""....""
Silence....
"Elka, kurasa mungkin kita bisa selamat dari serigala ini..."
"Ugh.. Aku juga merasa begitu, Enna tapi."
"Tapi apa?"
"Apa kau lupa bila Fer adalah orang yang selalu mengacaukan sesuatu di bagian akhirnya?"
"Ah.."
"Dan aku masih ingat saat dia salah menebas target dan hampir menebas kepala Bob saat latihan pedang. Ugh, mengingatnya saja sudah membuatku mual."
"Ta-tapi! Lihat Elka! Dia berhasil membuat pedang besar yang mungkin bisa mengalahkan serigala itu!"
"Kuharap begitu."
"..."
▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼
"Hey, kalian! Apa maksud kalian dengan `selalu mengacau` HAH!?"
ENNA! ELKA! Aku dengar semuanya! Kalian jahat sekali berkata seperti itu kepadaku! Maksudku bukan niatku untuk menebas Bob! A-aku hanya tidak fokus dan salah menebas! Semuanya tidak sengaja, iya TIDAK SENGAJA!
"Elka, sepertinya Fer mendengar semua perkataanmu?"
"Hah? Semua yang aku sebutkan itu fakta, Enna. Oh, aku juga masih ingat saat latihan memanah bukankah Fer salah menembak sasaran dan hampir membuat kepala instruktur Paul terluka?"
"Woah...."
"HEY, HENTIKAN!"
KYAAAAAA ELKA!!!! Itu tidak sengaja!! Tidak sengaja!! Bagaimana aku bisa tahu bila panahku hampir mengenai Pak Paul!? Hiks...
Grooooaaar!!
Ditengah perdebatan mereka, serigala yang tadinya hanya mengamati Fer mulai bertindak. Tanah di sekitarnya mulai bercahaya, tanah itu juga mulai melayang dan berubah menjadi bola-bola yang mengelilingi serigala itu.
"!!!!"
Fer yang sadar bila lawannya sedang bersiap untuk menyerang mulai tegang dan memegang pedang dengan erat.
Grip.
Tak lama kemudian monster itu mulai menembakkan bola (peluru) tanahnya ke arah Fer.
Shoot!
Woooosh!
Woooosh!
"Heh!?"
Bahaya! Bahaya!
Fer yang panik tanpa sadar mulai mengayunkan pedangnya ke arah bola tanah itu datang.
"Ahh!! Menjauh dariku!"
Slash!
Slash!
Dan tak disangka bola-bola yang ditembakkan serigala itu dengan mudah terbelah oleh Fer dan jatuh di sampingnya.
Bruk!
"Eh?"
""Eh?"'
Grr?
...
"Woah!"
Grr!!!
Suara Fer yang terkejut dengan performa pedang barunya dan serigala yang terkejut karena bola (peluru) tanahnya dengan mudah ditebas oleh Fer langsung mengisi hutan.
"Pedang ini sangat hebat!!! Hahaha!!"
Wooosh!
Bang!
"Ack!"
Namun siapa sangka bila masih ada bola yg tersisa? Serangan lanjutan serigala itu pun berhasil mengenai Fer.
Grr! Grr!
"Ugh... Hey, yang benar saja! Berani sekali kau menggunakan cara licik serigala sialan!
Graaaar!
"E-eh!?"
Dash!
"Jangan mengejarku!!!!"
Serigala yang tadinya hanya menyerang jarak jauh tiba-tiba lari menuju Fer. Fer yang terkejut dan panik langsung melarikan diri.
"...Sekarang kau percaya Enna?"
"..."
▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼
"Tidaaaak!!"
Graaaor!!
Kenapa serigala itu tiba-tiba mengejarku!? Yang benar saja! Kau kira aku takut, hah!?
ROAR!
...Maaf! Sebernarnya aku sangat takut!
"Tidak tidak! Walaupun aku takut aku harus mencoba menghentikannya! Fino dan yang lainnya juga tidak bisa bertahan lama. Hmm Baiklah!
Grit.
Dengan membulatkan tekadnya Fer akhirnya memutuskan untuk berhenti berlari dan melawan serigala secara langsung. Fer membalikkan badannya dan bersiap berhadapan melawan serigala itu!
"Maju kau, MONSTER!"
Dash!
"Kyaaa!"
Namun tetap saja Fer menghindari terjangan serigala itu tanpa melawannya. Fer berguling ke samping untuk menghindarinya.
Roll!
Bruk!
Grrr!
Ugh, tanpa sadar tubuhku menghindar. Sial. Tapi untuk mengalahkannya aku harus menyerang dan untuk menyerang aku harus membuat rencana!
Huft. Baiklah tenang, Fer ayo kamu pikir dengan baik. Dengan tubuh sebesar itu aku ragu serigala sialan itu akan menyerang bagian kakiku, dia pasti mengincar kepala atau pundakku! Kalau begitu satu-satunya cara untuk menyerangnya adalah saat tubuhnya mengicar bagian atasku lalu aku menunduk menghindar dan menebasnya!
