Makan siang bersama tadi di hotel cukup menyenangkan. Bulan tidak menyangka bahwa Dhany sangat pandai membawa diri untuk diterima oleh ke dua orang tuanya. Seingatnya..Leo tidak mahir dalam hal itu. Leo hanya membuat suasana jadi kaku dan tidak hangat. Tetapi Dhany..mungkin karena terbiasa menghadapi berbagai macam klien di bank nya..semua terasa lebih natural.
Setidaknya mamanya tidak memasang wajah judes saat mereka berpamitan.
Saat di dalam mobil menuju kost.
Dhany, " Orang tua mu cukup menyenangkan. Apa kau pikir mereka menyukai q?"
Bulan, " Tentu saja mereka menyukai mu. Tapi mereka belum memberi tanggapan apapun mengenai kita. Jadi sabarlah dulu kali ini. Apa kau bisa?"
Dhany, " Sebenarnya aq ingin langsung kita menikah saja."
Bulan," Apa kau gila?! Kenapa kau ini begitu terburu-buru. Kau membuat q ingin lari saja."
Dhany, " Aq menyukai mu..tetapi aq khawatir akan kalah bersaing jika uji keromantisan dengan para pesaing q. Aq hanya ahli dalam kecepatan."
Bulan, " Pesaing? Jangan percayai semua yang dikatakan Achilles begitu saja. Dia itu suka berlebihan."
Dhany, " Sepertinya tidak begitu.. Sebelum aq memutuskan untuk masuk dalam arena persaingan ini..aq sudah memetakan kekuatan lawan. Aq tidak mau buta akan musuh-musuh q."
Bulan, " Arena persaingan?? Persaingan untuk mendapatkan kekasih? Apa kau bertaruh dengan teman-teman mu untuk saling mendahului dalam mendapatkan kekasih?"
Bulan merasa mulai kurang nyaman dengan ini.
Dhany, " Iiizzzh..bersaing untuk mendapatkan kekasih? Aq sudah bukan dalam usia mencari kekasih, Bulan..Waktu q saat ini adalah mencari istri. Dan ini tidak ada sangkut-pautnya dengan teman-teman q."
Bulan, " Lalu apa maksudmu?"
Dhany, " Yaa..setidaknya aq harus tau siapa saja yang sedang mendekatimu. Dalam dunia kami..jika ada seorang wanita menjadi rebutan banyak pria maka kemungkinannya ada 2. Yang pertama..dia wanita murahan yang mudah diambil keuntungannya. Biasanya pria yang mendekatinya hanya untuk bermain-main saja. Kemungkinan yang ke dua..wanita itu memang idaman para pria itu. Dan jika ini terjadi maka biasanya pertarungan nya akan lebih rumit."
Bulan, " Oh..benarkah? Bukan kah kau sangat cepat mengambil posisi?"
Dhany, " Kau tidak tau..aq sudah masuk ke dalam nya lebih lama dari yang kau perkirakan. Kau hanya tau bahwa aq mendekatimu setelah ada Achilles yang membantu q. Sejujurnya.. kita pernah bertemu beberapa bulan yang lalu..di kampus mu, saat ada event pencarian tenaga kerja oleh perusahaan-perusahaan di sini, termasuk bank-bank juga. Saat itu aq sedang mengecek anak buah q yang bertugas. Aq melihatmu mondar-mandir bersama 2 orang teman mu.. dan sempat mewawancarai salah satu dari anak buah q. Hmm..saat itu kau terlihat sangat bersinar sekali. hahahaa... Aq sempat melihat ID card mu. Dan aq mulai mencari tau tentang mu saat itu. Daaann.. sebagainya.. daan sebagainyaa.."
Bulan, "...."
Dhany tersenyum saat melihat ekspresi speechless Bulan..Dia tidak menyangka akan sejujur ini dalam mengakui usahanya.
Dhany, " Tidak usah kau fikirkan..ini urusan para pria. Tugas mu adalah menolak atau menerima salah satu dari kami. Tapi sungguh..aq rasa posisi q masih belum cukup aman untuk saat ini. Aq masih ragu akan hati mu terhadap q, Bulan."
Bulan, " Ohh..silahkan saja. Kau pasti punya cara untuk memastikannya. Kau sudah ahli, Dhany.."
Dhany, " Untuk mu..aq masih belum banyak tau. Izinkan aq untuk menyelamimu lebih dalam, Bulan..agar kau nyaman berada di sisi q."
Mobil Dhany berhenti tepat di depan gerbang kost Bulan. Saat Bulan hendak keluar, tiba-tiba saja Dhany menahannya..
"Bulan..besok hari wisuda mu..aq tau jika aq datang saat prosesi..maka akan banyak hati yang terluka. Aq akan membebaskan mu besok. Tetapi..jika ada yang bertindak di luar batasan, maka q akan segera menjemput mu. Setelah hari itu..aq tidak ingin kita sembunyi-sembunyi lagi. Aq ingin semua tau..kau masuk wilayah teritori q."