Chereads / Classic Fantasy Story / Chapter 9 - Awakening (5)

Chapter 9 - Awakening (5)

Beberapa saat sebelum Fer dan yang lain bertemu babi hutan (sialan).

Sisi lain hutan.

▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼

"Hahahaha, dengan ini hasil buruan kita menjadi lima!"

"Ayo cari lagi!"

"Ayo!"

""Hahahahaha!""

Dua orang terlihat sedang tertawa keras sembari menunjuk rubah yang sudah tumbang di hadapan mereka berdua. Mereka adalah Elka dan Sera.

"Elka, Sera jangan terlalu berisik! Kita masih berada di hutan, bagaimana kalau hewan buas lainnya datang kesini!?"

"Sudah lah Nara, bukan kah mereka selalu begitu? Lebih baik kita siap berkemas untuk melanjutkan pencarian."

"Hmph!"

Enna berbicara pada Nara yang sedang melihat tingkah Elka dan Sera.

Nara, salah satu murid Akademi Pelk yang merupakan gadis desa pada umumnya. Memiliki rambut coklat panjang sampai bahu, wajah bundar, dengan sedikit bintik kecil di kedua pipinya. Ditambah tingginya yang tidak seberapa, Nara bisa dikatakan gadis yang manis.

"Hey, Enna, Nara! Cepat bantu aku dan Sera membersihkan bangkai rubah ini!"

"Baik, Elka."

"Ya."

Mereka berdua lalu menghampiri Elka dan Sera dan membantu mengemas daging rubah buruan tersebut.

"Iyack, Aku selalu tidak suka bau daging. Ugh, menjijikkan!"

"Hey, jangan bicara seperti itu! Walaupun bau, daging rubah ini enak bila kita makan."

"Hmm, benarkah? Aku belum pernah memakan rubah sebelumnya, apa benar-benar enak?"

"Elka benar Sera, aku dan Elka memakan daging rubah yang dibawa oleh ayah. Dan rasanya juga tidak jauh berbeda dengan daging lainnya."

"Oh, kalau begitu aku akan coba makan daging ini selesai Ujian!"

"Hentikan, Sera! Aku tidak ingin kamu berubah menjadi orang bar bar seperti Elka."

Mendengar ucapan Nara, Elka sontak berteriak dengan wajah marah pada Nara.

"Apa katamu!?"

"Bar Bar!"

Nara yang nampak khawatir dengan Sera yang mungkin akan berubah menjadi seperti Elka sontak berteriak keras. Dan Elka yang mendengar hal itu juga berteriak balik pada Nara.

"Hey, apa maksudmu dengan bar bar, HAH!?"

"Kalau kau tidak tahu berarti kau memang bar bar!"

"Argh, Kau!"

"Apa!?"

Pertikaian Nara dan Elka pun semakin memanas. Enna dan Sera hanya mereka sembari mengurus daging rubah yang tercampakkan oleh Elka dan Nara.

"Lihat mereka, bukannya membantu kita tapi mereka justru sibuk bertengkar. Apa mereka selalu seperti itu Enna?"

"Hmmm... Menurutku bukan karena mereka tidak suka satu sama lain tapi mungkin karena memang begitu cara mereka menjadi akrab. Kalau aku ingat-ingat kembali, setiap kali Elka bertemu Nara pasti ada hal yang mereka ributkan walaupun aku tidak tahu hal apa itu."

"Yah, walaupun aku suka dengan sifat bersemangat membara Elka tapi kalau dibandingkan sifat pembuat masalahnya kurasa hanya Nara yang bisa menangani Elka."

"Pffftt, Kamu benar Sera. Bahkan aku saudaranya pun malas menghadapi Elka saat dia sedang berulah."

"Eh? Bukannya kalian sangat dekat dengan satu sama lain?"

"Kami dekat tapi untuk masalah seperti ini mungkin Nara yang lebih dekat dengan Elka."

"Oh."

Selagi duo (Elka dan Nara) ribut sedang sibuk, Enna dan Sera meneruskan pekerjaan mereka.

Mungkin sekitar 10 menit Enna dan Sera pun akhirnya selesai dengan buruan rubahnya.

