Chereads / Artika family / Chapter 28 - sakit

Chapter 28 - sakit

hari ini kami akan pulang, setelah berpamitan dengan semuanya juga dengan nirmala si kecil, sempat beberapa kali kami berfoto bersama bahkan bantu menidurkannya.

dia yang semakin aktif bicaranya juga semakin jelas, tumbuh jadi anak yang cantik dan imut, entah kapan kami akan ke sini lagi atau kami akan bertemu lagi sebelum berangkat aku peluk aku cium dia.

rasanya tak ingin lepas tapi mau bagaimana kami harus pulang.

kami Diantar sampai ke bandara melihatnya yang digendong.

"ituut ituut"

katanya

" sayang tante yang mau pulang nanti kita janjian ke sana ya"

kata mamanya

"etuun yaa etuun maa nanan oong"

peluknya

"daah nirmala tante pulang yaa"

kami semua pun sampai masuk ke dalam

dalam perjalanan aku masih saja memikirkan tentang dia sampai rasa ngantuk itu datang dan membuat aku tertidur bersandar di pundak kak arta.

saat aku di bangunkan ternyata kami sudah sampai, akhirnya kamipun dijemput oleh sopir dan lalu berpisah ke jalan pulang masing-masing.

saat kami sampai di rumah ternyata mama dan papa ada disana dengan wajah yang terlihat marah.

Waduh Ada apa nih kira-kira ada masalah kah Kok aku jadi takut ya.

" kalian Dari mana aja"

tanya mama

" kami dari luar kota mah, kenapa Ma"

kata kak arta

" kamu itu sebagai suami bagaimana bisa istri kamu yang lagi hamil besar begitu diajak berpergian nanti kalau terjadi apa-apa gimana, udah pergi tanpa izin"

bentaknya

" Maaf mah arta nggak bilang ke mama soal kepergian kami"

menunduk

" Ok kali ini nggak masalah karena tarika nggak kenapa-napa, kalau sempat terjadi apa-apa dengan dia dan bayinya, Mama nggak bisa maafin kamu sebagai calon ayah dan sebagai suami!! kamu terlalu ceroboh arta"

sambungnya

" Iya Ma Arta janji ini nggak bakal terulang lagi maafin arta ma"

sedih

" tarika juga minta maaf ya"

sedih

" Ya udah lah ma semua juga nggak kenapa-napa kok Yang penting mereka nggak bakal ngulangin lagi kan, Ya di udahin aja lah marahnya Mah kasihan mereka capek Kok malah dimarahin"

kata papa

" walaupun mereka sudah berumah tangga dan mereka pun sudah sama-sama dewasa tapi kalau mereka tidak tahu kalau ini salah kita harus memberitahu mereka pa ini berbahaya buat kesehatan ibu hamil dan bayi"

omelnya lagi

" Ya udah mah nggak usah dilanjutin lagi mereka pasti udah ngerti kok dan mereka udah bilang gak bakal ngulangin lagi udah ya stop marah-marahnya"

kata papa lagi

" Oke!! bener ya nggak bakal terjadi lagi"

tegas mama

"iya ma"

kompak kami

Setelah itu mereka pun mulai bertanya ada tujuan apa kami datang ke sana dan kamipun akhirnya menjelaskan dari awal permasalahan hingga permasalahan selesai sebenarnya mereka merasa tidak percaya tidak mungkin dengan permasalahan yang Kami jelaskan barusan tapi setelah melihat bukti yaitu surat dan uang yang sebelumnya inginkan dikembalikan tapi tidak diterima mereka akhirnya percaya.

setelah tubuh merasakan lelah dalam perjalanan dan juga lelah karena bercerita panjang dan lebar akhirnya kami bisa beristirahat, masuk ke dalam kamar berganti pakaian dan tidur.

seperti biasa waktu tidak pernah menunggu pagi sudah tiba dan kami harus bekerja lagi.

" sayang Yang kenapa kamu enggak buka praktek sendiri"

mendadak

" lah kok gitu Sayang kalau bedah itu kan memang harus di rumah sakit karena perlengkapan lebih lengkap dan juga masih banyak yang membantu dalam proses operasi"

jelasnya

" tapi kalau dipikirkan yang apalagi sekarang kehamilan aku udah masuk 8 bulan aku takut nanti waktu saat aku melahirkan kamu malah nggak ada di samping aku"

menjelaskan rasa ketakutan

" ya semoga aja aku ada di samping kamu sayang apalagi di saat-saat seperti itu"

lanjutnya

" dari pertama aku menerima lamaran kamu kak aku udah yakin dan siap untuk menjadi istri seorang dokter yang akan selalu ditinggal di saat suaminya dipanggil untuk menyelamatkan nyawa orang lain tapi setelah aku merasakan hamil seperti sekarang ini rasanya aku ingin egois Aku ingin kamu selalu ada untukku dan tak pernah membagi waktumu untuk yang lain"

panjangku

" Aku ngerti kok Sayang dan oleh karena itu aku sebisanya untuk membagi waktu antara kamu dan pekerjaan karena dokter adalah cita-citaku dan kamu adalah kehidupanku, aku akan rela meninggalkan cita-citaku untuk kamu kehidupanku tapi kalau kehidupanku masih bisa dijalani dengan baik-baik saja maka aku juga akan meneruskan cita-cita ku ini"

