Chapter 11 - Versus Hidhe

Setelah 5 jam, aku terbangun, jam menunjukkan pukul 7 pagi, Sayumi sudah bangun, ia sudah tidak ada di ranjangnya, sepertinya aku harus kembali ke akademi itu, sudah berapa hari aku tidak masuk ke akedemi itu ya?

Aku pun mengambil pisauku dan keluar dari kamar itu, setelah keluar, aku berpamitan dengan Ayahnya Sayumi, lalu keluar dari rumahnya lalu pergi menuju akademi itu.

Aku bertemu dengan Tuan Hans di tengah jalan, ia langsung menghentikanku.

"Kau darimana saja? " Tanya Tuan Hans, ia terlihat serious

"Tanyakan Sayumi, aku mau pergi ke akademi, maaf" aku melewatinya.

"Untung saja lukamu sudah sembuh, selamat" kata Tuan Hans

"Terima Kasih" jawabku

Sepertinya kali ini Tuan Hans tidak begitu senang, aku harus meminta maaf padanya setelah pulang.Setelah beberapa menit, akhirnya aku sampai di akademi lalu pergi ke kelasku.Di dalam akademi aku tidak melihat orang lain satupun, mungkin aku datang terlalu pagi.Aku masuk ke kelasku, aku hanya melihat Hidhe, ia mendengarku dan menoleh kepadaku.

"Hei, kenapa kau tidak masuk kemarin? " tanya Hidhe

"Ah, kau tahu, aku sedang cedera" jawabku ragu

"Tidak mungkin. " kata hidhe, ia bangkit dari tempat duduk lalu berjalan menujuku

"Aku lupa mengatakan sesuatu. Kemarin ada ujian sekolah, kau tahu? " lanjut Hidhe

"Ya, aku tidak tahu, maaf" jawabku

"Tapi ujian sekolah ini, bukan ujian tulis atau apapun itu" Hidhe mengeluarkan sebuah kertas dan menunjukannya kepadaku

"Disini terbaca, ujian sekolah 'membunuh' untuk Hidheshi dan Matsu akan dilakukan saat ini, peserta didik dimohon datang tepat waktu pada jam 07.30" kataku sambil membaca kertas itu

"Pihak sekolah memperbolehkan ujian itu dilaksanakan dimana saja, jadi bagaimana kalau disini saja? " tanya Hidhe

Tiba-tiba mengeluarkan pisaunya lalu menebaskannya ke badanku, aku terkena pisaunya.

"Hei! apa yang kau lakukan? " tanyaku sambil memegangi lukaku

"Sudah jelas kan? " jawab Hidhe sambil melompat menjauhiku

"Maafkan aku Matsu, tetapi aku harus bisa melewati ujian ini dengan nilai yang baik" lanjut Hidhe

Setelah itu jendela dan pintu kelas menghilang, mungkin itu adalah sebuah sihir manipulasi ruang, tetapi yang harus aku cemaskan sekarang adalah ujian ini.

"Shadow Body! " Hidhe menyebut nama mantera sihir, seketika pula, aku dapat melihat ada sebuah bayangan seorang manusia yang mirip dengan Hidhe tapi seluruh tubuhnya hitam, layaknya bayangan, benda itu ada tepat di sebelah kananku, benda itu mengepalkan tangannya lalu memukulku, aku berhasil menghadangnya, tetapi, Hidhe sudah di depanku, ia mengarahkan pisaunya ke dadaku lalu, saat aku pikir aku akan terkena serangannya, aku teringat dengan sihir perisai yang digunakan Sayumi malam itu.

"Wind Shield! " kataku

Seketika sebuah perisai yang mirip dengan perisainya Sayumi muncul di depan ku, menghalangi serangan Hidhe, mungkin aku harus mencoba untuk menyebut mantera sihir yang lain untuk lari ke tempat yang lebih menguntungkan kedudukanku.

"Wind Walk! " seketika, ada angin sepoi disekelilingku, tetapi aku tidak bisa berlari! hanya berjalan dengan kecepatan yang agak dipercepat, sial.

"Memangnya apa gunanya mantera itu? " tanya Hidhe, Shadow Bodynya menghancurkan perisaiku.

"Shadow Blade! " lanjut Hidhe, Shadow Bodynya hilang dan pisaunya berubah menjadi pedang berwarna hitam, diselimuti oleh partikel hitam yang menari-nari.

"Rasakan ini! , Shadow Cleave! " Kata Hidhe. seketika dari pedangnya keluar suatu energi, dan tidak mungkin energi itu tidak berbahaya tetapi, tanpa mantera aku tidak akan mungkin dapat menghindarinya, berpikirlah Matsu, berpikirlah!

Setelah mengedipkan mata, aku sudah di tempat yang berbeda lagi, bukan kelas, melainkan sebuah ruangan putih, ruangan itu seukuran dengan kelasku, tetapi tidak ada isinya, kosong.

"Padahal kau memiliki banyak Shards, mengapa kau tidak menggunakannya? " Suara itu berada di belakangku.Saat aku menoleh, aku melihat sebuah makhluk, makhluk itu mirip dengan Voidman, tetapi wujudnya tidak semengerikan Voidman, tubuhnya masih berwarna hitam, tetapi lebih mirip orang yang sangat tinggi, sekitar 2 meter.

"Shards yang mengaktifkan dirinya sendiri itu sangat jarang lo, kau beruntung memilikiku" kata makhluk itu

"Siapa kau? " tanyaku

"Aku adalah inti Voidman yang kau bunuh" kata makhluk itu.Karena takut akan dibunuh, aku menebaskan pisauku ke makhluk itu sebelum ia melakukan hal-hal yang buruk kepadaku, tetapi makhluk itu langsung menghilang lalu berada di pojok ruangan

"Begitu ya... kau masih takut dengan kejadian itu.Tenanglah Matsu aku hanyalah intinya, jiwa dari Voidman itu sudah hilang"

"Dan dari rasa ketakutanmu itu hal-hal buruk terjadi" lanjutnya