Chereads / The Devil Is A Grocery Store Owner (Indonesia) / Chapter 13 - Edge of the district

Chapter 13 - Edge of the district

"Kau memang diluar dugaan Matsu" kata Hidhe

"Bahkan aku yang sudah lama di akademi ini, kalah kepada pendatang baru sepertimu. " lanjutnya

"Yah, memang tidak terduga" jawabku seperti tidak mengetahui apa-apa

"Bisakah kau..." kata Hidhe sambil menuding

rantai yang tadi

"Melepaskan rantai ini? " lanjutnya

"A-aku.... tidak bisa" jawabku ragu

"Ka-kau tidak bisa!?" kata Hidhe, ia terlihat marah

"Lalu bagaimana kau bisa mengaktifkan mantera itu?!? " Hidhe semakin emosi

Setelah beberapa argumen, teriakan dan debat, akhirnya aku dapat melepaskan Hidhe

"Mari kita coba yang ini.... Release! " kataku, akhirnya ikatannya terbuka.

"Nah, begitu dong, masa sama mantera sendiri gk ingat? " kata Hidhe

Setelah itu kita berdua tertawa.Saat kami berdua bergurau, pintu kelas terbuka, menunjukkan seseorang, orang itu adalah guruku, dibelakangnya ada juga 2 perempuan yang membawa tongkat sihir.

"Wah, bagus sekali kalian menjadi akrab lagi, padahal tadi baru saja bertarung" kata Guru

"Iya Bu Dini, tadi Matsu bisa teleportasi lo! " kata Hidhe

"Bukankah kau juga bisa melakukannya Hidhe? " tanya Bu Dini

"Bisa sih, tapi aku gak begitu menguasainya" jawab Hidhe

"Ya sudah, medis, silahkan mengobati 2 orang siswa ini" Bu Dini mengatakannya sambil menoleh ke belakang

2 orang itu ternyata adalah penyihir medis, mereka menggunakan sihir untuk menyembuhkan orang-orang.

"Wah, wah apa yang kita dapat? " kata salah seorang penyihir medis

"2 anak yang masing-masing berumur 10 tahun dan 11 tahun, imut sekali ya kamu? " penyihir medis yang lain mengelus rambutku

"Sudahlah, cepat sembuhkan kami, dasar shotacon." kataku tegas

"Ya ampun, kamu kasar juga ya" penyihir medis itu meletakkan jari telunjuknya ke bibirnya.

"Sudahlah kak, kita ini terluka dan memerlukan bantuan medis" kata Hidhe

Setelah itu kedua penyihir medis itu menyembuhkan luka kami dengan sihir medisnya.

"Sampai jumpa lagi ya, Matsu, Hidhe" seorang penyihir medis melambaikan tangannya

Aku dan Hidhe pun pergi keluar kelas lalu berjalan bersama pulang, jalanan terlihat ramai, banyak orang-orang yang berlalu lalang, aku sedikit heran, mengapa beberapa hari yang lalu aku jarang menemui orang?

"Hidhe" kataku

"Kenapa?" balas Hidhe

"Mengapa hari ini banyak orang yang beraktifitas disini? " tanyaku

"Biasanya memang seperti ini tuh? " jawab Hidhe

"Eh?" aku heran

Selama 6 hari, 6 hari aku tidak pernah melihat aktifitas orang sebanyak ini.

"Oh, benar juga, mungkin karena hari ini hari sabtu, jadi di jalanan sini agak ramai" kata Hidhe

"Oh, begitu ya, memangnya di hari biasa, semuanya pergi kemana? " Tanyaku

"Kau tahu, dulu distrik ini sangatlah ramai, entah kenapa, distrik ini hanya ramai pada saat hari libur saja"

"Mungkin kita harus mengetahui hal yang membuat distrik ini sepi" lanjut Hidhe

"Tidak, menurutku kita harus membuat distrik ini lebih baik, menurutku perekonomian disini juga harus ditingkatkan" pendapatku

"Bagaimana caranya? " tanya Hidhe

"Banyak, mungkin kau bisa menunjukkan rumahmu dulu?, aku penasaran" jawabku

"Baiklah, ikuti aku!" kata hidhe

Aku pun mengikuti Hidhe ternyata, rumahnya lebih jauh dari yang kukira, bahkan rumahnya ada di ujung distrik, di ujung distrik itu juga ada sebuah gerbang, gerbang itu cukup besar.

"Hei, untuk apa gerbang itu? " tanyaku

"Masa kau tidak tahu? " Hidhe bertanya balik

Apakah aku harus memberitahu Hidhe tentang bagaimana aku datang disini? mungkin iya aku harus memberitahunya, karena tidak ada yang salah dari kedatanganku disini.

"Aku merupakan pendatang baru disini" jawabku

"Pendatang? "

"Ya, pendatang" jawabku

"Baiklah.Dibalik gerbang itu ada banyak sekali daerah yang bermacam, maksud daerah itu adalah hutan, hamparan ladang, dan lainnya"

jelas Hidhe

"Apakah juga ada monster disana? tanyaku

"Ya, banyak sekali, tetapi populasinya tidak terkumpul di satu tempat, monster itu menyebar dimana-mana, tetapi di luar cukup aman jika kau mau keluar" kata Hidhe

"Apakah disana juga ada hal-hal yang menguntungkan? " tanyaku

"Hah? memangnya untuk apa? " tanya Hidhe

"Aku ingin menjualnya lah, aku disini bahkan tidak punya uang, tidak, 5 koin perak saja" Jawabku

"Baiklah cukup jelas juga, mungkin kita bisa mengambil misi di rumah guild itu" ia menunjuk sebuah rumah, rumah itu cukup besar dan terlihat mewah, mungkin itu adalah sebuah perkumpulan orang.

"Ya, boleh juga" kataku