...Tapi bila gagal aku tidak akan punya waktu untuk lari, dan dengan kecepatan refleksnya aku bisa kalah lebih dulu.
....
TIDAK FER! Apa kau lupa bila masih ada teman-temanmu!? Bila bukan kau yg melindungi mereka maka siapa lagi!?
Tremble..
Walaupun kakinya gemetaran, dengan mata yg penuh keyakinan Fer menatap ke arah ancaman yg akan datang. Pandangan Fer seketika diisi oleh sergala yg sudah berbalik arah dan mulai berlari menyerangnya lagi.
Tak sampai sepersekian detik serigala itu berhasil sampai di depan Fer. Sembari membuka mulutnya dia berniat untuk menerkam Fer.
Datang!
ROAR!
Seketika sampai di hadapan Fer serigala itu langsung melompat mengangkat kedua kaki depan dan mulutnya mengincar kepala Fer.
Dugaanku tepat!
Fer yang sudah menyiapkan diri akan serangan itu langsung menekukkan lututnya yang membuat pandangan sergala itu berubah dari kepala Fer menjadi pohon hutan.
Thud!
Tangan yang menggenggam erat pedang bersinarnya, Fer mulai memfokuskan otot dan energinya.
Sekarang tebas!
Menyeleraskan dengan dengan energinya Fer langsung menebas serigala itu.
Slash!
Zrash!
Tebasan horizontal itu Fer arahkan ke bagian perut serigala. Mana yang menyelimuti pedangnya bersinar biru terang seperti menghiasi tebasan Fer menjadi bulan sabit yang menerangi malam.
"Hiyaaaaah!"
Fokus dan tebas dalam!
GROOOOAAR!
Splash!
Serigala itu terkejut tanpa bisa menghindari serangan kejutan Fer. Darah pun mulai mengalir melalui lukanya. Serigala itu terpaksa melanjutkan loncatannya tanpa bisa melukai Fer.
Brukk!
"Huft, berhasil!"
Dengan ini pasti serigala itu pasti akan ragu menyerangku dan aku bisa mengalahkannya dengan mudah!
▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼▼
Crack!
Hm? Suara apa itu?
Terkejut akan suara aneh, Fer pun menoleh ke belakang dan matanya sontak terkejut dengan apa yang dilihatnya.
Serigala yang ia kira sedang lemas kesakitan ternyata malah menatapnya dengan penuh benci. Kaki serigala itu mulai bersinar coklat dan Mana di sekitarnya mulai bergerak.
Ini!? Apa dia akan melakukan serangan tanah lagi!?
"Ja-jangan!"
Crack!
Duri tanah tiba-tiba muncul di depan Fer dari permukaan tanah yang ia pijak. Fer yang sudah menduga serangan itu mencoba menahannya dengan memposisikan pedangnya di dada.
Bang!
"Ack!?"
Walaupun sudah menahan dengan pedangnya Fer masih terpental ke belakang karena daya dorong duri itu yg kuat. Fer pun berguling dan menabrak salah satu pohon.
Bruk!
"Urgh!"
""Fer!""
Argh! sakit sekali.. Walaupun aku sudah mengira serangan yg akan datang tapi tetap saja aku tidak bisa menahannya, sial.
Cough! Cough!
"Ugh- Heh! Ini bukan apa-apa!"
Fer pun mulai berdiri dengan bantuan pedangnya. Tangan dan kakinya terlihat gemetaran serta mulut yg mulai berdarah, meskipun begitu Fer tetap bangkit menahan semua rasa sakit lukanya
"Fer...."
"Elka, apa yg harus kita lakukan? Bila seperti ini Fer bisa..."
Setelah mengeluarkan serangan tanahnya, serigala itu tampak kelelahan karena ia hanya menatap Fer.
Drip
Drip
Luka yang Fer buat mulai mengeluarkan darah.
Grrr...
"He? Kau juga kesakitan ya?"
Groar!
Seperti mengelak, serigala itu meraung pada Fer. Namun dia tidak bisa mengelabui Fer karena serigala itu hanya diam dan terlihat merapatkan giginya menahan sakit.
Ugh. Walaupun aku menggertaknya sebenarnya aku juga sudah tidak kuat lagi, sepertinya luka di perutku juga menjadi semakin parah!
Uwah.. sejak kapan bajuku menjadi merah seperti ini?
Keduanya saling bimbang karena luka yg mereka punya.
Glare
Glare
....
....
....
....
Hey! Kenapa kau hanya diam saja!? Kalau kau tidak mau bagaimana aku bisa menyerangmu!?
....
....
....
....
Sepertinya tidak ada cara lain.
"Hmph, apa boleh buat! Kalau tidak mau menyerangku maka aku yang akan menyerang-"
Tapi tiba-tiba.
Pssssshh.
Lapisan mana di pedang Fer mulai memudar dan akhirnya hilang menyebar ke udara.
"-mu?"
Gr?
""....""
Silience..
"Eh!? Apa maksudnya ini!?"