"Hey, Aku tidak kasar! Aku kuat!"

"Kuat katamu!? Kamu bahkan tidak bisa menebang pohon seperti ayahmu!"

"Nanti aku juga bisa!"

Dan ternyata pertikaian Elka dan Nara masih berlanjut. Sepertinya mereka tidak akan berhenti sebelum dilerai.

Namun disaat yang sama tiba-tiba.

ROOOOOAAAAAR!!

Raungan sesuatu terdengar keras di dekat mereka.

""ENNA, SERA, DIAM!""

"..."

"..."

Silence.....

"Hey, kenapa jadi sunyi?"

"Bukannya kamu menyuruh mereka diam?"

"Kamu yang menyuruh mereka bukan aku."

"Hah!? Kenapa aku yang disalahkan!? Kamu yang menyuruh mereka!"

"Hmmm, teman-teman? sepertinya ini bukan waktu yang tepat untuk bertengkar..."

Enna yang langsung mengetahui keadaan yang berbahaya itu langsung memberitahu Elka dan Nara untuk berhenti bertengkar.

""?""

"Bukannya kalian dengar suara tadi? Itu bukan seperti suara hewan biasa."

"Enna benar, aku juga merasa hawa di sekitar kita menjadi lebih menyeramkan. Ayo pergi dari sini!"

Enna dan Sera yang sudah tidak tahan dengan kekhawatiran mereka, meminta yang lain untuk cepat pergi namun tiba-tiba Elka mununjuk semak di belakang mereka.

"Hewan menyeramkan maksud kalian... Itu?"

Seketika yang lain menoleh ke belakang dan pada saat yang sama pula bulu kuduk mereka berdiri tegap melihat 'hewan' yang muncul dihadapan mereka.

Perlahan keluar dari semak 'hewan' itu memperlihatkan wujudnya di hadapan mereka.

'Hewan' itu adalah serigala yang memiliki tinggi sebesar orang dewasa dan memiliki bulu abu-abu. Tubuhnya dipenuhi otot-otot yang mustahil dimiliki hewan liar biasa. Cakar tajam dan keras yang bahkan bisa menebang pohon dengan mudah. Mata coklat pemangsa nya memperhatikan Elka dan yang lain dengan seksama. Sungguh menyeramkan.

Grrrr...

"Monster..."

Enna yang langsung mengetahui sosok di depan mereka tanpa sengaja berkata seperti itu.

ROOOOOAAAAR!

Seakan marah dengan ucapannya, monster itu langsung menerjang Enna dan membuka mulutnya yang dipenuhi taring tajam.

"Enna!"

Bbuk!

Namun Elka yang ada disamping Enna langsung membuang tubuhnya ke arah Enna. Akibat dorongan Elka, mereka berdua pun selamat dari serangan tak terduga monster itu.

"M-mon.. Monster!"

"Nara, lari, berpencar!"

"B-baik!"

Mendengar ucapa Sera, Nara langsung membalikkan badannya dan lari menjauh dari monster itu. Tapi setelah beberapa saat dia tidak mendengar suara langkah laki. Dia pun menoleh dan terkejut melihat Sera.

Bukannya lari menjauhi monster itu, Sera justru lari mendekati monster yang sedang menatap Elka dan Enna.

"Sera! Mau kemana kau!?"

"Nara, kamu pergi dulu dan cepat cari bantuan yang lain! Aku akan membantu Elka dan Enna untuk melarikan diri!"

"T-tapi Sera!"

"Tidak waktu lagi! Cepat lari!"

"B-baik! Elka, Enna aku pasti akan kembali! Karena itu jangan mati!"

Dash!

Melihat Nara yang mulai pudar ke dalam hutan Sera pun tersenyum dan mengehela nafas.

"Huft, setidaknya Nara bisa selamat dari monster ini."

Sera memfokuskan pandangannya lagi ke monster itu, dia mulai berlari dan berteriak.

"MENJAUH DARI TEMAN-TEMANKU, MONSTER SIALAN!!"

Setelah itu Nara berlari sekuat tenaga sembari berteriak meminta tolong yang tidak lama kemudian bertemu dengan kelompok Fer.