Manusia.
Manusia adalah ras terpintar yang ada di benua ini. Dan karena itu manusia mampu menciptakan banyak hal melalui kecerdasannya. Budaya, Bahasa, bahkan hal-hal yang tidak bisa diciptakan oleh ras lain.
Tapi kenapa manusia hanya bisa menjadi mangsa Ras lain?
Alasannya karena, Manusia adalah Ras yang lemah.
Ras Elf yang dianugerahi oleh kekuatan alam, Ras Beastkin yang dianugerahi kekuatan fisik yang luar biasa, dan yang terakhir adalah Monster. Manusia yang hanya dianugerahi kecerdasan tidak bisa berkutik melawan ras lain yang diberkahi oleh kekuatan yang luar biasa.
Lalu bagaimana mereka bisa bertahan hidup?
Sejarah manusia adalah sejarah yang penuh dengan pertumbahan darah untuk bertahan hidup. Bertahan hidup dalam dunia yang dipenuhi makhluk-makhluk yang bisa membunuh mereka dengan mudah. Manusia adalah makhluk terendah dalam rantai makanan dunia ini. Lalu bagaimana manusia masih bisa bertahan sampai sekarang.
Banyak yang mengatakan karena "Dunia lah yang memberikan manusia kesempatan baru untuk bertahan hidup". Kenapa begitu?
Sejarah mengatakan bahwa pada zaman dahulu dimana manusia hanya menjadi mangsa bagi makhluk lain, mereka mendapat karunia dari dunia itu sendiri. Pada saat itu beberapa individu manusia merasakan bahwa mereka tiba-tiba merasakan Mana, Energi yang hanya bisa dikuasai makhluk dan Ras lainnya pada saat itu.
Mereka terkejut dan terheran-heran, dan pada saat yang sama mereka melihat dan mendengar sesuatu yang muncul tiba-tiba di hadapan mereka.
[Syncronization Complete.]
[Displaying Status.]
Papan cahaya pun muncul dihadapan mereka. Papan cahaya itu berikan gambar dan tulisan yang tidak diduga. Tulisan itu adalah salah satu bahasa yang di gunakan manusia!
"ini?" Terkejut mereka.
Papan cahaya itu berisikan informasi tentang keadaan tubuh dan kemampuan yang mereka dapatkan pada saat itu.
Mereka menyebut papan cahaya infomasi itu sebagai "Status".
Dan saat mereka mulai menjelajahi apa fungsi dari Status mereka. Mereka menyadari bahwa Status mampu mengakses sesuatu yang dapat membuat manusia mampu bertahan hidup dan melawan Ras lain. Sesuatu yang mampu menyamai kekuatan Elf dan Beastkin.
Dan itulah asal mula manusia menemukan Skill.
✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦
"Seperti itulah sejarah singkat manusia."
Ugghh. Sudah berapa kali aku mendengar Pak Pika bicara soal sejarah kuno itu? 10? 100?
Aku sudah tidak ingat dan tidak ingin mengingatnya lagi. Sigh.
"Pak!"
"Iya, Elka. Apa kamu ingin menanyakan sesuatu?"
"Iya! Kenapa bapak selalu bicara soal sejarah manusia saat mau memulai pelajaran? Sangat membosankan!"
"Betul!!"
"Ugh, tanpa sadar mataku mulai mengantuk!"
"Pak kenapa tidak libur saja hari ini?"
Bagus! Teruskan teman-teman!
Dan Pak Pika yang mendengar hal itu terlihat kaget dan hanya bisa menggeleng kepala sambil memasang muka kesal.
"Dasar kalian ini..."
Ujar Pak Pika sambil mengangkat tangan kanannya. Setelah itu tiba-tiba ujung jemari Pak Pika mulai mengeluarkan cahaya redup biru dan Pak Pika menggerakkan jarinya di udara seperti menulis sesuatu. Hmm? Bukan kah itu Lingkaran? Pak Pika seperti menulis Formula Sihir? Eh..? Jangan-Jangan!?
"Hmph, Sepertinya cukup. Baiklah... 〈Silence〉"
Setelah Pak Pika berkata seperti itu, Formula Sihir yang di buatnya di udara mulai bercahaya dan berubah menjadi bola-bola cahaya kecil yang mulai mengenai tubuh kami semua.
