Chereads / AWAS! Presiden Tsundere / Chapter 31 - Apakah Kamu Ditinggalkan?

Chapter 31 - Apakah Kamu Ditinggalkan?

Pria itu itu mengambil jus dari tangan Lu, kemudian menuangkan minuman anggur ke dalam gelas baru.

Gelas itu diberikan kepadanya dan memandangnya sekilas, Lu memutuskan untuk meminumnya sampai gelas itu kosong.

"Nah, ini baru nona ketua kelas kita. Ternyata kamu peminum yang jauh lebih hebat daripada yang aku bayangkan!"

Yah, tidak ada gunanya untuk merespon, lagipula Lu tidak ingin perhatian yang berlebihan.

Teman sekelasnya yang lain juga menghampiri Lu, bermaksud menawarkannya minuman, "Bagaimana kamu datang hari ini? Apa yang terjadi dengan kekasihmu, lelaki yang dulu kamu kencani di kampus?"

Itu adalah topik percakapan yang dia benci. Pertanyaan yang dilontarkan oleh temannya sangat menarik perhatian semua orang di dalam ruangan itu dan penasaran terhadap apa yang akan dijawab olehnya.

"Oh, benar! Aku hampir saja lupa kalau kamu dulu punya pacar semasa kuliah! Bagaimana sekarang dengan hubungan kalian? Kalian berdua sangat serasi dan manis sekali waktu itu, kami hampir menderita diabetes kalau melihat kalian berdua. Apakah kalian sudah menikah?" Tiba-tiba salah satu teman kelas wanita Lu ikut bergabung.

"Ya aku tahu! Jika aku ingat dengan benar, kalian berencana menikah setelah lulus. Hei, tunggu sebentar, mana undangan pernikahan kalian untukku?"

Gosip itu memekakkan telinga Lu. Dia merasa sangat tidak nyaman dan rasa kesal mewarnai mimik wajahnya.

Lu menuang segelas anggur untuk dirinya sendiri. Namun teman-temannya masih menatap Lu dengan penasaran.

Di tengah antisipasi, Lu menggelengkan kepalanya dengan tegas.

Itu sudah masa lalu ... meskipun hari-hari berharga yang mereka lalui bersama selama beberapa bulan itu, dapat dikatakan adalah waktu paling bahagia dalam hidupnya.

Saat itu adalah di mana masa-masa si lelaki memegang erat tangannya ketika mereka berjalan di bawah bunga sakura yang mekar, membuat teman-teman sekelasnya merasa iri melihat kemesraan mereka saat itu, dan si lelaki akan mengulurkan tangannya untuk mengambil kelopak bunga yang jatuh di atas rambutnya, dengan membisikkan kata-kata cinta yang lembut ke telinganya..

"Aku tidak sabar lagi. Yang, kita akan menikah setelah kamu lulus."

Suara itu sangat hangat dan lembut seperti sinar matahari di musim semi. Perkataan pria itu menghibur hatinya..

Masih teringat jelas hangat di pipinya saat itu karena tersipu. Seperti api yang membakar dengan begitu semangat, dia mengabaikan orang yang lewat di sekelilingnya dan berteriak "Oke! Aku pasti akan menikah denganmu setelah lulus!"

Tapi ... yah ... sebelum si wanita memakai baju dan topi kelulusannya, pria itu sudah pergi.

Di ruangan itu, mengingat kenangan itu, hidungnya mulai berair saat dia menghabiskan segelas anggur lagi.

Mantan teman-teman sekelasnya menatapnya dengan berbagai ekspresi berbeda. Ada yang menaruh simpati, tatapan meremehkan dan ada yang terlihat senang.

Mantan pacarnya sangat mencintainya saat itu. Dia adalah seorang pria yang paling tampan di sekolah, terlihat elegan karena status sosialnya yang superior, meskipun tidak ada yang benar-benar yakin tentang identitas sebenarnya sampai hari ini.

"Ya ampun, Lu! Jangan bilang, kalian berdua sudah putus? Bukankah aku sudah pernah memperingatkanmu tentang cowok-cowok narsis? Mereka bukan lelaki yang setia, hanya bermodalkan penampilan saja! Lalu, bagaimana kalau kamu denganku saja? Kita bisa melanjutkan ke pernikahan jika yang kamu ingin." Teman sekelasnya tertawa.

"Tinggalkan saja lelaki pengembara itu. Aku punya rumah sendiri, mobil sendiri, penghasilan sendiri, tidak ada yang kurang dariku, aku punya semuanya. Bagaimana kamu mau? Zhaoyang, ayolah, aku selalu mencintaimu sejak kita kuliah ..." Teman sekelas prianya yang semampai datang mendekati Lu, mengajukan tawarannya saat matanya mendambakan lekuk tubuh Lu dengan tatapan terpikat.

Yah, tidak seperti serigala bersiul yang menunjukkan kejantanan di hadapannya, teman-teman sekelas perempuannya lebih tertarik pada gosip terbaru antara Chen dan Lu, terutama empat orang wanita yang pernah tinggal di kamar asrama tepat di seberang kamar miliknya.

"Huh, sayang sekali Lu kehilangan mesin uang berjalannya. Kupikir dia akan segera menjadi putri dari keluarga kaya raya. Kurasa dia ditinggalkan, jika dilihat dari betapa sempurna mantan kekasihnya."

"Benar. Maksudku, lelaki itu punya penampilan yang berkelas, kau tahu. Penampilan bangsawan kelas atas. Mungkin dia membuangnya karena kerendahan wanita itu."

"Aku tahu, perempuan tidak hanya dinilai dari penampilan luarnya saja. Latar belakang keluarga juga hal yang penting. Mungkin akhir cerita mereka bisa sangat berbeda jika Lu juga seorang Putri dari keluarga kaya raya."