Perbincangan di ruangan itu kembali ramai, para wanita benar-benar terpikat dan tidak bisa melepaskan pandangan dan perhatian mereka pada Huo Yunting, terkesima oleh daya tariknya yang sangat mempesona.
Momen ketika Huo Yunting menghapus noda di dekat bibir Lu dengan lembut, membuat mereka tidak percaya dan membelalakkan mata seperti monster mata hijau yang sedang mengamuk.
Pria itu terlihat terlalu sempurna!
"Lihat saja setelan yang dia kenakan," bisik salah satu teman sekelasnya, menilai penampilan pria itu, "Coba tebak, yang dia pakai itu desain pakaian terbaru dari desainer terkenal di luar negeri bernama Leo. Aku melihatnya di majalah fashion kemarin." Matanya bersinar seperti berlian saat dia mengangkat jari telunjuknya, "Eksklusif ! hanya * satu *, hanya satu-satunya di seluruh dunia!"
Para wanita kemudian mengalihkan perhatian mereka fokus pada pakaian itu. Setelan jas berwarna hitam dengan kancing berlapis emas, orang yang melihatnya dapat terpikat pada kilau emasnya dengan detail walaupun hanya sekilas.
"Bukan itu saja!" Nona Pengamat melanjutkan, "Jas, kemeja, bahkan celana yang dikenakannya, saya rasa semuanya setidaknya bernilai puluhan juta. Saya bahkan sepertinya tidak akan pernah mampu untuk membeli setelan seperti itu, bahkan dengan gaji tahunan saya, termasuk bonus dan uang undian hasil judi/lotre."
"Dan kami pikir Lu dicampakkan ..." Para penggosip itu seketika merasa dipermalukan dengan tuduhan mereka sebelumnya.
Oh, betapa canggungnya ...
"Jadi..itu seorang -kamu-bisa-tebak- barunya Lu ..." Mereka sangat bingung ketika pria itu terus memberikan perhatian yang penuh kasih sayang kepada Lu, tidak pernah menunjukkan sikap yang sinis atau tegas sekalipun kepadanya. Apa yang mereka amati sangat bertentangan dengan asumsi mereka, sudah jelas sekali bahwa ada yang spesial diantara hubungan mereka.
"Tolong, berhentilah minum. Alkohol itu tidak baik untuk kesehatanmu," kata Huo sambil menjauhkan gelas di samping meja Lu, "Apakah kamu mau jus atau susu?"
"Aku tidak mau keduanya, terima kasih," segera dia menjawab, dengan mata tertuju ke bawah lantai, bertanya-tanya dalam hati apakah dia dalam keadaan aman atau berada dalam ancaman.
Hal pertama yang dia pikirkan, dia tidak yakin apakah sosok Huo dikenali sebagai presiden direktur dari perusahaan Thunderbolt oleh orang-orang di ruangan ini.
Kedua, dia tidak pernah bisa memastikan bahwa si binatang Huo ini akan menggigit, membuat tingkah seperti apakah dia akan mengungkapkan fakta bahwa mereka sudah menikah..
Pandangan dari orang-orang di sekitar menjadi lebih antusias, sementara pria ini dengan santai menikmati perannya sebagai tokoh protagonis. Huo akan menanyakannya dengan sopan jika Lu ingin makan sesuatu yang khusus, dan dia akan membantunya membawakannya makanan dan memastikan makanan di piringnya sesuai dengan keinginannya, bahkan Huo pun menyuapinya. Dari semua hal yang dilakukan itu, jelas sekali Huo tidak ingin ada seorangpun yang mendekati Lu, dan secara tidak langsung menyiratkan hubungan spesial mereka.
Sial! Ini membingungkan! Lu berbicara dalam hati.
Lu tahu saat ini Huo Yinting sedang berakting di depan orang-orang ini, tapi Lu benar-benar tidak tahu dialog naskah yang harus dia perankan selanjutnya seperti apa, apakah Lu harus melanjutkan peran sebagai "mainan" baru dari seorang pria kaya atau sebagai istri yang bahagia menikah dengan seorang pria yang protagonis. Ada perasaan waspada dan rasa jengkel menyelimutinya melihat si iblis Huo benar-benar menikmati perannya.
"Jadi, Lu, beri tahu kami. Apakah dia kekasih barumu?" terlontar pertanyaan salah satu dari mereka karena penasaran.
Tidak perlu lagi pembuktian dari kata-kata untuk membuktikan bahwa Huo Yunting adalah bukan orang biasa, kekayaan duniawinya ditunjukkan melalui pakaiannya yang glamor atau pembawaannya yang elegan, dia adalah pria yang sangat sempurna, setidaknya bagi setiap wanita lajang di dalam ruangan itu yang mencoba memperlihatkan pesonanya masing-masing untuk membuat pria itu memandangi mereka.
Tetapi demikian, sayangnya, pria itu sepertinya sama sekali tidak tertarik pada orang lain selain Lu, yang sedang menikmati makanannya seperti anak babi yang lapar.
Banyak pertanyaan yang merisaukan pikiran mereka, kerisauan yang sama pun dialami Lu, jika itu dijawab hal itu hanya akan menjadi pemicu drama selanjutnya. Lu dengan sigap dan erat meraih sumpitnya, mengambil makanan masuk memenuhi mulutnya dan melahapnya dengan cepat sambil keringat mengucur dari kening ke dagunya. Saat ini Si Presiden Direktur memerankan peran sebagai "si Teman Misterius" karena dia tahu, menjawab pertanyaan mereka hanya akan membuat situasi menjadi rumit.
"Hei," tiba-tiba Huo berbisik di telinga Lu, sambil tersenyum janggal, "Apakah kamu tidak memberitahu mereka bahwa kamu sudah menikah? Atau... jangan-jangan kamu berencana mencari pria baru di sini, itu sebabnya kamu tidak mengungkapkan pernikahan kita?"
Bisikan Huo terlalu keras, memecah suasana di ruangan itu.
Dengan wajahnya yang tampan, nadanya bercanda, dan juga senyumnya yang sangat janggal, pertanyaannya terkesan lebih seperti kalimat pernyataan daripada seperti memberikan nasihat, meskipun dia tidak eksplisit menyatakan bahwa dia adalah suami sahnya.
Lu hampir saja ingin membalasnya dengan tamparan di kedua pipi Huo, ditambah dengan sebuah tendangan tepat di perutnya.
Petunjuk yang sangat membantu, Einstein! Terima kasih banyak! Lu merasa kesal dalam hati.
Pria yang ingin mengajak Lu untuk menikahinya tadi benar-benar terkejut, hampir saja dia menjatuhkan gelasnya.
Dia pikir dia berhasil merayu dan mendapatkan hati Lu, namun sekarang dia bahkan tidak mempunyai kesempatan untuk menciumnya, terutama setelah dia tahu bahwa dia merasa seperti seekor anjing puddle yang berhadapan dengan serigala hutan.
Lu membanting sumpit ke atas meja.
Dia harus pergi.
Dia harus pergi sekarang!
Bagaimana jika asumsi berikutnya identitas Huo sebagai presiden direktur diketahui?!