Seketika kami tidak bersuara. Yep, tidak bersuara. Lebih tepatnya walaupun kami mencoba bersuara, suara kami tidak akan keluar. Itulah efek sihir Pak Pika.
"....."
Krik.
Krik.
Pak tua jahat! Aku tahu dia sedang membuat formula sihir! Kenapa dia selalu dengan mudahnya menggunakan sihir kepada kami!? Padahal belum lama ini kita belajar dasar sihir! Hey, dan bukannya bapak sendiri yang bilang bila Skill dan Sihir tidak boleh digunakan sembarangan!?
"Hmm. Sudah tenang?"
Nod Nod
"Ok."
Clapped!
Pak Pika menepukkan kedua tangannya dan setelah itu kami merasa telah bebas dari efek sihir Pak Pika.
"Baiklah, bila kalian sudah siap maka kita akan mulai pelajaran hari ini. Oh ya, sebelumnya bapak akan lanjutkan perbincangan kita soal sejarah manusia."
TIDAAKKKK!
Beberapa jam kemudian....
"Pelajaran bapak akhiri sekarang dan kalian boleh melanjutkan ke pelajaran selanjutnya."
"Yey!!"
"Akhirnya!!"
"Terima kasih, terima kasih!!"
Wooohooo akhirnya selesai juga.
"Oh ya, tapi sebelum itu..."
Geeeez
"..."
"Karena minggu depan kalian akan melakukan Awakening Ceremony latihan dengan baik! Dan jangan lupa untuk tetap fokus dalam pelajaran. Mengerti?"
"Baik Pak!"
"Sekarang kalian boleh keluar."
Huft. Akhirnya, Selesai juga...
Setelah pelajaran Pak Pika selesai kami langsung keluar kelas dengan sergap. Dan seperti biasa aku bersama Bob dan Sera.
"Fer, Apa kamu sudah bisa merasakan Mana? Aku sudah banyak berlatih walau sehabis sekali pun tapi aku masih bingung bagaimana merasakan Mana."
"Hmm. Aku juga sama Bob. Bagaimana kita disuruh merasakan sesuatu yang bahkan tidak bisa kita bisa lihat? Aku benci latihan."
"Hey hey kalian, jangan pesimis dulu. Bila kita berusaha pasti kita merasakannya. Oh ya. Kudengar Enna sudah berhasil merasakan Mana. Pak Pika yang bilang."
"Ugh, Berkah orang berbakat. Enna memang berbakat dan pintar tapi aku tidak menyangka dia juga berbakat dalam hal seperti itu.
"Enna hebat sekali!"
"Terima kasih, Bob!"
Tiba tiba kami mendengar suara di belakang kami. Ternyata itu adalah Elka dan Enna.
"Hehe, maaf kami membicarakanmu tadi. Tapi bukan tentang hal buruk!"
"Iya, aku tahu Bob. Dan terima kasih atas pujianmu tadi."
"Hehe."
"Hey Fer! Bagaimana latihanmu? lancar? Bila kamu merasa kesulitan bagaimana kalau latih tanding bersamaku?"
"Haha, walaupun latihanku masih belum mengeluarkan hasil tapi aku masih ingin hidup lama Elka. Jadi dengan berat hati aku tolak ajakanmu, terima kasih."
"Tch. Tetep seperti Fer yang biasanya. Kurang motivasi."
"Ini bukan masalah motivasi, Elka. Ini masalah apakah aku masih hidup setelah menjadi pasangan latihanmu."
"Laki-laki harus kuat dan berani!"
"Mmm. Ok aku menyerah."
Elka. Bisakah kamu mengasihaniku sedikit saja? Bukan kah kamu sekuat Sera? Aku tidak yakin bisa pulang bila latihan denganmu. Sera tolong aku!
"Kalau kalian masih mengobrol kita bisa terlambat ke kelas Sir Lucas."
Ujar Sera memberitahu kami harus cepat pergi agar tidak terlambat.
"Ah iya. Baiklah teman-teman mari kita menuju kelas selanjutnya."
Setelah itu dibawah pimpinan Enna kami bergegas menuju lapangan tempat dimana kelas Sir Lucas dimulai.