Chereads / Classic Fantasy Story / Chapter 8 - Awakening (4)

Chapter 8 - Awakening (4)

"Kelompok selanjutnya maju!"

""Baik, pak!""

Duk ddukk

Kelompok yang sudah dipanggil pun langsung masuk hutan. Mereka dengan segera berlari setelah dipanggil oleh petugas yang menjaga gerbang.

Setiap lima menit kelompok akan dibolehkan masuk hutan. Tujuannya agar setiap kelompok dapat mencari rutenya masing-masing dalam mencari bendera mereka.

Dan sebentar lagi adalah giliran timku!

"Apa kalian sudah siap?"

""Siap!""

Kami menjawab dengan serentak pertanyaan pak petugas sembari mengeraskan suara.

"Baiklah maju!"

""Baik, pak!""

Kami langsung berlari masuk setelah diberi aba aba masuk oleh petugas.

Saat timku melewati gerbang hal yang pertama yang menyambutku adalah pepohon rindang yang cukup rindang.

"Hey, sekarang kemana kita harus mencari benderanya?"

"Menurutku bagaimana kalau kita coba berjalan dulu sebentar? mungkin kita bisa menemukan petunjuk?

"Hmmm, bagaimana dengan Fer dan Bob? apa kalian punya ide?"

"Aku tidak punya ide apapun Fino!"

Bob...

"Kurasa ide Rika bagus? Kita masih belum tahu jelas dimana kita jadi hal yang paling utama adalah mencari informasi sebanyak-banyaknya."

"Baiklah kalau begitu, sekarang kita akan mencoba menyusuri hutan!"

Setelah itu Aku dan yang lainnya mulai menyusuri hutan tanpa tujuan yang jelas.

Hutan ini hanya daerah pinggiran dan Hutan Besar Deusez yang bahkan tidak ada monster yang berkeliaran disini dan relatif aman. Pengawas yang lain juga sudah manjamin bila hutan ini aman. Namun walaupun daerah ini hanya daerah pinggiran, bila kita mengamati dengan seksama kalian bisa menemukan beberapa hal berguna dan cukup berharga yang dapat kalian jual ke pasar. Seperti aku saat ini.

"Hey, ini Rumput Kis! Lihat!"

"Oh benarkah? perlihatkan padaku Fer!"

Oh Rumput Kis, aku tidak menyangka bila di daerah pinggiran seperti ini masih ada Daun Kis yang tersisa. Rumput Kis adalah jenis rumputan obat yang sering tumbuh di hutan. Rumput ini punya banyak kegunaan, contohnya adalah bisa dicampur dengan tanaman obat lain untuk dijadikan obat demam. Rumput ini tidak terlalu mahal bila dijual tapi karena rumput merupakan bahan pokok dari sebagian besar obat permintaan untuk Rumput Kis selalu tinggi.

Karena itu aku tidak menyangka bila masih ada Rumput Kis yang tersisa di hutan pinggiran seperti ini. Aku kira mereka sudah diambil oleh para percari tanaman yang lain.

"Wah, kau benar Fer ini Rumput Kis! dan jumlahnya cukup banyak!"

"Aku juga tidak menyangka masih ada Rumput Kis sebanyak ini disini."

"Bagaimana kalau kita mencari Rumput Kis di sekitar sini sebentar?"

"Ide bagus Fino! Baik lah aku akan mencari di sini dan kamu bisa mencari di sebelah sana."

Aku meminta Fino dengan mengacungkan jari ke arah yang berbeda denganku.

"Baik Fer! Bob, ayo bantu aku!"

"Ehhh? Bukannya kita diminta Sir Lucas mencari bendara? Kenapa kita sekarang mencari rumput?"

Ah, otak polos ini.

"Hey, kalian mengerti bukan? sekarang kita sedang ujian! Harusnya kita fokus mencari benderanya bukan berburu rumput!"

Eh Rika juga marah?

"Hmm benar juga kata Rika. Fer mungkin kita bisa mencarinya lain kali sekarang kita harus mencari bendera terlebih dahulu."

Fino? kau pengkhianat!!

" ...Baiklah."

Rumput Kis ku, tidak~~~

Setelah kami berdebat sebentar kami melanjutkan pencarian (bendera sialan) di hutan.

▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼

"Hmm, kita tidak berjalan terlalu dalam kan? Pohon disini semakin lebat..."

"Mungkin."

"Fer... Ayo pulang. Disini sangat suram..."

"Bob jangan pegang lenganku."

Rika benar. Hutannya menjadi lebih lebat? Hey, yang benar saja! Sir Lucas! bagaimana bisa pihak akademi menyiapkan hutan seseram ini untuk ujian!?

"Hutannya hanya bertambah lebat saja. Apa yang harus dikhawatirkan? Prioritas kita adalah mendapatkan bendera kita untuk menyelesaikan ujian! Dan kembali mengambil Rumput Kis tadi!"

Eh Fino? Kau.... Benar juga! Bila kita cepat selesai kita bisa kembali ke tempat tadi untuk mengambil Rumput Kis!

"Fino benar! Ayo teman-teman!"

"Kalian masih memikirkan rumput itu...? Kenapa timku hanya berisi anak aneh semua? Sigh."

"Mm, Rika? T-tenang saja aku ada dipihakmu."

"Terima kasih Bob, tapi kamu termasuk aneh juga bagiku. Terutama sifatmu itu."

"Ehhhh? Rika! Uwaaa."

Kami (aku dan Fino) mulai bersemangat lagi dan melanjutkan penjelajahan dibawah pimpinan Fino. Tidak ada yang bisa mengalahkan laki-laki yang sedang termakan ambisinya!

