Chapter 5 - Sunday Store

"Baiklah Sayumi, apa yang kau inginkan? " kata Tuan Hans

"Oh iya" Sayumi melihat sekeliling

"Bagaimana kalau Spell book itu? " ia menunjuk sebuah buku, mungkin buku itu buku sihir

"Buku tentang Sihir Angin? " Tuan Hans mengatakannya sambil mengambil buku itu lalu memberikannya kepada Sayumi

"Terima kasih! " Sayumi tertawa kecil lalu berlari keluar

"Hei, hei apa aku boleh-"

"Belum." kata Tuan Hans

"Hah... kenapa? "

"Kau bisa minta apapun dari toko ini, misalnya kau membantu membersihkan tokoku"

"Jadi, toko ini adalah milikmu?"

"Sudah jelas, aku belum membukanya selama 1 minggu"

"Apa karenaku? "

"Tentu saja, jadi bantu aku-"

"Bolehkah aku ikut menjaga toko ini? " tanyaku girang

"Oh? itu bahkan lebih baik" ia mengangguk

"Terima kasih tuan!" setelah itu aku menjabat tangannya

Aku pun mulai membantu Tuan Hans membersihkan tokonya, di dalamnya tidak terlalu kotor, tetapi cukup untuk membuatku kelelahan.Di dalam tokonya terdapat berbagai barang yang cukup menarik: Buku sihir, tongkat sihir, armor, senjata, dan sisanya lagi adalah barang-barang normal yang biasa ditemui di toko-toko kelontong.

"Sudah berapa lama kau memiliki toko ini tuan? " tanyaku

"Cukup lama, mungkin saat aku berumur 19 tahun"

"Memangnya kau sekarang umurmu berapa? "

"Sekarang umurku 45 tahun, orang-orang berpikir bahwa aku ini masih berumur 20 tahun, hahaha"

"Haha, ya menurutku juga begitu"

Pandanganku teralihkan oleh sebuah pedang pendek, pedang itu diletakkan diatas sebuah kotak,pedang itu terlihat sangat tua tetapi, menurutku pedang itu cukup terlihat keren

"Eh,ngomong-ngomong apakah pedang pendek itu dijual?" tanyaku sambil menunjuk pedang itu

"Pedang itu?, tidak, itu tidak dijual"

"Kenapa?"

"Pedang itu hanya untuk orang yang menggunakan sihir control"

"Maksudnya?"

"Pedang itu dapat memberikan kebebasan untuk mengontrol sihir penguna, ya aku tidak menjual pedang itu karena, hari-hari ini orang yang dapat menggunakan sihir dapat melakukan lebih baik tanpa itu"

"Boleh aku mengambilnya?"

"Tapi, kau kan tidak bisa menggunakan sihir?"

"Ah, itu tidak masalah, aku bisa belajar tentang itu, entah kapan."

"Baiklah, ambil saja"

Setelah itu, aku mengambil pedang itu, pedang itu menyala saat ku pegang, sinarnya berwarna gradasi biru dan hijau, entah apa itu maksudnya, tetapi pedang itu sangat tajam dan ringan.

"Apa benar, ini yang biasa kau jual?, pedang ini terlihat spesial"

"Entahlah, sudah lama sejak aku tidak menjual pedang itu"

Setelah beberapa jam, toko itu menjadi bersih, terlihat seperti toko yang baru saja dibuka.Setelah itu Tuan Hans menuyuruhku untuk pulang, ia juga memberikanku 5 buah koin perak, yang merupakan mata uang disini.

Saat perjalanan pulang, jalan-jalan terlihat sepi, padahal masih pukul 4 sore. Ya setidaknya hari ini berakhir, dan aku tidak menemui satu monster pun, atau itu yang aku kira.Aku melihat sebuah monster, berdiri, sambil membawa payung, ia berada di pinggir jalan, bentuknya seperti manusia, tetapi tangannya panjang dan memiliki cakar yang terlihat sangat tajam, tingginya sekitar 2,4 meter, tubuhnya hitam dan matanya berwarna putih, ia menoleh kepada ku.

"Apa kau tersesat nak? " kata monster itu