkan di atas pohon… dan sebagainya…
Maya pun harus membiasakan dirinya untuk berhubungan seks di muka umum.
Tak jarang sehabis ia menyiapkan makanan bagi Asmadhi, Wanara langsung menaiki dirinya untuk meminta jatah.
Maka, biasanya saat itu juga mereka akan menuntaskan nafsu birahinya di depan Asmadhi yang sedang makan sambil menonton adegan panas yang disuguhkan di hadapannya.
Sebenarnya awalnya Maya merasa malu…
Pada mulanya ia selalu mengajak kera itu untuk mencari tempat yang tersembunyi terlebih dahulu.
Akan tetapi Asmadhi sendiri yang mengajarkan Maya untuk tidak menunda-nunda hajat kera itu terhadap dirinya.
Karena sekarang ia telah diperistri oleh kera itu, sudah jadi kewajiban Maya untuk melayaninya sesegera mungkin…
"Sebenarnya aku malu, Tuan… makanya aku selalu mengajaknya pergi dulu mencari tempat yang tersembunyi… Barulah kubiarkan ia menyebadaniku…" kata Maya suatu waktu.
"Lagipula apakah kegiatan kami tak akan mengganggu seandainya dilakukan di depan Tuan?" tanya wanita itu.
"Tentu saja tidak… Kau kira aku tidak terbiasa melihat pasangan yang sedang kawin?" kata Asmadhi sambil tersenyum nakal.
"Lakukan saja langsung jika si Wanara menginginkannya…
Anggap saja itu tontonan pengantar makanku…" kata Tuan Asmadhi yang penuh pengertian.
Sebenarnya Maya khawatir jika Asmadhi jadi tergoda saat melihat aksinya yang panas bersama kera itu.
Padahal tentulah ia sungguh-sungguh ingin menuntaskan ritual itu untuk menyempurnakan kesaktiannya.
Bagaimana pun juga, karena Asmadhi sendiri sudah menyatakan tak keberatan, Maya pun akhirnya mengikutinya saja.
"Baiklah, Tuan… Kalau begitu," kata Maya menyanggupi instruksi majikannya.
Sejak itulah wanita itu akan serta-merta melayani Wanara kapan saja dan di mana saja kera itu menginginkannya.
Untunglah ada jamu ramuan Asmadhi yang kini rutin diminum oleh Maya.
Benarlah apa kata iblis tua itu…
Maya tak pernah merasakan gairahnya setinggi ini seumur hidupnya.
Setiap hari hasrat birahinya selalu naik sampai ke ubun - ubun…
Jika itu terjadi, maka harus segera dilampiaskan…
Jika tidak, pasti terasa pusinglah kepalanya ditambah dengan rasa gelisah di bagian bawah yang tak henti-henti….
Maya bersyukur karena di situ ada Wanara yang kini memiliki libido yang sama dengannya dan dengan demikian sangat mengerti akan kebutuhan seks dirinya… Asmadhi tentu saja tak bisa memenuhi kebutuhannya karena sedang menjalankan ritualnya.
Bahkan Maya pun berandai-andai, jika Angga suaminya ada di sini, tentulah ia pun akan kewalahan dan tak akan sanggup untuk melayani hasrat nafsunya yang sekarang telah menggebu-gebu.
Kini Wanara dan Maya jadi bergantian saling meminta terlebih dahulu untuk berhubungan seks.
Jika kera itu yang birahi, ia akan segera mencari Maya yang biasanya beristirahat di pondok Asmadhi jika sedang tak ada pekerjaan.
Sebaliknya, jika Maya sudah merasa suntuk dan pusing, dialah yang akan mencari Wanara di pepohonan atau di pekarangan rumah Asmadhi untuk minta disetubuhi saat itu juga di tempat.
Jika kera itu sedang tidak bernafsu, Maya tak segan untuk berusaha membangkitkan nafsunya dengan segala cara.
Biasanya ia akan menggodanya dengan membelai-belai dan menciumi seluruh tubuh kera jantan itu lalu mengulumi penisnya sampai benar-benar berdiri mengeras…
Tenyata kebiasaan mereka bersetubuh di tempat terbuka dan disaksikan oleh siapa saja yang berada di sekitarnya itu memicu suatu peristiwa.
Peristiwa yang akan mengubah hidup Maya di alam gaib itu….
Suatu hari sesosok gendruwo bernama Ki Gendeng berkunjung ke kediaman Asmadhi.
Gendruwo adalah golongan iblis tingkat rendah yang dikenal sangat tinggi hasrat birahinya dan juga doyan pada bangsa manusia yang berjenis kelamin wanita.
Saat itu kebetulan Wanara sedang mendapatkan jatah rutinnya dari Maya dan terlihat oleh Ki Gendeng.
Wanita yang cantik itu tampak sedang pasrah ditunggangi oleh kera jantan yang sedang birahi itu.
Ki Gendeng pun mau tak mau berhenti dulu menyaksikan tontonan gratis itu dari kejauhan sebelum menjalankan niatnya menemui Asmadhi.
Maya yang sedang digenjot Wanara pun sebenarnya sempat melihat sosok makhluk itu lalu bertatapan mata dengannya selama beberapa detik.
Sejak terbiasa disetubuhi oleh Wanara di depan umum, Maya biasanya jadi lebih bergairah bila tahu ada yang menontonnya.
Karena itu saat tahu ada pendatang asing yang memperhatikan aktifitasnya, wanita itu sama sekali tak merasa terganggu, malah dia menjadi semakin bergairah dan bersemangat!
Sang gendruwo menyimak setiap detik perkawinan si wanita dan kera itu tanpa berkedip.
Dilihatnya betapa wanita itu mengalami orgasme yang hebat sebelum si kera pun menyemprotkan spermanya ke dalam tubuh gendaknya itu.
Ki Gendeng sampai meneteskan air liur melihatnya dan tak terasa air maninya pun ikut muncrat…