Chereads / Hembusan Hasrat / Chapter 20 - Pesugihan 9

Chapter 20 - Pesugihan 9

"Maya, kinilah saatnya…. aku titipkan keturunanku di dalam rahimmu…"

"Baik, Tuanku … anak kita berdua…" balas wanita itu dengan mesra.

"Aku berjanji… aku berjanji akan merawatnya sebaik mungkin… Lepaskanlah… lepaskanlah spermamu ke dalam rahimku, Tuan.... Tanamkanlah benihmu di dalam tubuhku...." kata Maya memohon.

"Tentu, gendakku…." balas Asmadhi sambil meningkatkan genjotannya yang membuat kemaluan Maya terasa semakin panas…

Akibatnya, orgasme yang beruntun pun tak terelakkan lagi menerpa tubuh wanita itu…

Maya pun merasakan sebuah hempasan dahsyat penuh kenikmatan yang serasa membuat semua tulang belulangnya seperti copot satu per satu dan setiap sendi sendi di tubuhnya meleleh dalam sebuah kenikmatan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.

Suasana yang memabukkan menghempas dirinya yang bugil dalam pelukan iblis tua itu….

"Ooooouuuuu….uuuuhhh….." desah wanita itu berkepanjangan sambil satu tangannya meremas seprai ranjang tempat mereka memadu kasih.

Sementara tangannya yang lain mendekap tubuh besar iblis tua itu yang menindih tubuhnya.

Tak lama kemudian, Maya pun merasakan iblis itu melepaskan semprotan air maninya ke dalam rahimnya.

Asmadhi melenguh panjang. Maya pun tersenyum bahagia dengan lebarnya.

Mereka lalu saling berpagutan sambil berpelukan.

Beberapa lama mereka berdua terpaku dalam posisi Asmadhi menindih tubuh Maya.

Kedua alat kelamin mereka masih bersatu.

Cairan sperma iblis tua itu tampak mengalir keluar dari dalam vagina Maya saking banyaknya…

Membasahi seprai putih yang mereka tiduri.

Asmadhi puas karena akhirnya ia berhasil pula mencicipi tubuh Maya walaupun sedikit terlambat.

Ia pun sebetulnya masih ingin lebih jauh lagi menikmati wanita itu.

Apa daya tuntutan dari suaminya yang telah bertobat harus dipenuhinya terlebih dahulu.

Bagaimanapun, Asmadhi sadar bahwa walaupun Angga sekarang telah kuat, kebalikannya lah yang sekarang terjadi dengan istrinya.

Istrinya memang tidak pernah meminta pesugihan.

Namun pengalamannya hidup di alam gaib dan diperistri oleh berbagai macam makhluk tentulah sedikit banyak telah membawa pengaruh terhadap dirinya.

Maya yang sekarang berbeda dengan Maya yang dulu pada saat ia diambil dari sisi suaminya.

Wanita itu kini telah terbuka matanya terhadap semua ajaran dan praktek kebebasan seksual yang dilakukan oleh bangsa jin dan iblis.

Ia telah menjadi bagian dari mereka.

Apalagi Maya pun telah melahirkan anak - anaknya di alam gaib ini. Ini membuat ikatan yang kuat antara wanita itu dengan alam ini.

Karena alasan itulah, Asmadhi percaya sepenuhnya dengan pengakuan Maya yang tulus sebelum mereka memulai persetubuhan tadi.

Asmadhi percaya bahwa dia masih akan bisa bersua kembali dengan Maya di lain kesempatan.

Itu pula sebabnya ia begitu percaya diri untuk menitipkan spermanya di dalam rahim wanita itu.

Ia tak mau ketinggalan dari para hamba pengikutnya yang telah mendapatkan keturunan dari wanita cantik yang subur itu.

Setiap makhluk di alam iblis akan naik derajat dan wibawanya jika berhasil mendapatkan keturunan dari seorang wanita manusia.

Untunglah mereka melakukan persenggamaan itu bertepatan dengan mulainya masa subur Maya…

Harapannya, jika Maya telah kembali kepada suaminya, ia akan hamil dan melahirkan anak sebagai hasil hubungan cinta mereka malam itu.

Tiga belas hari dan empat belas malam telah berlalu, Asmadhi terus menyetubuhi Maya tanpa henti.

Kamar tidur Asmadhi pun menjadi saksi bulan madu terpanjang dari pasangan yang sedang dimabuk kepayang itu.

Saat itulah Maya sadar bahwa hidupnya telah ditakdirkan untuk sepenuhnya menghamba kepada iblis tua yang perkasa itu.

Walau apa pun yang telah terjadi dalam waktu yang singkat itu, Asmadhi adalah makhluk yang mau menepati janjinya.

Setelah puas menikmati malam pengantinnya yang sangat panjang bersama Maya, Asmadhi mengingatkan wanita cantik itu untuk bersiap-siap.

Hari itu ia akan mengembalikan wanita itu kepada suaminya.

Asmadhi dan Maya berjalan berpegangan tangan menyusuri gua persemedian Asmadhi.