Kami pun semakin berjalan ke dalam hutan.

▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼

"Fer, halang dia dari sisi kiri! Bob kau sisi kanan!"

"Ok, Fino!"

"B-baik!"

Dan tak disangka-sangka kami bertemu dengan babi hutan ditengah penjelajahan.

Sayangnya babi hutan itu telah menjadi mangsa Fino yang sedang bersemangat. Kami pun tanpa sadar menjadi kaki tangan Fino untuk memburu babi hutan itu.

"Rika! panah perutnya!"

"Jangan seenaknya memberiku perintah! Fino bodoh!"

Swoosh

Stab!

Panah yang dilepaskan Rika tepat sasaran mengenai perut babi hutan itu.

Gyaaaaoooo

Perut yang telah terpanah oleh Rika mulai mengeluarkan darah dan Babi itu berteriak yang kemudian kehilangan kendali.

Agh!"

"Ugh!"

Aku dan Bob terpental dari amukan babi hutan yang sedang kesakitan. Babi itu mengamuk dan berlari! Dia menuju arah Fino!

"Fino menghindar! Dia berlari menuju arahmu!"

Gyaaaooo

Dum Dum dum

"Hmph, dasar Babi! Beraninya kau menyita waktuku yang berharga! Akan ku habisi kau!"

Fino mulai mengangkat perisai kayu bundar yang ada di lengan kirinya.

Fino kau tidak bermaksud menahan terjangan babi itu kan? Hey itu terlalu berbahaya!

Gyaaaoooo

Dum Dum Dum

Hey hey Fino! Lari bodoh!

Jarak antara Fino dan babi hutan itu mulai memendek dan akhirnya...

Bang!

Fino benar-benar menahan terjangan babi hutan itu. Walaupun dia juga terpental karena terjangannya.

"Ugh!"

"Fino!"

Aku langsung berlari menuju Fino namun tak disangka aku malah menjadi sasaran baru babi itu yang langsung menyerudukku.

Buakk

"Aaagh!"

"F-Fer!!"

Setelah menabrakku seperti tidak puas, babi hutan (sialan) itu mulai mencari sasaran baru.

Oi oi Babi! Kenapa kau melihat Bob juga!? Jangan-jangan!? Bob lari!

"Fer aku segera daー"

Gyaaaaooooo

"Aaaakh!"

"Bob!"

Bob terpental jauh karena tidak menyangka babi itu langsung menyeruduknya. Bob sampai terguling-guling di rumput beberapa kali dan akhirnya dia tidak bergerak.

Bob kau masih hidup kan!? Bob!?

Aku langsung berlari menuju Bob walaupun tubuhku masih terasa sakit akibat terjangan babi hutan (sialan) itu.

"Bob! Kau tidak apa-apa kan!?"

"Tch, inilah kenapa aku tidak suka laki-laki yang emosional."

"...Hey kalian! lihatlah baik-baik bagaimana caranya memburu yang benar!"

Dengan mengatakan hal itu Rika mengangkat busurnya lagi dan mengarahkan panahnya ke babi hutan (sialan) itu lagi.

Rika membidik dan lalu melepas panahnya.

Swoossh

Stab!

Panah itu langsung menusuk bagian leher babi (sialan) itu.

GYAAAOOOO

Teriakannya lebih keras dari sebelumnya. Babi (sialan) itu kali ini benar marah! Babi (sialan) mulai menoleh kearah Rika dan menjadikannya sasaran baru.

Dumm Dumm Dumm

"Jangan berani kau menabrak Rika, kau babi sialan!"

Bang!

Tak disangka Fino yang sudah pulih dari serangan pertama dari babi (sialan) langsung menyerang babi (sialan) itu dari samping dan membuat babi (sialan) itu berhenti terkejut.

"Aku tak butuh bantuanmu!"

Sembari meneriaki Fino Rika mengarahkan kembali busurnya ke arah kepala babi (sialan) itu.

Swoooosh Swooossh

Stab! Stab!

GYAAAOOO

Headshot!

Babi (sialan) itu meraung dengan keras sebelum akhirnya tumbang karena kepalanya tertembus panah Rika.

Bukk!

Woah aku baru tahu bila Rika sehebat ini? Dan bagaimana bisa dia melancarkan dua panah sekaligus!? Jangan dia sudah punya Skill!?

"Wah, Rika kau hebat! Babi sialan itu langsung mati saat kau memanah kepalanya!"

"Hmph! Kalian saja yang lemah karena tidak mengalahkan babi itu."

"Hmm aku bukannya lemah, hanya saja aku tidak menyangka babi itu menyerangku langsung."

"Alasan."

"Benar! Aku tidak lemah!"

"Hey, sudahlah Rika, Fer. Daripada bertengkar kenapa kalian tidak mengkhawatirkan Bob disana?"

Eh benar! Bob kau masih hidup kan!?

"Hmph, dia hanya pingsan. Tunggu sebentar saja pasti Bob akan bangun."

Ah benarkah? Syukurlah.

"Baiklah kalau begitu ayo kita memotong babi ini dulu? Setidaknya kita bisa membawa dagingnya sebagai bukti buruan."

"Ok."

"Hmph."

Kami pun mulai membagi tugas untuk memilah hasil buruan (Rika) kami. Namun saat kamu sedang sibuk memilah tiba-tiba terdengar suara dari bagian utara kami.

"HEY!! SIAPAPUN TOLONG!!"

Hm? Bukannya itu suara murid akademi? Dan terlebih lagi apa maksudnya dengan minta tolong?