jelasnya

" aku masih bisa sabar kok aku masih bisa mengerti kok Kak, itu semua sudah Kakak mulai bahkan Jauh sebelum kakak mengenal aku, biar aku jadi yang nomor 2 asal aku selalu diutamakan"

senyumku

" Terima kasih udah mau ngertiin aku istriku aku sayang banget sama kamu"

di kecupnya keningku

" aku juga Kak Ya udah aku juga Kak Ya udah yuk kita sarapan"

ajakku

"yuk"

setelah kami Selesai sarapan kami berangkat kerja masing-masing karena jam kerja kami beda 1 jam dan kak Arta terlebih dahulu berangkat lalu aku.

Sebenarnya aku sudah cukup Lelah menjalani masa kehamilan sambil bekerja, seringkali aku harus melihat lokasi pembangunan dan mengontrol beberapa yang kurang sesuai dari denah atau perencanaan.

sempat beberapa kali aku harus makan siang di lapangan sama seperti sekarang ini.

hari ini saat aku ingin pulang dari tadi aku tidak enak seperti mual, Aku kira aku hanya tapi rasa itu semakin parah sampai membuat aku muntah dan pulang balik ke kamar mandi,

aku yang sedari pulang dari kerja berkurung diri di kamar langsung menelpon kak arta.

"telpon"

Tarika:" Kakak di mana?? Bisa pulang sekarang nggak?? perut tarika gak enak banget muntah terus dari tadi"

Arta:" Lah kok bisa ya udah aku OTW"

Tarika:"cpetan yaa ka"

Arta:"iya yank"

Tarika:"hati hati"

Arta:"iya baweeel"

aku yang masih di dalam kamar akhirnya keluar minta tolong pada Bu Inah untuk membuatkan teh hangat, karena itu perutku bukannya semakin membaik malah makin memburuk, aku yank mulai lemas dan memucat.

setelah 15 menit kak arta pun akhirnya sampai di rumah.

" sayang kamu kenapa"

panik

"aku dari tadi mual terus kak pusing juga aku dari tadi muntah muntah kak"

jelasku

"ya ampun yaank, ya udah kita otw ke RS yaa"

kami pun segera berkemas

perutku yang sudah kosong karna sudah keluar semua jadi sakit dan mulai kehilangan kesadaran.

aku mendengar kak arta memanggil-manggil ku tapi aku tak berdaya mataku hanya terpejam terasa gelap dan tubuhku terasa lemas tak dapat bergerak.

suara kak arta terus terdengar di telingaku dan saat itu kesadaranku mulai kembali.

aku sudah berada di dalam kamar Rumah Sakit dengan menggunakan selang oksigen juga infus.

"KERACUNAN!!!"

teriak

hanya itu yang aku dengar sangat jelas dan yang lain samar samar karena kak arta berada di depan ruangan.

aku terus menatapnya dalam diam karna aku belum bisa bergerak atau bicara sampai aku merasa sangat mengantuk dan tidur.

"arta gimana keadaan tarika"

mama baru datang

"sudah membaik maa, tapi ini lagi nunggu dia bangun maah"

jawabku

"kamu yang tenang dulu nak, yang penting kan sudah gak papakan, nanty kalau dia udah bangun kita akan lakuin pemeriksaan lagi yaa"

kata mama menenangkan

"iya maah"

saat itu aku memang mendengar tapi aku sangat malas untuk bangun dan berbicara.

"kak"

panggilku dan mengusap kepalanya, entah sudah berapa lama dia tertidur di sampinkku.

"kak"

lagi

"tarika, kamu udah sadar sayank"

kaget dan langsung bangun dari tidur nya.

"iya"

jawabku singkat

"kamu kok bisa kaya gini sayank, aduuhh bisa gila aku yank"

menggenggam tangan

"entah lupa"

cuekku

"ya ampun yank gak bisa seriusan dikit apa,aku dari tadi tu khawatir banget loo aku malam gini sampe blum mandi tau gak sih"

mencubit pipiku

"aduh yank sakit banget yang aww perutku"

memegang perut

"yank yank bentar DOK DOK TOLONG DOK"

teriak teriak

"Becanda hahahahaha"

tawaku lepas

"TARIKA GAK LUCU YAA"

teriak

"kok kakak bentak aku ci"

sedih

"aah maaf sayank maaf iya iya gak kok yank, kamu sih aku tu khawatir banget sama kamu sayank, kamu habis makan apaan kok bisa sampai keracunan yank"

menatap serius

"aku gak tau sayank, tadi aku makan siang beli di luar yank pas pulaknya itu langsung muntah deeh, hhmm kak si kembar gak papa kan"

aku lupa sesaat kalau aku lagi hamil

"belum tau pasti sayank, nanti lakuin pemerikaaan ya"

ragu

setelah itu aku mulai diam dan semakin berdebar aku mulai membayangkan hal yang tidak tidak.

semoga aja si kembar gak papa yaa.

===============

hai all

semoga kalian gak pada bosen yaa