Udara dalam gua itu semakin ke dalam semakin dingin.

Maya yang tubuhnya tak dilapisi sehelai kain pun merasa merinding.

Hari itu Asmadhi akan menepati janjinya untuk mengembalikan Maya ke alam manusia.

Setelah menempuh jarak yang cukup jauh, sampailah mereka ke sebuah kolam yang bening di dalam gua itu.

Kolam yang cukup besar itu begitu tenang airnya.

Ribuan stalagtit dan stalagmit tampak mengitarinya.

Asmadhi menyuruh Maya untuk mengambil posisi semedi di atas sebuah batu besar di tengah kolam itu.

"Duduklah di atas batu itu dan bersemedilah, supaya aku bisa mengembalikanmu ke alam manusia.." kata Asmadhi.

"Baiklah, Tuanku…. Saya pamit dulu sementara waktu untuk kembali ke dunia saya," kata Maya.

Maya mencium tangan Asmadhi sebelum melakukannya.

Asmadhi pun lalu meraih wajah Maya dan memagut bibirnya lama.

Tubuh keduanya pun berdekapan erat.

Saat berdekapan, Maya merasa penis Asmadhi tumbuh membesar…

Ia tahu, iblis itu terangsang karena bersentuhan dengan tubuh telanjangnya…

Maya pun merasakan getaran birahi yang sama.

Wanita itu lalu dengan sengaja menggoda dan merangsang kembali majikannya dengan cara menggerak-gerakkan badannya di dalam pelukan iblis itu sampai birahinya benar-benar naik.

"Tuanku… Saya mohon, setubuhilah diriku lagi sebelum saya pergi …." pinta Maya dengan penuh harap.

Maka di tempat itu, Maya yang sudah memasrahkan dirinya pun kembali disetubuhi oleh si iblis tua.

Selain menyimpan spermanya ke dalam rahim Maya yang subur, Asmadhi pun sempat mengguyurkan spermanya yang luar biasa banyaknya itu ke sekujur tubuh Maya.

Maya yang sudah telanjur jatuh cinta kepada iblis tua itu masih merasa sulit untuk berpisah dengannya.

Wanita itu terus memeluk Asmadhi yang baru saja menyetubuhinya.

Setelah Asmadhi menyetubuhinya untuk yang ke enam kalinya dan berjanji untuk menemuinya lagi saat ia telah kembali ke alam manusia, barulah Maya bersedia untuk berpisah.

"Maya, karena keberadaanmu di sini adalah karena ulah suamimu dan sekarang suamimu telah bertobat, maka aku berkewajiban untuk mengembalikanmu sekarang," jelas Asmadhi.

"Tapi setelah kau kembali ke duniamu, aku akan menemui dirimu lagi," janji Asmadhi.

"Dan jika saat itu tiba kau masih tetap ingin ikut denganku dan mengabdi padaku, tak ada lagi yang bisa menghalangi kita berdua."

"Baiklah.... Hubungilah aku, Tuan…. Temuilah diriku…. Aku akan sangat merindukan dirimu…" Maya memohon penuh harap.

"Saya berjanji akan mengikuti dirimu bila Tuan datang menjemputku kelak…." kata wanita itu memastikan niatnya pada kekasihnya.

Asmadhi tersenyum penuh makna mendengar janji gendaknya yang cantik rupawan itu.

"Sesampainya di sana, mungkin kau akan melupakan semua yang telah terjadi di dunia gaib ini… tapi aku akan menghubungi dirimu kembali," jawab Asmadhi.

"Aku tak akan membersihkan sperma hasil persetubuhan kita yang terakhir ini… Mudah-mudahan sesampainya di alamku aku masih akan mengingatmu dengan melihat ini semua…"

Asmadhi kembali tersenyum mendengar kesetiaan gundiknya.

Dalam hati ia meneguhkan niatnya untuk menghubungi Maya kembali.

Akhirnya tibalah saat perpisahan.

Asmadhi melepaskan kalung yang melingkar di leher Maya yang selama ini menandakan wanita itu adalah miliknya.

Dalam dadanya, Maya merasa sesak karena ada perasaan tak rela…

Tanpa berkata-kata lagi, Asmadhi pun bergerak menjauh.

Tinggallah kini wanita itu sendirian.

Maya duduk di atas batu itu dan bersemedi sambil mengatupkan kedua telapak tangannya dan meletakkannya di depan dadanya.

Matanya terpejam dan dikosongkannya pikirannya.

Cukup lama ia berada dalam keadaan bugil di posisi itu sampai di sekelilingnya terasa gelap.

Perlahan-lahan, terasa air kolam seperti meningkat naik dan menyelimuti dirinya.

Anehnya ia tetap dapat bernafas. Seolah ada suatu selaput gaib yang menyelubungi dirinya.

Sementara air di sekelilingnya terasa berputar perlahan-lahan mengelilingi dirinya.

Makin lama makin kencang.

Maya merasa ia tenggelam di pusaran air.

Perputaran air membuat kepalanya menjadi terasa pening.

Tak lama kemudian dirinya pun akhirnya jatuh tak sadarkan diri....